Dubai Rekrut Koki AI Pertama di Dunia, Hidangkan Kreasi Tartare Dinosaurus

2 days ago 16

Liputan6.com, Jakarta - Kota Dubai yang dikenal sebagai megalopolis berteknologi maju dan bersemangat untuk menjadi yang terdepan di masa depan, kini memperkenalkan inovasi kuliner terbaru yang memicu diskusi. Sebuah restoran baru bernama Woohoo mengklaim mereka menjadi yang pertama di dunia yang mempekerjakan koki AI.

Koki digital yang dikenal sebagai Chef Aiman, adalah sebuah program yang dilatih menggunakan ribuan resep, penelitian kuliner, dan gastronomi molekuler selama beberapa dekade. Chef Aiman berfungsi sebagai otak di balik menu, dengan kemampuan untuk mengoptimalkan menu dan menyeimbangkan rasa dalam setiap kreasi.

Pendirian restoran ini merupakan penyelaman mencolok ke dalam teknologi baru, selaras dengan reputasi Dubai sebagai pusat inovasi dengan pemerintah bahkan memiliki menteri khusus untuk Kecerdasan Buatan. Meskipun konsepnya futuristik, pekerjaan sebenarnya dalam menyiapkan dan menyajikan makanan masih berada di tangan manusia.

Mengutip News.com.au, Minggu, 30 November 2025, salah satu pendiri restoran Turki itu, Ahmet Oytun Cakir mengatakan, "AI akan menciptakan hidangan yang lebih baik daripada manusia mungkin di masa depan." Menu di Woohoo sebagian besar terdiri dari hidangan fusion internasional, tetapi beberapa kreasi AI-lah yang paling menarik perhatian.

Yang paling menonjol adalah 'tartare dinosaurus', sebuah hidangan yang dimaksudkan untuk menciptakan kembali rasa reptil yang punah menggunakan teknologi pemetaan DNA. Dengan harga sekitar 58 dolar Australia atau setara dengan Rp632 ribu, hidangan daging mentah itu disajikan di atas piring yang berdenyut, memberikan ilusi seolah-olah hidangan tersebut 'sedang bernapas'.

Kreasi Unik dan Interaksi Manusia-Mesin

Restoran Woohoo sengaja menciptakan suasana yang selaras dengan konsep AI-nya. Di tengah ruangan yang diterangi lampu neon dan dihiasi animasi sci-fi serta hologram yang dihasilkan oleh AI, terdapat komputer silinder raksasa yang berfungsi sebagai mainframe digital. Mainframe ini digambarkan sebagai sumber daya digital yang mendukung keseluruhan pertunjukan asap dan cahaya di restoran.

Atmosfer ini dirancang untuk beresonansi dengan pelanggan yang terbiasa dengan penawaran mewah dan berteknologi tinggi di Dubai. Konsep itu sukses menghebohkan di media sosial, dan akun Instagram khusus untuk AI Chef menampilkan avatar Chef Aiman yang membagikan tips dan resep dalam bentuk video.

Meskipun demikian, peran manusia tetap krusial dalam operasional harian. Koki manusia Woohoo, Serhat Karanfil, bertugas mengawasi masakan dan bertanggung jawab atas presentasi akhir hidangan. Karanfil mengakui bahwa ia tidak selalu setuju dengan pilihan resep yang dihasilkan Chef Aiman. Proses kolaborasi ini melibatkan dialog antara manusia dan mesin untuk mencapai kesempurnaan.

"Kalau saya mencicipinya, misalnya, dan terlalu pedas, saya berbicara dengan koki Aiman lagi. Setelah kita berdiskusi, kita menemukan keseimbangan yang tepat," jelas Karanfil. 

Koki AI Dikritik Koki Asli

Meskipun didukung para pendiri Woohoo dan beberapa pelanggan, konsep "koki AI" ini dikritik sejumlah tokoh-tokoh terkemuka dalam kancah kuliner Dubai. Salah satu pengkritik paling vokal adalah koki berbintang Michelin, Mohamad Orfali.

Bagi koki Suriah yang restorannya di Orfali Bros, meraih bintang Michelin setahun setelah Dubai bergabung dengan panduan bergengsi pada tahun 2022, 'tidak ada yang namanya koki AI'. Orfali dengan tegas menyatakan kepada AFP, "Saya tidak percaya padanya." 

Orfali menjelaskan pandangannya dengan menggunakan istilah Arab yang dikenal sebagai "nafas" sebuah konsep yang menggambarkan bakat pribadi seorang juru masak, jiwa yang ditanamkan ke dalam makanan, dan kemampuan untuk menyulap hidangan yang luar biasa. Menurutnya, kecerdasan buatan memiliki keterbatasan fundamental dalam hal ini.

"Kecerdasan buatan tidak memiliki perasaan dan ingatan; Singkatnya, tidak memiliki NAFAS... Itu tidak bisa menanamkannya ke dalam makanan," tegas Orfali. Baginya, memasak sejati membutuhkan sentuhan emosional dan pengalaman subjektif yang tidak dapat direplikasi oleh program.

AI Hanya Jadi Asisten Dapur

Orfali membatasi penggunaan AI di restorannya hanya pada tugas-tugas administratif yang bersifat manajerial, seperti mengatur jadwal dapur dan memberikan penelitian tambahan. Ia menyimpulkan bahwa AI dapat berfungsi sebagai "asisten dapur," tetapi pada akhirnya, "itu tidak akan matang," katanya, merujuk pada ketidakmampuan AI untuk menyelesaikan proses memasak secara kreatif.

Terlepas dari perdebatan di kalangan koki profesional, Woohoo berhasil menarik perhatian dan beresonansi kuat dengan konsumen di Dubai. Kota Emirat ini dinilai cenderung boros dalam mengadopsi teknologi terbaru, membuat konsep AI Chef sangat sesuai dengan lingkungan sosialnya. Daya tarik utamanya adalah pengalaman unik dan baru yang ditawarkannya.

Salah satu pelanggan, Dio, yang mengunjungi restoran setelah melihat kehebohan di sekitarnya, mengatakan, "Ini adalah konsep yang sangat kreatif, jadi saya pikir saya harus mengalaminya sendiri, hidangannya luar biasa," katanya.

Ahmet Oytun Cakir menyatakan bahwa dukungan publik di Dubai terhadap ide-ide inovatif seperti ini sangat besar. "Semua orang mendukung ide-ide ini di sini, di Dubai," katanya. Restoran ini telah memanfaatkan keriuhan media sosial secara efektif, dengan avatar koki Aiman yang secara aktif berinteraksi secara online.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |