BNPB Ungkap 38 Korban Diduga Masih Terjebak Reruntuhan Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

1 week ago 27

Liputan6.com, Jakarta - BNPB mencatat total 102 orang menjadi korban ambruknya musala Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Sementara, ada 38 orang dilaporkan belum ditemukan.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengungkapkan dari jumlah tersebut 91 orang berhasil menyelamatkan diri secara mandiri, sementara 11 orang dievakuasi tim SAR gabungan. Dari 11 korban yang dievakuasi, satu orang ditemukan meninggal dunia.

“Sebanyak 77 korban luka-luka telah dibawa ke rumah sakit terdekat. Rinciannya, 34 orang dirawat di RSUD Sidoarjo, 38 orang di RS Siti Hajar, dan 4 orang di RS Delta Surya,” ujar Abdul Muhari, Selasa (30/9).

Korban Terjebak Reruntuhan

Para korban hilang diduga terjebak di bawah reruntuhan bangunan empat lantai yang roboh saat proses pengecoran. Tim SAR gabungan hingga kini masih melakukan pencarian intensif.

BNPB memastikan operasi pencarian melibatkan unsur Basarnas, BPBD Kabupaten Sidoarjo, BPBD Provinsi Jatim, TNI, Polri, serta berbagai relawan SAR. Fokus utama tim adalah memastikan keamanan struktur bangunan yang masih berdiri, sambil membuka jalur evakuasi korban.

“Peristiwa ini masuk kategori bencana kegagalan teknologi konstruksi. Ke depan, kami mengingatkan pentingnya penerapan standar keselamatan pembangunan yang lebih ketat, agar musibah serupa tidak terulang,” ucap Abdul.

Detik-Detik Musala Ambruk

Sebelumnya, Muhammad Zahrawi (17) santri Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, asal Bangkalan, Madura, lolos dari maut karena meninggalkan shaf salat asar untuk ke kamar mandi.

Santri kelas 10 itu menceritakan, saat itu dirinya sudah bersiap mengikuti salat berjemaah di musala. Namun beberapa detik sebelum salat dimulai, ia keluar dari barisan jamaah karena ingin buang air kecil.

“Saya keluar shaf untuk pipis. Saat saya sampai di kamar mandi pipis, tiba-tiba terdengar suara gemuruh keras dari arah musala," kata Zahrawi, Selasa (30/29).

Ketika ia kembali, pemandangan yang disaksikan sungguh memilukan. Musala sudah rata dengan reruntuhan bangunan, jamaah salat tertimbun beton. “Saya sempat melihat tiga orang santri MTs meninggal tertimbun reruntuhan,” kata Zahrawi.

Menurut Zahrawi, sebelum kejadian, seorang santri yang membantu pembangunan sempat mengingatkan bahwa bangunan di atas mulai bergerak tidak stabil. Namun informasi tersebut tak sempat sampai ke pengurus, lantaran sebagian besar tengah melaksanakan salat Ashar.

Dugaan Penyebab Musala Ambruk

Bangunan musala Ponpes Al Khoziny yang ambruk berada di lantai satu. Musibah ini dipicu ketidakmampuan struktur menahan beban bangunan baru yang tengah dibangun hingga lantai tiga. Diduga, beban cor dan material terlalu berat sehingga lantai dasar tidak kuat menopang.

Sejumlah korban berhasil dievakuasi, sementara puluhan lainnya masih dalam pencarian. Proses evakuasi diperkirakan membutuhkan waktu panjang, mengingat bangunan yang ambruk cukup besar, material berat, dan lokasi musala berada di bagian tengah kompleks pondok.

Tragedi ini meninggalkan duka mendalam, sekaligus menjadi pengingat betapa rapuhnya kehidupan. Zahrawi, yang selamat karena alasan sederhana, mengaku tak pernah menyangka hidupnya masih diselamatkan. “Saya masih diberi umur panjang, terima kasih Ya Allah,” ujarnya.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |