Liputan6.com, Jakarta - Beach club terbesar di dunia akan dibuka tahun ini, mengalahkan Atlas Beach Club di Bali. Sirene Beach by Gaia akan beroperasi di Pantai J1 Dubai di Jumeirah, Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), pada Desember 2024.
Menurut The Sun, dikutip dari news.com.au, Jumat (1/11/2024), klub seluas delapan ribuan meter persegi ini akan mengambil inspirasi dari pulau-pulau Yunani. Bersama kolam renang pribadi, akan ada 300 kursi berjemur dan kabin mewah sehingga pengunjung "tidak perlu berebut tempat."
Di dalamnya akan ada 10 restoran dan tiga bar, beberapa di antaranya sudah buka. Gigi Rigolatto Italia, yang sekarang sudah buka, memiliki kolam renang pribadi, bar Bellini, bahkan sirkus anak-anak.
Almayass by the Sea dibuka pada Jumat, 1 November 2024, dengan makanan Lebanon dan Armenia. Restoran Jepang Baoli, dengan interior seperti hutan, akan dibuka bulan depan.
African Queen akan menyajikan campuran makanan Prancis dan Afrika, dengan restoran Nigeria yang belum disebutkan namanya yang masih akan diungkap. Makanan Spanyol akan ditemukan di Gitano dan makanan Prancis di Chouchou, yang akan memiliki "kolam renang khas Rosé."
Restoran lain akan mencakup Kaimana dari Polinesia dan La Baia dari Italia Selatan. Lunico menggambarkan dirinya sebagai "permata tempat makan mewah yang berubah jadi bar larut malam." Para tamu bahkan dapat dibawa ke "dunia kuno" dengan Pantai Nineve yang didasarkan pada budaya dan mitologi Mesopotamia.
Restoran Berbintang Michelin
Juga, akan ada restoran berbintang Michelin, dengan perpaduan cita rasa Mediterania dan Asia di Sakhalin. Namun, tempat terbaik untuk dikunjungi saat matahari terbenam adalah Sirene, dengan minuman beralkohol khas Myconian dan DJ lokal.
"Sirene adalah tempat yang ingin kami ciptakan agar para tamu dapat menikmati hari mereka seolah-olah sedang berlibur, meski hanya beberapa jam," kata koki Izu Ani. "Tinggal di tengah lingkungan kehidupan yang serba cepat, kita semua butuh waktu untuk melarikan diri, tempat di mana waktu melambat, dan membawa Anda ke realitas lain — tempat di mana Anda dapat bersantai dan memulihkan tenaga."
Saat ini, klub pantai terbesar ada di Indonesia. Atlas Beach Club di Bali memiliki klub malam sendiri, bar, restoran, dan kolam renang. Namun, Sirene Beach by Gaia akan mengalahkan ukurannya saat dibuka sepenuhnya.
Masih terkait beach club, video memperlihatkan umat Hindu yang sedang menjalani upacara ngelanus di Pantai Berawa, Bali, dikagetkan dentuman kembang api FINNS Beach Club jadi viral di media sosial, baru-baru ini. Terkait kejadian tersebut, Wakil Bendesa Adat Berawa Wayan Kumara mengatakan, pihaknya sudah meminta bar pantai tersebut menunda atraksi kembang api mereka.
Kurang Berkomunikasi
Pasalnya, saat itu masih berlangsung ritual umat Hindu di area pantai. Pihaknya juga tidak terima ketika dianggap "kurang berkomunikasi" dengan FINNS Beach Club.
"Kalau miskomunikasi, itu enggak benar karena pada saat terjadinya upacara di sana yang diisi sulinggih (orang suci) sebelum kembang api meluncur, ada komunikasi untuk menunda," kata dia usai dimintai keterangan Satpol PP Bali di Denpasar, Jumat, 18 Oktober 2024, dilansir dari Antara.
Namun, menurut dia, permintaan itu tidak dihiraukan. "Sudah jadwal katanya kembang api jam sekian, jadi ini bukan masalah komunikasi," imbuh Kumara. "Untuk menunda kembang api sebentar harusnya bisa-bisa saja, posisinya ini acara adat harusnya dihormati dengan menyetop sementara, cuma 30 menit."
Pihak Desa Adat Berawa tidak hanya kecewa perihal atraksi kembang api yang tidak dapat ditunda. Pada Satpol PP Bali, mereka juga membeberkan bahwa atraksi itu berlangsung di area pantai milik publik, bukan lingkup FINNS.
Selain itu, berdasarkan paruman adat yang ditetapkan pada Mei 2024, sudah disepakati bahwa beach club hanya boleh menggelar atraksi kembang api di pantai dua kali seminggu. Namun, FINNS dituduh menggelarnya setiap hari.
Pembelaan Pihak Beach Club
Kumara berkata, "Setiap hari itu FINNS (menggelar pesta kembang api), jelas masyarakat mengeluh. Kalau semua kelab yang besar-besar itu mengadakan kembang api setiap hari, bagaimana wilayah desa adat? Itu di pantai, bukan areanya FINNS."
Sementara itu, Manager Security FINNS Made Sudiarta mengaku, komunikasi pihak desa adat terlalu mendesak dengan waktu kembang api meluncur. "Waktunya mepet. Kami memiliki operator kegiatan kembang api menggunakan alat, jadi tidak bisa serta-merta. Kalau saja waktunya tidak terlalu dekat, semua bisa dilakukan," klaimnya.
Dari laporan karyawan di lapangan, panitia ritual baru meminta menunda pukul 18.50 Wita, sementara kembang api meluncur pukul 19.00—22.00 Wita. "Sebenarnya bisa saja 10—15 menit, tapi kan otoritas pada kepalanya, sementara yang bersentuhan itu anggota, dan anggota tidak memiliki hak keputusan," ujar Sudiarta.
Menyinggung soal kepekaan pihak kelab pantai dengan sudah terpasangnya tenda upacara sejak pagi, FINNS membela dengan mengatakan umumnya, ritual di area Pantai Berawa tidak berlangsung sampai malam, sehingga tidak menduga akan bersamaan waktunya dengan pesta kembang api.
FINNS juga menegaskan bahwa aksinya meluncurkan kembang api di Pantai Berawa setiap hari sudah mendapat izin Polda Bali. Pihaknya mengaku memperpanjang izin atraksi tersebut setiap bulan.