Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi memperingatkan bahwa pemegang visa yang tinggal melebihi batas waktu di wilayah negara mereka akan menghadapi hukuman berat. Pengumuman ini dirilis seiring persiapan pihaknya menghadapi puncak Haji 2025.
Melansir Arab News, Selasa (13/5/2025), pihaknya memperingatkan bahwa para pelanggar visa dapat menghadapi denda hingga 50 ribu riyal, atau sekitar Rp222 juta, sanksi penjara hingga enam bulan, dan/atau deportasi, lapor Saudi Press Agency. Pemerintah Arab Saudi juga mengimbau warga negara dan residen mereka untuk memastikan bahwa tamu yang datang dengan visa kunjungan atau umrah mematuhi peraturan.
"Visa dari semua jenis — kecuali visa haji — tidak memberi hak pada pemegangnya untuk melakukan ibadah haji,” tulisnya di X, beberapa waktu lalu. Menyambut baik keputusan tersebut Osama Ghanem Alobaidy, seorang profesor hukum di Riyadh, mengatakan bahwa "sangat penting" untuk memastikan pengunjung mematuhi hukum.
"Langkah Kementerian Dalam Negeri (Arab Saudi) akan membantu menangani manajemen kerumunan secara efisien, dan memastikan keselamatan dan keamanan jamaah selama haji," imbuhnya. Bulan lalu, kementerian juga memperingatkan perusahaan, serta lembaga haji dan umrah untuk mematuhi hukum dan peraturan negara.
Pihaknya mengatakan bahwa perusahaan atau lembaga yang menunda pelaporan orang yang tidak jadi berangkat haji akan didenda hingga 100 ribu riyal, atau sekitar Rp444 juta. Denda yang dibebankan akan dikalikan berdasarkan jumlah orang yang terlibat.
Musim Haji Dimulai
Beberapa rombongan Haji tahun ini telah sampai di Tanah Suci. Departemen Paspor di Bandara Internasional King Abdulaziz di Jeddah pada Minggu, 11 Mei 2025, terus menerima jamaah haji yang akan menunaikan ibadah haji 1446 H, dan menyelesaikan prosedur masuk mereka dengan lancar.
Direktorat Jenderal Paspor menegaskan bahwa mereka telah mengerahkan semua sumber dayanya untuk memfasilitasi masuknya jemaah haji di titik-titik masuk dengan perangkat teknologi terkini, yang dioperasikan personel yang berkualifikasi dan fasih dalam bahasa para jemaah haji.
TTW melaporkan, Arab Saudi telah menyambut rombongan pertama jemaah haji di Jeddah dan Madinah dengan keramahtamahan luar biasa. Ibadah haji tahunan telah resmi dimulai, dengan penerbangan dari Bangladesh, Pakistan, Malaysia, dan India menandai dimulainya perjalanan suci ini bagi ribuan jemaah.
Saat menyambut rombongan pertama jemaah haji, akhir bulan lalu, Menteri Transportasi dan Layanan Logistik Arab Saudi, Saleh Al-Jasser, menyampaikan doa terbaiknya pada para jemaah dan meyakinkan mereka bahwa Kedutaan Besar, konsulat, dan misi haji berkomitmen penuh dalam memberi dukungan atau bantuan apapun.
Dokumen Digital
Platform pemerintah Saudi telah meluncurkan layanan yang memungkinkan tampilan semua izin resmi terkait Haji 2025 sebagai langkah lebih lanjut untuk memfasilitasi pergerakan jemaah ibadah tahunan tersebut, lapor Gulf News. Layanan terbaru melalui aplikasi Tawakkalna terhubung ke platform digital terpadu untuk izin haji, "Tasreeh."
Layanan Tawakkalna memfasilitasi peninjauan semua jenis izin haji yang dikeluarkan lembaga pemerintah Saudi yang memberi wewenang pada pemegangnya, baik jemaah domestik maupun luar negeri, untuk memasuki Mekkah dan tempat suci lainnya.
Layanan ini terintegrasi secara teknis dengan Kementerian Haji Arab Saudi melalui platform "Nusuk." Izin-izin ini meliputi izin bagi petugas haji, izin bagi relawan dalam semua kegiatan terkait haji, dan izin bagi kendaraan yang mengangkut mereka.
Persiapan seputar Haji tidak hanya dilakukan di dua kota suci: Makkah dan Madinah. Pemerintah kota Taif, yang jadi tempat persinggahan utama para jemaah dalam perjalanan menuju Mekkah, telah mengumumkan mobilisasi skala penuh untuk menyediakan layanan yang lancar bagi para jamaah selama musim Haji 2025.
Persiapan Kota Penyangga
Semua sektor di Taif, yang terletak sekitar 75 km dari Mekkah, telah meningkatkan kesiapan mereka untuk melayani para jemaah haji. Kota di bagian barat Arab Saudi ini secara administratif merupakan bagian dari wilayah Mekkah, tempat ritual haji tahunan dilaksanakan.
Wali Kota setempat, Abdullah Al Zaidi, menekankan pentingnya menunjukkan fleksibilitas maksimum dalam melaksanakan rencana terkait haji. Ini dilakukan untuk memastikan kemudahan bagi para peziarah yang tiba di wilayah tersebut, baik melalui Bandara Taif, melalui jalur darat dari negara-negara Teluk, maupun dari dalam kerajaan.
Bandara Taif merupakan salah satu dari enam bandara Saudi yang ditunjuk untuk menerima jamaah haji. Bandara lainnya adalah Bandara King Abdulaziz di Jeddah; Bandara Prince Mohammed bin Abdulaziz di Madinah; Bandara Prince Abdulmohsen bin Abdulaziz di Yanbu; Bandara King Fahd di Dammam; dan Bandara King Khalid di Riyadh.
Bandara-bandara ini beroperasi melalui 11 terminal dan memiliki lebih dari 18 ribu karyawan. Otoritas penerbangan sipil Arab Saudi telah mengalokasikan lebih dari 3 juta kursi untuk jemaah haji domestik dan internasional melalui penerbangan carteran dan terjadwal selama musim haji tahun ini.