Liputan6.com, Jakarta Masih banyak orang yang gamang, apakah susu kental manis bukan susu? Yup, pertanyaan itu pun masih menghantui banyak orang dari dulu hingga kini.
Fyi, susu kental manis adalah produk yang dihasilkan dari penguapan sebagian besar air dari susu segar, yang kemudian ditambahkan gula untuk memberikan rasa manis yang khas.
Proses ini menghasilkan tekstur yang kental dan creamy, sehingga sering digunakan sebagai pelengkap dalam berbagai sajian, termasuk menu sarapan.
Tak hanya membuat lebih nikmat, mengonsumsi SKM sebagai pelengkap menu sarapan dapat membantu memenuhi energi yang dibutuhkan untuk memulai hari. Untuk mengetahui lebih lengkap apakah susu kental manis bukan susu, ketahui terlebih dahulu hal-hal ini, ya!
Sejarah Susu Kental Manis
Dikutip dari berbagai sumber, sejarah mencatat bahwa susu kental manis awalnya tercipta karena masalah susu segar yang cepat basi dan tak tahan lama, terutama karena waktu itu belum ada teknologi pendingin.
Sebenarnya, manusia sudah mulai pakai susu untuk diolah jadi minuman dan bahan makanan sejak zaman batu, sekitar 10.000 SM. Bahkan, arkeolog dari Universitas Bristol, Inggris, menemukan sisa susu pada tembikar kuno yang diperkirakan berusia 5.000 SM di Polandia. Dari situ, manusia sudah mulai cari cara supaya susu bisa lebih awet dan tak mudah rusak.
Pada tahun 1820, Nicholas Appert dari Prancis berhasil mengawetkan susu kental manis dalam botol. Setelah itu, inovasi serupa juga dilakukan oleh Gail Borden Jr. dari Amerika Serikat. Borden terinspirasi oleh cerita sedih anak-anaknya yang meninggal setelah minum susu basi.
Dia mulai meneliti cara supaya susu bisa awet lebih lama. Pada 1853, Borden menemukan cara mengentalkan susu dengan cara penguapan bertekanan rendah.
Borden pun menciptakan alat yang bisa mengentalkan susu dengan cara yang lebih mudah dan praktis. Dalam panci hampa udara, susu direbus pada suhu 136 derajat Fahrenheit, yang lebih rendah dari suhu mendidih normal.
Hasilnya, susu tetap enak dan tak berubah warna dan yang paling penting, susu itu bisa bertahan lama. Borden pun terus mengembangkan teknologi ini hingga bisa diproduksi dalam skala besar.
Setelah bertahun-tahun riset, pada 1856, Borden akhirnya mendapat paten untuk penemuannya. Temuan ini merevolusi industri pengolahan susu. Pabrik susu kental manis Borden di Elgin, Illinois, bahkan memproduksi ratusan ribu galon susu kental manis untuk pasokan tentara saat Perang Saudara Amerika pada tahun 1861.
Kemudian, George dan Charles Page, dua bersaudara dari Swiss, mendirikan Anglo-Swiss Condensed Milk Co. di Cham. Pada 1884, John B. Meyenberg juga menemukan cara baru untuk mensterilkan susu kental manis dalam kaleng.
Proses pembuatan susu kental manis terus disempurnakan, dengan mengurangi kandungan uap airnya sampai 40%. Akhirnya, susu kental manis dengan kemasan kaleng mulai tersebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Komposisi Susu Kental Manis
Berdasarkan Pedoman Standar Pangan BPOM, Susu Kental Manis (SKM) merupakan produk susu kental yang diperoleh dengan menghilangkan sebagian air dari campuran susu segar dan gula melalui proses tertentu hingga mencapai tingkat kepekatan tertentu, dengan atau tanpa penambahan bahan lain. Gula yang digunakan berfungsi untuk mencegah kerusakan produk.
Selain itu, SKM juga memiliki kadar lemak susu minimal 8% dan protein minimal 6,5%. Di industri susu, terdapat berbagai jenis SKM, antara lain Susu Kental Manis Full Cream, Susu Kental Manis Lemak Nabati, dan Krimer Kental Manis.
Meski tampak serupa, ketiga jenis SKM memiliki perbedaan karakteristik yang dapat dilihat dari komposisinya. Secara umum, komposisi SKM terdiri dari susu sapi gear, minyak nabati, bubuk whey, buttermilk bubuk, maltodextrin, air, susu bubuk skim, gula, dan bahan tambahan lainnya.