Liputan6.com, Jakarta Keunikan budaya Suku Bugis yang tersebar luas di Sulawesi Selatan, terutama di wilayah Makassar, melahirkan kekayaan kuliner yang tak tertandingi. Masyarakat Bugis terkenal dengan tradisi bahari dan agrarisnya, yang tercermin dalam penggunaan bahan-bahan lokal seperti beras ketan, ikan, pisang, dan kelapa. Perpaduan bahan-bahan ini menghasilkan hidangan yang kaya rasa, mulai dari sajian utama yang gurih hingga aneka kue tradisional (kue basah).
Jelajahi setiap sudut kuliner di wilayah ini dan kamu akan menemukan hidangan yang sarat akan filosofi dan sejarah lokal. Banyak makanan Bugis yang awalnya disajikan hanya pada upacara adat atau ritual, kini dapat dinikmati sehari-hari. Beberapa di antaranya bahkan menjadi oleh-oleh wajib yang tahan lama.
Kami telah merangkum panduan lengkap berisi 30 lebih makanan khas Bugis-Makassar yang wajib kamu coba lewat Buku Ragam Kudapan Maluku, Sulawesi Dan Kalimantanoleh Murdijati-Gardjito, Umar Santoso, Eni Harmayani · 2023, dari jajanan pasar hingga hidangan upacara adat. Siapkan dirimu untuk mencicipi rasa manis gula kelapa yang legit, gurihnya beras ketan, dan aroma khas daun pisang yang menyelimuti. Berikut adalah daftar kuliner Bugis yang autentik dan tak boleh kamu lewatkan.
Kue Basah Tradisional dan Kudapan Hangat
1. Barongko
Barongko adalah kue khas Makassar yang dibuat dari pisang yang dicampur dengan santan dan telur. Kue ini dibungkus menggunakan daun pisang, kemudian dikukus hingga matang sempurna. Umumnya, pisang yang digunakan adalah pisang kepok atau pisang ambon.
Tekstur kue ini sangat lembut karena sebelum dikukus, pisang dihaluskan terlebih dahulu bersama santan menggunakan blender. Bagi masyarakat Bugis-Makassar, barongko memiliki rasa massipa yang berarti lezat dan khas. Barongko yang otentik harus dibuat oleh orang dengan pengalaman bertahun-tahun.
Kue ini sering disajikan dalam berbagai acara adat atau pertemuan penting. Barongko memiliki kemiripan dengan kue sunting. Barongko adalah sajian yang sangat lembut dan manis.
2. Kue Sunting
Kue Sunting hampir mirip dengan barongko yang berasal dari Bugis juga, tetapi memiliki tekstur yang lebih padat karena menggunakan tapioka. Selain itu, semua bagian buah pisang kecuali kulitnya digunakan, berbeda dengan barongko yang tidak menggunakan bagian tengah pisang yang berbiji hitam. Kue ini juga hampir sama dengan kue talam, tetapi kue sunting menggunakan telur.
Oleh karena penggunaan telurnya tidak terlalu banyak, kue sunting tidak mengembang seperti kue pada umumnya. Teksturnya lebih mirip kue talam yang agak padat dan lembut. Kue ini adalah pilihan kudapan yang memadukan tekstur padat dan lembut.
Kue Sunting adalah variasi kue pisang Bugis yang unik. Ia sering disajikan sebagai hidangan penutup yang mengenyangkan.
3. Bolu Peca
Bolu Peca adalah bolu khas Suku Bugis yang memiliki cita rasa manis dan tekstur lembut. Kue ini dibuat dari bahan sederhana, seperti telur, gula pasir, vanili, soda kue, dan campuran tepung ketan serta terigu yang kemudian dikukus. Ciri khas utama bolu ini adalah siraman gula kelapa (kinca) yang membuatnya bercita rasa unik.
Proses pembuatannya unik karena kinca baru disiramkan setelah bolu selesai dikukus. Setelah disiram gula kelapa dan didiamkan selama kurang lebih satu jam, gula akan meresap dan kue akan berwarna kecokelatan. Awalnya teksturnya kenyal, tetapi menjadi sangat lembut setelah gula kelapa meresap.
Bolu Peca biasanya disajikan pada acara-acara resmi Suku Bugis, contohnya pada upacara pernikahan. Bolu peca yang unik ini nikmat dinikmati sebagai teman minum teh tawar atau kopi. Siraman gula kelapa menjamin manis legit yang meresap sempurna.
4. Sikaporo
Sikaporo adalah kue yang terlihat cantik dan menarik karena terdiri dari dua lapisan warna yang berbeda. Lapisan atas berwarna kuning, dan lapisan bawah berwarna hijau. Sikaporo dibuat dari telur, santan, gula pasir, serta pewarna kuning telur dan air daun pandan untuk warna hijau.
Sikaporo dengan dua lapis warna biasa disebut Sikaporo Tello atau Sikaporo telur. Ada pula Sikaporo yang hanya terdiri dari satu lapis warna, yaitu hijau yang berasal dari air daun pandan. Tekstur Sikaporo yang lembut membuat banyak orang mengira kue ini adalah agar-agar, padahal rasanya sangat khas.
Sikaporo ini biasanya disajikan dalam pesta pernikahan atau hajatan besar lainnya, seperti khataman Al-Qur'an hingga sunatan. Daun pandan sering digunakan sebagai bahan pembungkus. Kue ini adalah sajian istimewa yang sarat makna.
5. Bayao Nibalu
Bayao Nibalu adalah kudapan khas Bugis yang berbentuk mirip seperti pancake dengan warna kuning, mirip dengan kue cucur bayao. Keunikan kue ini terletak pada bahan isiannya yang menggunakan durian. Teksturnya mirip spons, tidak selembut pancake modern.
Kudapan ini hampir sama dengan pancake durian yang saat ini populer di kalangan masyarakat. Bayao nibalu biasanya disajikan pada upacara pernikahan adat, yaitu dalam ritual malam sebelum pernikahan yang bernama appakanre bunting. Ritual ini menyimbolkan harapan kesejahteraan.
Dalam ritual ini, orang tua mempelai wanita menyuapi anak mereka dengan beberapa kue, termasuk Bayao Nibalu. Gula yang manis dan telur pada kue ini disimbolkan sebagai lambang kemakmuran dan kesejahteraan bagi pengantin baru.
6. Cucuru Bayao
Cucuru Bayao adalah kue cucur khas Bugis yang biasa juga disebut kue telur. Kue ini berbeda dengan kue cucur di kawasan lain karena berwarna kuning terang dan berbentuk bulat pipih, bukan kecokelatan. Rasanya manis dan teksturnya lembut.
Kue ini menggunakan banyak telur, terutama bagian kuning telurnya saja. Penggunaan telur dalam jumlah cukup banyak menyebabkan kue ini berwarna golden (seperti emas). Warna keemasan ini menyimbolkan kemuliaan, kemegahan, dan keagungan.
Oleh karena makna baik tersebut, Cucuru Bayao selalu hadir saat selamatan atau acara yang menggambarkan kebahagiaan. Kue ini merupakan salah satu sajian wajib dalam tradisi suku Bugis.
7. Cucuru Tekne
Cucuru Tekne merupakan kudapan khas Bugis yang dibuat dari tepung beras dan gula kelapa. Cucuru tekne ini memiliki rasa yang khas manis gula kelapa, bertekstur renyah, dan nikmat disantap. Bentuknya lonjong dan sedikit mengerucut di bagian ujungnya sehingga menjadikannya lebih unik.
Kue ini menjadi salah satu sajian dalam bosara' yang disajikan pada upacara adat pernikahan suku Bugis. Rasanya yang renyah dan manis membuatnya cocok sebagai kudapan ringan. Cucuru Tekne adalah varian kue cucur Bugis yang berbeda bentuk dan tekstur.
Kudapan ini sering menjadi bagian dari hidangan penutup yang disajikan kepada tamu terhormat. Cita rasa gula kelapanya sangat dominan dan khas.
Olahan Ketan dan Singkong Penuh Filosofi
8. Songkolo Bagadang
Songkolo merupakan makanan khas Bugis dan Makassar yang dapat digolongkan sebagai kudapan atau makanan pokok. Songkolo dibuat dari beras ketan putih atau ketan hitam, kemudian dikukus hingga masak. Ini adalah hidangan yang serbaguna.
Songkolo biasanya disajikan dengan taburan serundeng (kelapa parut yang sudah digoreng). Dengan serundeng, songkolo termasuk kudapan. Namun, ia juga sering disajikan dengan lauk-pauk seperti ikan asin kering dan telur itik asin, menjadikannya makanan pokok.
Kata "Bagadang" merupakan bahasa Makassar yang menunjukkan bahwa makanan ini dijual hingga dini hari untuk melayani mereka yang masih belum tidur alias bergadang. Kuliner ini dapat kamu temukan di warung-warung malam di Makassar.
9. Sokko Palopo
Sokko Palopo merupakan kudapan yang selalu hadir dalam beberapa tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Bugis. Sokko artinya beras ketan, sedangkan Palopo berarti gula kelapa. Sokko dibuat dari beras ketan yang direndam dan dikukus, lalu diaroni dalam santan encer bersama daun pandan.
Untuk Palopo, meski artinya gula kelapa, ia tidak hanya dibuat dari lelehan gula kelapa saja, melainkan juga ditambahkan bahan lain seperti santan, telur, dan durian. Ketan yang sudah diaroni kembali dikukus hingga masak.
Sokko Palopo memiliki cita rasa manis legit yang dalam, menjadikannya sajian spesial. Ia wajib hadir dalam upacara adat Bugis sebagai lambang penghormatan.
10. Katrisala
Katrisala adalah kudapan tradisional khas Bugis yang memiliki dua lapis dalam tiap potongnya. Lapisan bawahnya dibuat dari beras ketan dan lapisan atasnya (serikaya) dibuat dari campuran gula kelapa dan telur. Perpaduan bahan ini menghasilkan cita rasa lezat dan khas.
Yang khas dari Katrisala ini adalah penggunaan ketan hitam pada lapisan bawahnya, ditambah ketan putih sebagai pengikat. Perbandingan ketan hitam dan putih bisa disesuaikan. Kudapan ini menggunakan cetakan khusus yang berbentuk bundar.
Kudapan ini merupakan salah satu isian bosara (wadah saji bertudung) yang disajikan saat acara pernikahan dan acara adat lainnya. Katrisala hampir mirip dengan serikaya ketan dari Jawa, tetapi ketan hitamnya memberikan tekstur yang lebih legit.
11. Ropisi
Ropisi merupakan kudapan tradisional Bugis yang cukup sederhana, hanya berasal dari beras ketan saja tanpa tambahan bumbu apa pun. Ropisi dibuat dari beras ketan yang dibungkus dengan daun pisang, kemudian dikukus hingga masak. Rasa otentiknya berasal dari beras ketan yang pulen.
Kudapan ini adalah salah satu sajian pendamping yang sering disajikan bersama makanan lain. Ropisi memiliki tekstur yang kenyal dan rasa gurih alami dari ketan. Kue ini mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional.
Ropisi adalah contoh makanan Bugis yang sederhana namun sarat akan fungsi dalam tradisi. Ia sering menjadi pelengkap dalam wadah Bosara saat upacara adat.
12. Songkolo Bandang
Meskipun namanya hampir sama dengan songkolo bagadang, Songkolo Bandang sangat berbeda. Kue ini juga sering disebut dengan kue janda oleh orang Bugis. Kue ini hampir mirip seperti bandang mallojo atau kue seksi.
Bedanya, untuk songkolo bandang ini menggunakan beberapa pewarna, baik alami maupun pewarna buatan. Aneka warna yang biasa digunakan adalah warna hijau yang diperoleh dari daun suji dan warna merah dari pewarna merah. Ia adalah kue basah yang beraneka warna.
Songkolo Bandang memiliki tekstur yang lembut dan disajikan tanpa bungkus, seperti Bandang Mallojo. Kue ini adalah pilihan kudapan manis yang berwarna-warni.
13. Kaddo Boddong
Kaddo Boddong merupakan kudapan khas Bugis semacam kue dadar dari ketan, tetapi berbeda dengan dadar gulung atau panekuk isi gula kelapa. Adonannya bertekstur seperti pasir kasar tetapi lembap di tangan. Tekstur ini diperoleh dari penyaringan tepung beras dengan sedikit air masak.
Adonan disaring di atas wajan datar antilengket yang telah dipanaskan. Untuk isiannya, yakni kelapa parut yang tidak dicampur dengan gula kelapa, melainkan dengan gula pasir. Hal ini membuat warna isiannya berwarna putih, yang unik.
Cita rasa kudapan ini legit dan manis. Kaddo Boddong adalah kue dadar ketan unik yang jarang ditemukan di kawasan lain.
14. Sukko Kakkala
Kudapan Sukko Kakkala berasal dari Bugis, Sulawesi Selatan, yang cukup sederhana cara pembuatannya. Kudapan ini berbahan dasar tepung gaplek yang dikukus, kemudian dicampur dengan kelapa parut dan garam.
Sukko Kakkala memiliki tekstur yang kenyal dan rasa gurih asin yang dominan. Kue ini merupakan contoh olahan hasil bumi Bugis yang diolah secara tradisional. Ia sering disajikan sebagai kudapan saat santai.
15. Tara’jong
Sekilas, Tara’jong ini mirip dengan bura'ngasa, tetapi tidak dibuat dari kacang hijau. Tara’jong dibuat dari singkong yang dimasak dengan sedikit garam hingga lunak. Singkong rebus ini kemudian dihaluskan dan ditambahkan gula kelapa sisir.
Adonan ini dibentuk bulat pipih dan dicelupkan dalam larutan tepung. Tara'jong menawarkan rasa manis legit dari gula kelapa dan tekstur lembut singkong. Kudapan ini adalah varian olahan singkong khas Bugis.
Aneka Pisang dan Jajanan Kaki Lima
16. Pisang Epe
Pisang Epe merupakan salah satu kudapan unik khas Kota Makassar yang banyak diburu dan menjadi kudapan favorit masyarakat. Pisang epe berbahan dasar pisang raja yang belum terlalu masak, lalu dipanggang. Kata "epe" berasal dari bahasa Makassar yang artinya "jepit".
Sesuai namanya, pisang epe dimasak dengan cara dipanggang di atas bara api setelah sebelumnya ditekan hingga gepeng. Pisang epe yang telah dibakar kemudian disiram dengan saus gula kelapa yang kental.
Saat ini, pisang epe telah dikembangkan dengan berbagai pilihan topping modern, seperti serutan cokelat, keju, nangka, kacang panggang, atau kelapa sangrai. Kamu bisa menemukan pisang epe dengan mudah di sepanjang Pantai Losari.
17. Kalimbu
Kalimbu adalah sejenis kue yang dibuat dari campuran singkong dan pisang yang berasal dari Suku Bugis. Kalimbu berasal dari kata makkalimbu yang berarti menyelimuti. Kue ini memang merupakan pisang tanduk yang diselimuti oleh adonan singkong parut, gula pasir, dan garam.
Jenis singkong yang digunakan dipilih singkong yang pulen bila dimasak. Kalimbu adalah kudapan basah yang sangat cocok dihidangkan bersama secangkir teh hangat atau kopi hitam panas. Kue ini biasanya disajikan dengan taburan kelapa parut di atasnya.
Kalimbu adalah jajanan tradisional yang menunjukkan kekayaan hasil bumi Bugis. Kamu bisa menemukan kue basah ini di pasar-pasar tradisional pada pagi hari.
18. Bandang Mallojo
Bandang Mallojo adalah kuliner khas Bugis yang cukup sederhana, berbahan dasar ubi kayu atau singkong dan pisang utti/susu. Bahan lain yang ditambahkan adalah kelapa parut, garam, dan gula. Di Bugis sering disebut Lame Aju atau Lame Kaju.
Kue ini memiliki tampilan yang unik, yaitu disebut sebagai kue seksi. Ia disebut demikian karena kue ini memiliki tampilan yang tidak tertutup (tidak dibungkus), memamerkan isi pisangnya. Bandang Mallojo menawarkan rasa manis dan gurih yang sederhana.
Bandang Mallojo berbeda dengan Bandang-Bandang, yang dibungkus daun pisang. Kamu bisa mencari kue ini sebagai jajanan pasar harian.
19. Bandang-Bandang
Bandang-Bandang khas Bugis ini berbahan dasar pisang, tetapi sedikit berbeda dengan Bandang Mallojo. Kudapan ini dibungkus dengan daun pisang sehingga tampilannya tertutup. Ia diolah dengan cara dikukus.
Pisang yang digunakan dibalut dengan adonan tapioka, tepung beras, gula, dan santan. Dari penampilannya, Bandang-Bandang mirip seperti kue nagasari karena pembungkus dan cara mengolahnya sama. Kue ini memiliki tekstur yang lembut dan legit.
Bandang-Bandang sering dijajakan di pasar tradisional sebagai kue basah. Ia menjadi pilihan kudapan yang mengenyangkan.
20. Doko-Doko Cangkuning
Doko-doko Cangkuning atau Roko-roko Cangkuning merupakan kue khas Bugis yang dibuat dari tepung beras dan santan. Isinya berupa kelapa parut yang dicampur gula kelapa. Dalam bahasa Bugis, doko artinya bungkus.
Kue ini diisi dengan adonan khas Bugis yang disebut cangkuning. Karena dibungkus lagi dengan daun pisang, maka dinamakan doko-doko cangkuning. Kue ini tidak pernah kehilangan penggemarnya.
Kudapan ini umum dinikmati sebagai teman berbuka puasa. Kamu bisa menjumpai doko-doko cangkuning di hampir semua pedagang kue di Kota Makassar karena rasanya yang khas dan aromanya yang harum dari balutan daun pisang.
21. Bugis Mandi
Kue Bugis Mandi merupakan salah satu kue tradisional yang memiliki cita rasa sedap dan lembut. Kue Bugis sebenarnya hampir mirip dengan klepon, tetapi ukuran, bentuk, dan cara penyajiannya berbeda. Bugis mandi biasa dinikmati bersama gurihnya santan.
Kue yang bulat hijau dengan isian campuran kelapa parut dan gula kelapa disajikan dengan bermandikan saus santan yang kental. Inilah yang melatarbelakangi kue ini disebut bugis mandi. Kue bugis mandi dapat dibuat bervariasi, dengan isian kacang hijau atau warna bulatan yang berbeda.
Kue ini cukup populer dan mudah dijumpai di Makassar. Rasa manis dari isian gula kelapa dan gurihnya saus santan adalah kombinasi yang lezat.
22. Katiri Mandi
Katiri Mandi terdiri dari bola-bola ketan yang bermandikan kuah santan nan manis yang ditambahkan gula kelapa. Kuah santan dan gula kelapa membuat bola-bola ketan ini menjadi berwarna kecokelatan. Keistimewaan kudapan ini adalah penggunaan durian pada campuran kuahnya.
Ada pula Katiri Mandi ubi ungu, yaitu bola-bola ketannya ditambahkan ubi jalar ungu yang dihaluskan. Varian ini tidak menggunakan gula kelapa dan durian, melainkan gula pasir. Katiri mandi sering dikira mirip kolak biji salak atau jenang grandul.
Kudapan ini menawarkan tekstur kenyal dari bola ketan dan rasa manis gurih dari kuah santan durian.
23. Buroncong/Kui-Kui
Buroncong adalah kue yang memiliki bentuk mirip dengan kue pukis, yaitu setengah lingkaran. Di suku Mandar, kue ini dikenal dengan nama Kui-kui. Kue ini dibuat dari tepung terigu yang dicampur dengan parutan kelapa muda, soda kue, gula, dan santan.
Biasanya Buroncong/Kui-kui dinikmati ketika masih hangat pada pagi hari sebagai menu sarapan favorit Suku Bugis di Parepare. Kue ini cocok disajikan bersama teh atau kopi. Aroma kelapa parutnya sangat menggugah selera.
24. Roti Berre
Roti nan lezat ini memiliki julukan yang berbeda, ada yang menyebutnya sebagai roti panggutu (wajan) karena dipanggang di wajan biasa. Ada juga yang menyebutnya dengan nama roti kempo atau roti utti. Kudapan ini dapat dijumpai pada pagi hari sebagai menu sarapan Suku Bugis di Parepare.
Sebenarnya berre' berarti beras, namun roti ini dibuat dari tepung beras. Roti Berre atau Rober berbahan tepung beras, gula pasir, kelapa parut, garam, air, dan ragi. Cara pembuatannya mirip dengan apem atau serabi, dipanggang di wajan dan ditutup dengan pallekko (penutup tanah liat).
Roti Berre adalah sarapan tradisional yang hangat dan mengenyangkan. Rasa kelapa parutnya memberikan ciri khas Bugis.
Kue Kering dan Oleh-Oleh Khas Bugis
25. Baje Bandong
Baje Bandong merupakan kudapan tradisional khas Bugis yang dibuat dari beras ketan putih yang dicampur gula pasir dan kelapa parut. Ini adalah makanan yang wajib kamu bawa pulang sebagai oleh-oleh. Baje Bandong dikemas dengan unik.
Kudapan ini dikemas dengan kertas minyak yang berwarna-warni dan dibentuk seperti permen dengan ukuran kecil. Dahulu, Baje Bandong merupakan oleh-oleh andalan perantau Bugis-Makassar. Rasa legit dan tekstur ketannya sangat khas.
Baje Bandong adalah salah satu oleh-oleh yang awet dan mudah dibawa. Ia menjadi simbol kuliner khas Bugis yang manis dan legit.
26. Tenteng Kenari
Tenteng Kenari adalah kue tradisional Selayar yang berbahan dasar kenari. Selayar dikenal sebagai kawasan penghasil kenari yang cukup banyak, sehingga masyarakat mengolahnya menjadi panganan lezat. Proses pembuatannya cukup panjang.
Kenari diolah dengan gula kelapa menjadi Tenteng Kenari yang memiliki cita rasa manis. Setelah kenari dijemur dan dikupas, biji kenari diolah hingga siap. Ini adalah salah satu oleh-oleh khas Selayar.
Tenteng Kenari memiliki tekstur yang renyah dan gurih dari kenari. Tenteng ini adalah oleh-oleh yang tahan lama dan sangat direkomendasikan.
27. Tenteng atau Baje Canggoreng
Tenteng adalah makanan khas Bugis yang sangat sederhana, berbahan dasar gula kelapa dan kacang tanah. Kudapan ini biasa juga disebut sebagai Baje Canggoreng. Kudapan ini memiliki ukuran bite size atau "sekali hap" yang membuatnya menjadi favorit.
Dahulu, kemasan Tenteng ini menggunakan kulit jagung yang dibentuk seperti permen, tetapi kini banyak dikemas dalam plastik modern. Rasa manis dan renyahnya kacang menjadi ciri khas utama.
Tenteng adalah oleh-oleh yang awet dan populer di Sulawesi. Ia menjadi kudapan manis yang disukai masyarakat.
28. Beppa Ogi
Beppa Ogi khas Bugis ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan tenteng atau baje canggoreng. Ia dibuat dari gula kelapa dan kacang yang dicampur. Bedanya, Beppa Ogi tidak dikemas menggunakan kulit jagung, melainkan lebih banyak dikemas menggunakan plastik atau disajikan dalam wadah kedap udara.
Selain itu, Beppa Ogi juga memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan Baje Canggoreng. Beppa Ogi selalu ada dalam upacara adat Bugis yang disajikan dalam bosara' (wadah saji bertudung).
Beppa Ogi memiliki rasa manis yang legit, menjadikannya kudapan yang dihormati dalam tradisi. Ia dapat menjadi oleh-oleh yang tahan lama.
29. Jipang
Jipang adalah kudapan yang terbuat dari beras ketan yang diolah. Di Bugis, Jipang turut menjadi salah satu kuliner khas, tetapi hanya terdapat warna cokelat dari balutan gula kelapa. Jipang khas Bugis bertekstur renyah.
Jipang Bugis dibuat dari beras ketan yang dikukus, dikeringkan, dan disangrai. Beras ketan sangrai ini kemudian dimasukkan dalam sirup gula kental. Setelah itu, adonan diratakan, dipotong persegi, dijemur, dan digoreng hingga mengembang.
Jipang khas Bugis ini menjadi oleh-oleh yang renyah dan tahan lama. Ia populer sebagai kudapan saat bersantai.
30. Haje Ban'ah
Haje Ban'ah adalah kue khas suku Selayar yang mirip dengan wajik. Namun, bahan bakunya berbeda karena dibuat dari ban'ah (bahasa Selayar) atau yang dikenal sebagai jawawut (sorgum). Biji ini diolah menjadi kue dengan corak awasa-bintik hitam.
Cita rasanya manis karena menggunakan gula kelapa. Teksturnya pun renyah dari jawawut yang digunakan. Kue ini menunjukkan bagaimana masyarakat Bugis mengolah hasil bumi lokal menjadi kudapan lezat.
Kue Haje Ban'ah menjadi oleh-oleh khas Selayar yang unik dan patut dicoba.
31. Cakko-Cakko
Cakko-Cakko merupakan kudapan kering khas Bugis yang merupakan favorit anak-anak. Kue ini rasanya manis dan dikemas dengan kemasan warna-warni yang menarik. Dibuat dari sagu yang telah dijemur dan disangrai di atas wajan.
Sagu kemudian diaduk bersama dengan parutan kelapa sampai masak. Cakko-cakko biasanya dimakan dengan taburan gula pasir atau gula kelapa. Kudapan ini juga menjadi kudapan khas Bajo yang dikenal dengan nama pondi-pondi.
Pondi-pondi berbeda karena menggunakan tepung beras. Cakko-cakko yang dikemas warna-warni membuatnya menarik dan sering menjadi jajanan ringan.
32. Roti Maros
Roti Maros merupakan roti khas Bugis yang berbentuk bulat. Roti ini dilengkapi dengan isian selai kaya (srikaya) yang manis. Roti maros biasa disingkat dengan sebutan "Roma".
Nama Maros diambil dari asal roti ini, yaitu Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. Hingga saat ini, isian roti maros tetap konsisten dengan rasa selai srikaya saja. Roti maros yang diisi rasa lain tidak akan disebut sebagai Roti Maros.
Roti Maros sangat cocok dijadikan oleh-oleh yang dapat bertahan beberapa hari. Ini adalah kudapan manis dengan isian srikaya yang otentik.
33. Otak-Otak Tenggiri
Otak-Otak Tenggiri juga terkenal diproduksi oleh masyarakat Bugis. Kudapan ini dibuat dari ikan tenggiri yang dibungkus daun pisang dan dipanggang. Daun pisang yang digunakan adalah daun pisang batu.
Daun pisang batu digunakan agar warnanya tidak luntur saat pengukusan. Otak-otak tetap tampak segar saat disajikan. Otak-otak Bugis menawarkan rasa ikan tenggiri yang gurih dan beraroma.
Otak-otak tenggiri Bugis adalah sajian khas yang mudah ditemukan di pedagang kaki lima. Rasanya yang gurih sangat cocok untuk ngemil.
Q&A Seputar Makanan Khas Bugis
Apa keunikan pisang yang digunakan dalam Kalimbu sehingga berbeda dari kue pisang lainnya?
Kalimbu menggunakan pisang tanduk yang diselimuti oleh adonan singkong parut. Kue ini dinamai dari kata makkalimbu yang berarti menyelimuti. Ini adalah perpaduan unik pisang dan singkong yang disajikan dengan taburan kelapa parut.
Mengapa kue seperti Bandang Mallojo dijuluki sebagai "kue seksi" oleh masyarakat Bugis?
Bandang Mallojo dijuluki "kue seksi" karena tampilannya yang tidak tertutup atau tidak dibungkus daun pisang. Hal ini memperlihatkan isi pisang dan adonan singkong di dalamnya, berbeda dengan Bandang-Bandang yang dibungkus rapi.
Selain di Palembang, di mana lokasi di kawasan Bugis yang terkenal dengan produksi Otak-Otak Tenggiri?
Otak-Otak Tenggiri juga terkenal diproduksi oleh masyarakat Bugis di Makassar. Ciri khasnya adalah penggunaan daun pisang batu sebagai pembungkus agar warna daunnya tidak luntur saat dipanggang, sehingga otak-otak tetap tampak segar.
Mengapa Roti Maros hanya diakui dengan satu jenis isian saja?
Roti Maros konsisten hanya menggunakan isian selai kaya (srikaya) yang khas. Jika roti bulat tersebut diisi dengan rasa lain, masyarakat ataupun pembuat roti tidak akan menyebutnya sebagai Roti Maros. Nama Roti Maros diambil dari Kabupaten Maros, tempat asalnya.
Bagaimana cara pembuatan Bayao Nibalu menyimbolkan harapan baik dalam tradisi pernikahan adat Bugis?
Bayao Nibalu disajikan dalam ritual appakanre bunting (malam sebelum pernikahan). Penggunaan gula yang manis dan telur pada kue ini disimbolkan sebagai lambang kemakmuran, kesejahteraan, dan keagungan yang diharapkan untuk dianugerahkan pada pengantin baru.