10 Jajanan Tradisional Khas Jawa Tengah yang Mulai Langka tapi Lezat, Kini Sulit Ditemui

6 days ago 36

Liputan6.com, Jakarta Cita rasa kuliner Nusantara tidak pernah gagal memikat hati, terutama ketika berbicara tentang jajanan tradisional khas Jawa Tengah yang mulai langka tapi lezat. Ada keunikan pada setiap jenisnya, baik dari cara pengolahan maupun bentuk penyajian. Kue seperti mendut, krasikan, atau sengkulun memiliki filosofi tersendiri yang terkait erat dengan adat dan budaya setempat. 

Keistimewaan jajanan tradisional khas Jawa Tengah yang mulai langka tapi lezat tidak hanya terletak pada rasanya, tetapi juga nilai budaya di baliknya. Di balik setiap adonan, tersimpan kisah perjuangan para pembuat kue yang mempertahankan resep keluarga, di tengah gempuran makanan cepat saji. Melalui aroma wangi daun pisang, kelembutan tepung ketan dan manisnya gula jawa, mereka menghadirkan kenangan masa lalu dalam bentuk sederhana namun berharga.

Kini, upaya melestarikan jajanan tradisional khas Jawa Tengah yang mulai langka tapi lezat menjadi penting, agar generasi muda tetap mengenal dan menghargai kekayaan kuliner daerahnya sendiri. Di tengah arus globalisasi, menjaga eksistensi jajanan lawas berarti mempertahankan identitas budaya bangsa. Mencicipinya bukan sekadar menikmati rasa, melainkan juga menghormati sejarah panjang masyarakat Jawa yang penuh kearifan lokal. 

Berikut ulasan lengkap yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (13/10/2025).

1. Wingko Babat – Manis Legit Khas Semarang yang Menggoda Selera

Wingko Babat menjadi salah satu ikon kuliner legendaris dari kota Semarang yang telah melekat kuat dalam kenangan banyak orang. Bentuknya bulat pipih berwarna kekuningan kecokelatan dengan aroma kelapa panggang yang khas, menghadirkan sensasi harum begitu menggoda bahkan sebelum digigit.

Kue tradisional ini dibuat dari campuran kelapa muda parut, tepung ketan, serta gula pasir, menghasilkan tekstur lembut di bagian tengah namun sedikit renyah pada pinggirannya. Setiap gigitan Wingko Babat menghadirkan paduan rasa gurih kelapa dan manis gula yang berpadu seimbang, menciptakan kenikmatan sederhana namun menenangkan. Biasanya dijual dalam bentuk kecil-kecil yang dikemas rapi, menjadikannya pilihan oleh-oleh favorit wisatawan yang berkunjung ke Semarang. Lebih dari sekadar camilan, Wingko Babat adalah simbol cita rasa masa lampau yang tetap digemari lintas generasi.

2. Krasikan – Legitnya Tradisi dalam Setiap Potongan Kue

Krasikan merupakan kudapan tradisional berbahan dasar ketan yang dipadukan dengan kelapa parut dan gula merah hingga membentuk tekstur padat serta rasa manis gurih yang khas. Kue ini biasanya dicetak dalam bentuk persegi kecil-kecil dan beraroma harum dari kelapa tua yang disangrai, menghasilkan cita rasa otentik yang jarang ditemukan pada jajanan modern. Saat digigit, rasa manis gula merah yang meresap sempurna berpadu lembut dengan aroma kelapa sangrai yang menguar, seolah menghidupkan kembali suasana sore di rumah nenek di desa.

Meski tidak setenar jenang atau wingko, sensasi legit dan gurihnya seringkali meninggalkan kesan mendalam bagi siapa pun yang mencicipinya. Krasikan bukan hanya kue, tetapi juga bagian dari warisan kuliner Jawa Tengah yang membawa nostalgia dan kehangatan dalam setiap potongannya.

3. Es Gempol Pleret – Kesegaran Nostalgia dalam Setiap Tegukan

Es Gempol Pleret menjadi salah satu minuman khas Jawa Tengah yang menawarkan keseimbangan rasa manis, gurih, dan segar dalam satu sajian. Minuman ini terbuat dari adonan tepung beras yang dibentuk menjadi bola kecil (gempol) dan lembaran pipih (pleret), kemudian disiram kuah santan manis yang diberi gula merah cair. Saat disajikan bersama es batu, sensasi segarnya langsung terasa, menghadirkan kenangan masa kecil di siang hari yang terik.

Banyak orang menyamakan cita rasa Es Gempol Pleret dengan es dawet, meskipun keduanya memiliki karakteristik berbeda — gempol lebih kenyal, sedangkan pleret memberi tekstur lembut menyerupai agar. Minuman ini tidak hanya menyegarkan tenggorokan, tetapi juga membawa nuansa nostalgia tradisional yang sulit tergantikan oleh minuman kekinian.

4. Mendut – Lembut, Harum, dan Penuh Keotentikan Nusantara

Mendut termasuk jajanan tradisional yang memiliki tempat istimewa di hati pencinta kuliner klasik. Terbuat dari tepung ketan yang diolah hingga menjadi adonan lembut, kue ini diisi campuran kelapa parut yang telah dimasak bersama gula merah hingga menciptakan cita rasa manis legit.

Saat dikukus, aroma daun pisang yang membungkusnya menambah sensasi harum alami yang menggoda selera. Teksturnya lembut dan kenyal, memberikan pengalaman menggigit yang memuaskan. Warna luarnya biasanya hijau pandan atau merah muda, memberi tampilan cerah nan cantik. Dulu, Mendut kerap hadir dalam acara adat, hajatan, maupun kenduri, namun kini juga banyak dijumpai di pasar tradisional sebagai camilan harian. Setiap gigitan membawa kehangatan rasa dan kelezatan alami khas jajanan Nusantara tempo dulu.

5. Grontol – Kesederhanaan Jagung Rebus yang Memikat Selera Lokal

Grontol merupakan sajian tradisional dari Jawa Tengah yang terbuat dari butiran jagung rebus yang dicampur parutan kelapa dan sedikit garam. Hidangan ini sederhana dalam tampilan, namun memiliki cita rasa yang kaya dan menggugah nostalgia. Jagungnya direbus hingga lembut, lalu disajikan hangat dalam balutan kelapa parut segar, menciptakan paduan rasa gurih, manis, dan lembut sekaligus.

Dulu, grontol menjadi jajanan favorit anak-anak desa sebelum berbagai kudapan modern bermunculan. Kini keberadaannya mulai jarang ditemui, tergeser oleh makanan kekinian seperti jagung susu keju, padahal cita rasa grontol menyimpan keotentikan rasa masa lampau yang sarat makna. Setiap sendokannya menghadirkan sensasi sederhana namun mengenyangkan, seolah membawa kembali kenangan masa kecil di kampung halaman.

6. Geblek – Camilan Tradisional dari Singkong yang Gurih dan Kenyal

Geblek berasal dari daerah Purworejo dan Kulon Progo, terkenal akan bentuknya yang menyerupai angka delapan. Kudapan ini dibuat dari tepung singkong yang diolah hingga menjadi adonan lentur, lalu digoreng hingga bagian luar berwarna keemasan dan renyah, sementara bagian dalam tetap kenyal. Biasanya disajikan bersama saus kacang yang gurih dan sedikit manis, menciptakan kombinasi rasa yang seimbang antara asin, manis, dan gurih.

Teksturnya unik—garing di luar, lembut di dalam—menjadikan geblek camilan yang sulit dilupakan. Masyarakat setempat kerap menjadikannya teman minum teh di sore hari atau hidangan pendamping saat acara adat berlangsung. Meski sederhana, geblek memiliki daya tarik tersendiri sebagai simbol kuliner khas pedesaan Jawa yang autentik dan ramah di lidah.

7. Sengkulun – Manis Kenyal Berwarna-Warni dari Rembang

Sengkulun merupakan jajanan khas Rembang yang memikat perhatian lewat tampilannya yang berwarna-warni dan mengilap. Kue ini biasanya dibuat dari tepung ketan yang dicampur kelapa parut, lalu dikukus hingga menghasilkan tekstur kenyal dan lembut. Permukaannya yang berlapis-lapis menampilkan warna cerah seperti merah muda, hijau, dan putih, menambah daya tarik visual yang ceria.

Rasanya manis dan gurih dalam takaran pas, membuatnya cocok dinikmati saat santai bersama keluarga. Meski kini mulai sulit ditemukan di pasar modern, sengkulun tetap menjadi warisan kuliner berharga yang mencerminkan kekayaan rasa serta kreativitas masyarakat Jawa Tengah dalam mengolah bahan-bahan sederhana menjadi hidangan penuh estetika.

8. Capret Pekalongan – Camilan Renyah dari Tepung Tapioka yang Bikin Nagih

Capret adalah jajanan tradisional khas Pekalongan yang terkenal akan kerenyahannya. Terbuat dari tepung tapioka yang digoreng kering hingga bertekstur garing, capret menghadirkan sensasi gurih ringan yang memanjakan lidah. Teksturnya yang renyah membuatnya cocok dijadikan teman minum teh di sore hari, atau camilan santai kapan pun keinginan datang. Rasanya tidak terlalu kuat, sehingga mudah dinikmati berbagai kalangan usia.

Biasanya dijual di pasar tradisional maupun toko oleh-oleh khas Pekalongan, menjadi buah tangan favorit wisatawan. Meski tampil sederhana, kelezatan capret membuktikan bahwa cita rasa otentik tak selalu harus rumit untuk memikat hati.

9. Growol – Cita Rasa Tradisional dari Singkong yang Pernah Gantikan Nasi

Growol merupakan makanan khas Yogyakarta yang memiliki sejarah panjang sebagai pengganti nasi pada masa lalu. Terbuat dari singkong yang dikukus lalu difermentasi ringan, makanan ini memiliki aroma khas serta rasa sedikit asam yang unik. Proses pembungkusannya menggunakan daun pisang menambah wangi alami saat disajikan.

Teksturnya lembut namun padat, cocok disantap bersama lauk sederhana seperti sambal terasi, ikan asin, atau sayur lodeh. Walaupun kini jarang dijumpai, growol tetap menjadi bukti bagaimana masyarakat Jawa mampu beradaptasi dalam memenuhi kebutuhan pangan di masa sulit. Cita rasanya yang sederhana tetapi berkarakter membuatnya pantas disebut warisan kuliner bersejarah yang menggambarkan ketahanan budaya masyarakat lokal.

10. Wedang Tahu – Hangatnya Perpaduan Jahe dan Sari Kedelai

Wedang Tahu adalah minuman tradisional Jawa Tengah yang kini semakin langka, namun selalu dirindukan oleh pencintanya. Terbuat dari sari kedelai yang diolah menjadi bubur lembut menyerupai tahu, minuman ini disajikan bersama kuah jahe hangat bercita rasa pedas manis. Saat diminum, sensasi hangat jahenya menyebar di seluruh tubuh, menciptakan rasa nyaman dan menenangkan, terutama di cuaca dingin.

Tekstur lembut bubur tahu yang berpadu dengan aroma rempah membuat wedang ini bukan sekadar minuman, melainkan pengalaman kuliner yang menenangkan jiwa. Penjualnya kini memang mulai jarang ditemui, namun bagi sebagian orang, semangkuk wedang tahu tetap menjadi simbol kenangan masa kecil yang penuh kehangatan.

FAQ Seputar Topik

Mengapa jajanan tradisional Jawa Tengah mulai langka?

Kelangkaan jajanan tradisional disebabkan oleh berkurangnya penjual, popularitas tergeser makanan modern, bahan baku sulit, dan proses pembuatan yang masih manual.

Apa saja contoh jajanan tradisional khas Jawa Tengah yang mulai sulit ditemukan?

Contohnya adalah Clorot, Grontol, Jenang Krasikan, Kue Mendut, Sengkulun dan masih banyak lagi.

Bagaimana cara melestarikan jajanan tradisional khas Jawa Tengah?

Pelestarian dapat dilakukan dengan mengonsumsi dan membeli jajanan tradisional, belajar membuatnya, serta dukungan pemerintah melalui inventarisasi dan inovasi pemasaran.

Mengapa mendut dan sengkulun termasuk dalam jajanan tradisional khas Jawa Tengah yang mulai langka tapi lezat?

Keduanya dibuat dari tepung ketan serta parutan kelapa, menghasilkan tekstur kenyal lembut dan aroma khas. Meskipun sederhana, proses pembuatannya cukup rumit dan membutuhkan waktu lama, sehingga tak banyak penjual yang masih mempertahankan keasliannya. Inilah yang membuat kedua kudapan ini semakin sulit ditemukan.

Bagaimana cara menikmati jajanan tradisional khas Jawa Tengah agar cita rasanya terasa maksimal?

Jajanan tradisional paling nikmat disantap dalam keadaan hangat ditemani teh melati atau kopi tubruk. Aromanya akan lebih terasa, sementara rasa gurih dan manisnya menyatu sempurna di lidah. Menikmatinya perlahan membuat setiap gigitan terasa lebih bermakna, seolah membawa kembali suasana desa yang damai.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |