Upaya Kurangi Food Waste: Bapanas Dorong Kolaborasi Rantai Pangan

4 days ago 24

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menegaskan komitmen memperkuat kebijakan pengurangan food loss and waste (FLW) sebagai agenda strategis nasional.

Dalam expert meeting bersama Indonesian Gastronomy Community (IGC) yang digelar pada Sabtu (29/11/2025), Bapanas menekankan pentingnya kolaborasi seluruh rantai pangan dari produsen hingga konsumen untuk mengatasi persoalan pemborosan pangan secara efektif.

Direktur Kewaspadaan Pangan Bapanas Nita Yulianis menjelaskan bahwa strategi nasional pengurangan FLW fokus pada tiga pilar utama, yaitu penguatan kebijakan dan program aksi berbasis perubahan perilaku, penyediaan fasilitas penyelamatan pangan, serta penyempurnaan sistem data dan informasi penyelamatan pangan.

“Tiga strategi utama ini menjadi fondasi gerakan kita. Mulai dari membangun awareness, mendorong aksi kolaboratif, hingga menghadirkan data yang mampu menunjukkan bahwa aksi pengurangan FLW ini benar-benar berjalan dan berdampak. Kita menghimpun ragam upaya di lapangan dalam satu platform agar ekosistemnya terkoneksi,” kata Nita.

Nita menekankan tantangan terbesar dalam pengurangan FLW adalah membangun kesadaran bahwa pangan sisa bukan sampah, melainkan potensi yang dapat dimanfaatkan kembali.

“Kita perlu membangun awareness sejak awal, karena isu ini bukan semata teknis, tapi juga soal perilaku. Kalau kita bergerak bersama pemerintah, komunitas, pelaku usaha, serta akademisi maka pemanfaatan pangan bisa jauh lebih optimal sebelum akhirnya benar-benar menjadi sampah,” ujarnya.

Nita juga mengapresiasi berbagai inisiatif lokal yang berkembang secara organik di sejumlah kota dan provinsi sebagai bukti meningkatnya kesadaran masyarakat akan isu pangan berkelanjutan.

Sejumlah anak muda Afrika Selatan memenangkan lomba untuk membuat rumah tanpa emisi karbon. Desain rumah ini menggabungkan tenaga surya, pendingin pasif, penampungan air hujan dan kebun pangan, dan diharapkan bisa mengurang jejak karbon negara ini. B...

Pendekatan Gastronomi untuk Perubahan Perilaku

Ketua Umum IGC Ria Musiawan menegaskan isu pemborosan pangan bukan sekadar masalah efisiensi produksi dan distribusi, tetapi menyangkut cara bangsa menghargai pangan sebagai bagian dari budaya dan keberlanjutan.

“Keberlanjutan pangan tidak hanya bergantung pada ketersediaan produksi, tetapi juga kemampuan kita mengelola konsumsi dan mengurangi limbah pangan secara konsisten. Setiap tahun jutaan pangan terbuang sia-sia, menimbulkan kerugian ekonomi dan tekanan terhadap lingkungan serta ketahanan pangan nasional,” ujar Ria.

Ria menjelaskan bahwa melalui pendekatan gastronomi yang bertanggung jawab, IGC mendorong perubahan perilaku konsumsi yang lebih bijak.

“Setiap makanan yang diproduksi, diolah, dan dikonsumsi harus dihargai sebagai wujud penghormatan terhadap budaya, alam, dan masa depan kita. Pertemuan ini dirancang untuk mengidentifikasi isu strategis, menajamkan narasi kebijakan, dan membuka peluang inovasi lintas sektor,” tambahnya.

Pertemuan ini menjadi ruang sinergi untuk memperluas kolaborasi dan memperkuat penyusunan strategi nasional pengurangan FLW secara lebih komprehensif. Bapanas menegaskan keberhasilan gerakan ini membutuhkan keterlibatan pemerintah daerah, komunitas gastronomi, pelaku usaha, akademisi, serta masyarakat luas.

Melalui penguatan kebijakan, konsolidasi data, dan inovasi lapangan, pemerintah berharap gerakan pengurangan FLW memberikan kontribusi nyata terhadap ketahanan pangan nasional, efisiensi rantai pasok, dan pengurangan tekanan lingkungan.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |