Turis Terdampar di Bandara Gara-Gara Penerbangan Batal Imbas Konflik India-Pakistan

16 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Sekitar selusin turis India terlantar di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) setelah penerbangan dibatalkan karena konflik India-Pakistan. Para penumpang yang menuju Amritsar, India, mengklaim penerbangan mereka dibatalkan pada menit terakhir, Rabu, 7 Mei 2025.

Karena itu, melansir The Strait Times, Minggu, 11 Mei 2025, mereka terpaksa mengeluarkan uang lagi untuk membeli tiket dan berangkat ke New Delhi. Belasan turis ini mengklaim bahwa maskapai penerbangan mereka tidak menyediakan pengaturan akomodasi yang tepat.

Tushar Thaman, seorang pelajar yang baru pertama kali mengunjungi Malaysia, mengatakan bahwa rombongannya baru mengetahui pembatalan tersebut saat mereka tiba di bandara dan diminta mengganti penerbangan. "Saya seorang pelajar dan saya berada di sini selama seminggu," kata laki-laki berusia 18 tahun tersebut.

"Saya tidak punya uang tambahan untuk membayar perubahan penerbangan. Saya harus meminjam uang dari seorang teman. Kami ada 12 orang, dan kami merasa tidak berdaya. Kami harus menghabiskan sekitar seribu ringgit (sekitar Rp3,8 juta) per orang untuk mengganti tiket," imbuhnya.

Ia menambahkan bahwa penumpang lain yang terdampak diberi akomodasi, tapi rombongan mereka tidak. Pelajar lainnya, Mohit Bagga, mengatakan bahwa mereka kehabisan uang dan tidak punya tempat tinggal setelah membeli tiket pesawat pengganti.

"Kami harus tidur di bandara malam ini dan menunggu penerbangan besok," katanya. Ia menambahkan bahwa mereka tidak yakin bagaimana mereka akan pulang setelah sampai di New Delhi.

Mengubah Rute atau Menangguhkan Penerbangan

Maskapai penerbangan Malaysia telah mengubah rute, bahkan menangguhkan penerbangan karena penutupan wilayah udara Pakistan dan meningkatnya ketegangan di antara dua negara tetangga tersebut. Malaysia Airlines telah mengubah rute dua penerbangan jarak jauhnya.

Penerbangan MH2 ke London dan MH22 ke Paris dialihkan pada Selasa, 6 Mei 2025, untuk pemberhentian pengisian bahan bakar di Doha, Qatar, sebelum melanjutkan ke tujuan mereka. Malaysia Airlines mengonfirmasi penangguhan sementara penerbangan ke dan dari Amritsar setelah pihak berwenang menutup Bandara Amritsar pada 7 hingga 9 Mei 2025.

Batik Air juga telah mengumumkan pembatalan beberapa penerbangan ke dan dari Lahore, Pakistan, dan Amritsar. Maskapai penerbangan tersebut mengonfirmasi bahwa penerbangan pada 7 dan 8 Mei telah terdampak.

Penerbangan yang terdampak adalah OD131 dari Kuala Lumpur ke Lahore, OD132 dari Lahore ke Kuala Lumpur, OD271 dari Kuala Lumpur ke Amritsar, dan OD272 dari Amritsar ke Kuala Lumpur. AirAsia Malaysia pun telah menangguhkan sementara penerbangan dari dan ke Amritsar pada 7 hingga 9 Mei 2025.

Peringatan Perjalanan

Maskapai penerbangan itu mengatakan bahwa mereka memantau situasi dengan saksama dan telah memberi tahu semua pelanggan yang terdampak penangguhan penerbangan tersebut. Pelancong yang bepergian ke atau dari Amritsar diimbau memeriksa email terdaftar dan telepon seluler mereka untuk mengetahui pemberitahuan terbaru.

Komisi Tinggi Malaysia di New Delhi telah mengeluarkan peringatan perjalanan setelah India melancarkan Operasi Sindoor terhadap Pakistan pada Rabu, 7 Mei 2025. Warga Malaysia didesak menghindari mengunjungi negara bagian India di dekat perbatasan Pakistan.

Komisi tinggi juga menyarankan orang-orang menunda liburan atau perjalanan lain yang tidak mendesak. Tidak hanya maskapai Asia yang mengubah rute perjalanan karena konflik tersebut. Air France mengatakan telah menangguhkan penerbangan di wilayah udara Pakistan sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Melansir CNN, Kamis, 8 Mei 2025, maskapai penerbangan itu "menyesuaikan jadwal penerbangan dan rencana penerbangannya ke dan dari tujuan tertentu." Pihaknya juga menyebut bahwa beberapa rute akan membutuhkan waktu penerbangan yang lebih lama.

Sebabkan Gangguan Perjalanan

Gangguan perjalanan terjadi dua minggu setelah militan membantai 26 warga sipil, kebanyakan turis, di kota pegunungan Pahalgam di Kashmir yang dikelola India. India dengan cepat menyalahkan Pakistan, yang telah lama dituduh melindungi kelompok militan.

Di sisi lain, Pakistan menyangkal keterlibatannya, dan ketegangan telah meningkat sejak itu dengan serangkaian langkah tit-for-tat antara kedua negara. Kedua belah pihak telah menutup wilayah udara mereka sejak serangan itu.

Tapi, meningkatnya ketegangan berdampak pada maskapai penerbangan internasional dan kemungkinan akan merugikan mereka karena pesawat membakar bahan bakar ekstra dengan mengambil rute lebih panjang.

Artinya, gangguan tersebut dapat menambah biaya bagi maskapai penerbangan, yang telah harus berhati-hati tentang titik nyala utama lainnya dalam beberapa tahun terakhir. Ini termasuk Timur Tengah dan daerah yang dekat dengan garis depan Ukraina-Rusia.

Data pelacakan penerbangan menunjukkan beberapa penerbangan British Airways, Swiss International Air Lines, dan Emirates melakukan perjalanan di atas Laut Arab, kemudian berbelok ke utara menuju Delhi untuk menghindari wilayah udara Pakistan.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |