Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Prabowo Subianto telah menunjuk Fadli Zon sebagai Menteri Kebudayaan. Tugasnya akan dibantu Giring Ganesha atau yang dikenal sebagai Giring "Nidji" sebagai wakil menteri.
"Dr. Fadli Zon, M.Sc, Menteri Kebudayaan," sebut Presiden Prabowo ketika mengumumkan menteri dan wakil menteri dalam Kabinet Merah Putih di Istana Negara Jakarta, Minggu malam, 20 Oktober 2024 seperti dikutip dari Antara.
Terkait tugasnya barunya, Fadli adalah representasi sosok menteri yang berasal dari kalangan partai. Selama ini, ia dikenal sebagai salah satu pendiri Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) bersama Prabowo Subianto.
Fadli sudah lama menjadi salah satu sosok penting di partai tersebut, bahkan menjabat sebagai Wakil Ketua Umum sejak awal berdiri. Mengenai Profil Fadli Zon, pria berkaca mata itu lahir di Jakarta pada 1 Juni 1971. Masa kecil Fadli dihabiskan di Cisarua, Bogor di mana ia menyelesaikan pendidikan dasar.
Mengutip dari laman resmi Partai Gerindra, Senin (21/10/2024), sejak masih mengenyam pendidikan, ia dikenal sebagai mantan aktivis mahasiswa yang vokal dalam berbagai isu sosial dan politik. Ketika masuk sekolah menengah, ia mendapatkan beasiswa AFS ke San Antonio, Texas, Amerika Serikat dan meraih predikat summa cum laude.
Setelah itu Fadli melanjutkan studinya di Universitas Indonesia dengan mengambil jurusan Sastra Rusia. Ia aktif di organisasi mahasiswa sampai pernah ditunjuk jadi salah satu pemimpin di Senat Mahasiswa UI.
Pernah Jabat Wakil Ketua DPR RI
Perjalanan karier Fadli Zon begitu panjang, ia pernah menjadi Direktur Eksekutif Center for Policy and Development Studies (CPDS) (1995-1997). Lalu menjadi Anggota MPR RI (1997-1999) dan sempat menjabat sebagai Ketua Partai Bulan Bintang (1998-2001).
Karier politiknya yang paling gemilang adalah saat Fadli Zon sempat ditunjuk jadi Wakil Ketua DPR RI (2014-2019) dan Ketua BKSAP DPR RI (2019-2024). Kemudian ia juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra (2020-2025).
Tak hanya karier politik, ia juga tercatat sebagai Komisaris PT Tidar Kerinci Agung (2009-sekarang). Pria 53 tahun itu sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Bidang Kelapa Sawit PT Tidar Kerinci Agung (2007-2009).
Ia juga merupakan Direktur PT Padi Nusantara (sejak 2005) dam sempat juga menjabat sebagai Direktur Umum Golden Spike Energy Indonesia Ltd (2002-2005) dan Nusantara Energy Ltd (1999-2001). Jauh sebelum itu, ia juga pernah menjadi Redaktur dan Dewan Redaksi majalah sastra Horison sejak 1993.
Menulis Banyak Buku
Sebagai aktivis, Fadli Zon telah bergabung dengan banyak organisasi kemahasiswaan. Kini ia juga masih merupakan anggota Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) yang diikutinya sejak 2010.
Tapi yang menarik, sosok pria ini ternyata juga telah menerbitkan banyak buku. Beberapa di antaranya berjudul Politik Huru-Hara Mei 1998 yang terbit pada 2004, lalu Politik Standar Ganda Amerika Serikat terhadap Bosnia.
Ada pula judul Gerakan Etnonasionalis: Bubarnya Imperium Uni Soviet, lalu buku The IMF Game: The Role of the IMF in Bringing Down The Soeharto Regime. Kebanyakan bukunya bernuansa politik seperti judul Pemikiran Ekonomi Kerakyatan Mohammad Hatta : Jalan Politik Kemakmuran Indonesia yang terbit 2016.
Kemudian ada pula yang berupa puisi seperti Memeluk Waktu: 8 Puisi Fadli Zon dalam 8 Bahasa yang terbit pada 2017. Terkait sastra ia pernah menulis buku Orkes Gumarang: Kisah Syaiful Nawas pada 2017. Sementara buku yang teranyarnya adalah Berpihak Pada Rakyat, Buku I, II, dan III yang diterbitkan pada 2018.
Pernah Menjadi Wartawan
Karier kepenulisannya ternyata tidak datang secara tiba-tiba. Fadli Zon juga pernah menjadi wartawan di majalah Suara Hidayatullah dan Harian Terbit (1990-1991). Selama mengenyam pendidikan tinggi ia mengasuh majalah Gema (1992-1994) milik DHN Angkatan 45, lalu pernah menjadi Redaktur dan Dewan Redaksi majalah sastra Horison (sejak 1993), redaktur majalah Tajuk (1995-1996).
Ia juga pernah Pemimpin Redaksi Jurnal VISI (sejak 1997), Dewan Redaksi Majalah Tani Merdeka (sejak 2007), dan pernah pemimpin redaksi Tabloid Gema Indonesia Raya (sejak 2011). Tulisan-tulisan Fadli Zon juga banyak dimuat di sejumlah buku, bunga rampai, jurnal dan media massa nasional.
Melihat ketertarikannya akan dunia buku dan menulis, Fadil Zon ternyata juga pernah mendirikan lembaga kajian publik dengan nama Institute for Policy Studies (IPS). Ia aktif dalam organisasi dan kebudayaan. Ia termasuk penggiat kebudayaan sejak masih remaja hingga mendirikan Fadli Zon Library di Jakarta Pusat, Rumah Kreatif Fadli Zon, Rumah Budaya di Aie Angek dan jadi Dewan Pembina Rumah Puisi Taufiq Ismail di Aia Angek.