Liputan6.com, Jakarta - Insiden pesawat tabrak burung kembali terulang. Kali ini menimpa pesawat Air New Zealand yang akan lepas landas dari Bandara Christchurch, menuju Brisbane, Australia, pada Senin pagi, 6 Januari 2025, sekitar pukul 06.10, waktu setempat.
Beberapa detik sebelum lepas landas, pilot pesawat memutuskan membatalkan lepas landas karena diduga serangan burung mengenai mesin. Pihak maskapai pun sejak itu membatalkan penerbangan bernomor NZ207 tersebut.
Kapten David Morgan, kepala operasional integritas dan keselamatan Air New Zealand, mengatakan para teknisi akan memastikan mesin pesawat tidak terdampak sebelum pesawat bisa kembali terbang. Sebagai prosedur standar ketika serangan burung diduga terjadi, tim teknik kami diharuskan untuk menyelesaikan pemeriksaan pesawat secara penuh sebelum pesawat dapat kembali beroperasi," kata Morgan, dikutip dari laman news.com.au, Selasa (7/1/2025).
Para penumpang yang menunggu di Brisbane untuk terbang ke Christchurch juga terdampak, dengan penerbangan kembali yang dijadwalkan berangkat pukul 7.05 pagi dibatalkan. Selain itu, penerbangan NZ272 dari Brisbane ke Wellington juga dibatalkan akibat serangan burung tersebut.
Morgan mengatakan sebagian besar pelanggan yang dijadwalkan terbang dengan penerbangan ini 'diharapkan untuk bepergian (pada hari Senin) dengan layanan alternatif'. "Meskipun membuat frustrasi, serangan burung bukanlah hal yang tidak biasa," kata Morgan.
"Pesawat dirancang dengan mempertimbangkan hal ini, dan pilot kami terlatih sepenuhnya untuk skenario serangan burung. Kami berterima kasih kepada pelanggan atas kesabaran dan pengertian mereka."
Insiden Tragis Jeju Air Diduga Dipicu Tabrakan dengan Burung
Belum lama, insiden tabrakan dengan burung berdampak fatal. Kecelakaan pesawat Jeju Air pada Minggu, 29 Desember 2024, itu menewaskan 179 orang dari 181 orang yang diangkut oleh pesawat tersebut.
Seorang pejabat transportasi Korea Selatan mengatakan pesawat itu awalnya berupaya mendarat, tetapi terpaksa menunda setelah petugas kontrol lalu lintas udara memberikan peringatan tentang risiko tabrakan dengan burung. Namun, pilot tetap berusaha mendaratkan pesawat walau roda pesawat tidak keluar yang diduga dipicu tabrakan dengan burung.
Kemudian, rekaman video yang beredar terlihat mengerikan. Pesawat Jeju Air keluar landasan sebelum bertabrakan dengan penghalang dan terbakar di Bandara Internasional Muan.
Pihak berwenang sedang menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut, menurut petugas pemadam kebakaran, kemungkinan karena tabrakan burung dan cuaca buruk. Namun, para ahli memperingatkan bahwa kecelakaan tersebut dapat disebabkan oleh sejumlah faktor lainnya, termasuk keberadaan dinding beton di ujung landasan.
Polisi Korea Selatan pun menggerebek kantor Jeju Air dan operator Bandara Internasional Muan pada Kamis, 2 Januari 2025. Hal ini merupakan bagian dari penyelidikan mendalam kecelakaan tragis yang melibatkan pesawat Boeing 737-800 tersebut.
Ban Pesawat Etihad Meletus
Sementara itu, pesawat Etihad Airways yang membawa 289 penumpang dilaporkan mengalami pecah ban di landasan pacu Bandara Melbourne, menyebabkan penundaan dan gangguan pada penerbangan lainnya, pada Minggu malam, 5 Januari 2025. Akibatnya, pesawat Etihad EY461 yang hendak menuju Abu Dhabi batal lepas landas.
Herald Sun melaporkan bahwa dua ban pesawat meletus. Hal itu mengakibatkan rem pesawat aktif secara mendadak. Insiden itu dikonfirmasi oleh juru bicara Bandara Melbourne, Australia.
"Tim Penyelamat dan Pemadam Kebakaran Penerbangan merespons permintaan dari pesawat dan menyemprotkan busa pemadam kebakaran sebagai tindakan pencegahan," kata juru bicara tersebut, dikutip dari laman news.com.au, Senin, 6 Januari 2025.
"Karena kerusakan pada ban pesawat, kami tidak dapat menarik pesawat dari landasan pacu. Saat ini perbaikan sedang dilakukan. Semua penumpang telah turun dari pesawat dengan selamat dan diantar ke terminal dengan bus pada Minggu malam," sambungnya.
Insiden itu mengganggu rencana penerbangan lainnya. Pasalnya, hanya satu landasan pacu yang tersedia di Bandara Melbourne untuk semua kedatangan dan keberangkatan pada Minggu malam hingga Senin pagi.
Pesawat Terpaksa Parkir di Runway 14 Jam
"Meskipun saat ini belum ada pembatalan, ada gangguan pada beberapa penerbangan," ujar juru bicara bandara. "Beberapa penerbangan telah berangkat dengan bahan bakar yang lebih sedikit dan akan perlu mengisi bahan bakar di tengah jalan menuju tujuan akhir mereka."
Etihad juga mengumumkan pembatalan penerbangannya lewat akun X. "Awak pesawat memutuskan untuk membatalkan lepas landas karena alasan teknis dan layanan darurat hadir sebagai tindakan pencegahan. Keamanan dan kenyamanan tamu dan awak kami tetap menjadi prioritas utama kami," bunyi pernyataan itu.
Dalam laporan terbaru, pesawat Etihad Airways yang alami pecah ban itu dilaporkan 'terjebak' di landasan pacu Bandara Melbourne selama hampir 14 jam. Hal itu menyisakan hanya satu landasan pacu yang tersedia untuk digunakan dalam penerbangan internasional sehingga mengganggu layanan penerbangan di salah satu musim tersibuk bandara tersebut.
Pihak bandara mengoonfirmasi ban pesawat rusak, yang berarti Boeing 787-9 tidak dapat ditarik keluar dari landasan sampai perbaikan dilakukan di lokasi. Bandara Melbourne mengatakan kepada news.com.au pada Senin pagi bahwa 289 penumpang di dalamnya turun dari pesawat dengan selamat pada Minggu malam dan diantar kembali ke terminal, sementara pesawat tetap berada di landasan.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence