Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Agama Pakistan meluncurkan saluran bantuan 24 jam untuk membantu jemaah haji yang ingin mendapat informasi terbaru tentang jadwal penerbangan. Sebagaimana diketahui, negara tersebut menghadapi gangguan penerbangan yang meluas terkait meningkatnya ketegangan militer dengan India.
Melansir Arab News, Senin (12/5/2025), Pakistan International Airlines (PIA) sempat menangguhkan semua penerbangan selama 12 jam, Rabu, 7 Mei 2025. Beberapa maskapai penerbangan Asia pun mengalihkan rute penerbangan untuk menghindari wilayah udara Pakistan.
"Meja bantuan akan beroperasi 24 jam sehari dalam dua shift," kata pernyataan tersebut sambil membagikan nomor telepon. "Jemaah haji dapat memperoleh informasi mengenai penerbangan mereka."
Bila tidak ada kendala, entah dari maskapai penerbangan maupun bandara setempat, pihaknya menjanjikan jemaah haji bisa berangkat ke Tanah Suci sesuai jadwal. Kendati, Pakistan sempat mengumumkan penangguhan sementara operasi penerbangan di Bandara Karachi, Lahore, dan Sialkot, dengan alasan "keamanan nasional."
Geo News Pakistan melaporkan ledakan di kota perbatasan timur Lahore, yang menghubungkannya dengan dugaan serangan pesawat nirawak, meski polisi masih menyelidiki sifat ledakan tersebut. Namun kini, dengan tercapainya gencatan senjata, musim haji diharapkan tidak akan mengalami gangguan penerbangan.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump adalah orang pertama yang mengumumkan gencatan senjata antara India-Pakistan dan mengklaim penghargaan atas peran Washington dalam mengamankannya. Tapi, laporan yang bertentangan telah muncul tentang sejauh mana keterlibatan AS di tengah perang dua negara tetangga tersebut, lapor CNN.
Gencatan Senjata
Pada Sabtu, 10 Mei 2025, Trump mengumumkan gencatan senjata India-Pakistan melalui sebuah unggahan di Truth Social. "Setelah pembicaraan semalam yang dimediasi Amerika Serikat, saya dengan senang hati mengumumkan bahwa India dan Pakistan telah sepakat melakukan GENCATAN SENJATA PENUH DAN SEGERA," kata Trump.
Ia pun memberi selamat pada para pemimpin kedua negara karena "menggunakan akal sehat dan kecerdasan yang hebat." Segera setelah itu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengklaim bahwa India dan Pakistan tidak hanya menyetujui gencatan senjata, tapi juga "memulai pembicaraan tentang serangkaian masalah yang luas di lokasi yang netral."
Rubio mengatakan bahwa gencatan senjata terjadi setelah dia dan Wakil Presiden AS JD Vance menghabiskan dua hari terakhir berbicara dengan pejabat senior dari kedua negara. Kedua belah pihak mengonfirmasi kesepakatan tersebut segera setelahnya.
Kementerian Informasi India mengatakan, kesepakatan itu dibuat "secara langsung antara kedua negara," meremehkan keterlibatan AS dan bertentangan dengan klaim Trump. Pihaknya juga mengatakan "tidak ada keputusan" untuk mengadakan pembicaraan lebih lanjut.
Beda Pengakuan India dan Pakistan
Di sisi lain, pejabat Pakistan memuji Washington. "Kami berterima kasih pada Presiden Trump atas kepemimpinannya dan peran proaktifnya untuk perdamaian di kawasan itu," kata Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif.
Seorang sumber Pakistan yang mengetahui negosiasi tersebut mengatakan pada CNN bahwa AS, khususnya Rubio, berperan penting dalam mencapai kesepakatan itu, menggambarkan pembicaraan yang diragukan hingga gencatan senjata dikonfirmasi.
Kesepakatan itu semakin mengejutkan mengingat pertempuran terus berlanjut pada Sabtu, dengan kedua belah pihak saling menuduh menyerang pangkalan militer, yang menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut. Tidak mengherankan kedua negara memberi penjelasan bertentangan tentang bagaimana gencatan senjata dicapai.
India, yang memandang dirinya sebagai negara adikuasa regional, telah lama menolak mediasi internasional, sedangkan Pakistan, yang sangat bergantung pada bantuan asing, cenderung menyambutnya, kata para analis.
"India tidak pernah menerima mediasi dalam sengketa apapun, baik India-Pakistan atau India-Tiongkok, atau yang lainnya," kata Dr. Aparna Pande, peneliti untuk India dan Asia Selatan di Hudson Institute, sebuah lembaga pemikir di Washington, DC.
Apakah Gencatan Senjata Akan Bertahan?
"Pakistan, di sisi lain, selalu mencari mediasi internasional sehingga mereka akan memujinya," tambah Pande, dengan mengatakan bahwa itu adalah "satu-satunya cara untuk menekan India agar membahas dan menyelesaikan sengketa Kashmir."
Pertempuran sebelum gencatan senjata Sabtu ditandai oleh klaim, klaim balasan, dan disinformasi dari kedua belah pihak. Sekarang setelah konflik berhenti, kedua belah pihak meningkatkan upaya mereka membentuk persepsi tentang apa yang dicapai pertempuran dan bagaimana itu berakhir.
Pada Minggu, 11 Mei 2025, menteri pertahanan India mengatakan bahwa New Delhi telah mengirim pesan yang berani pada para "teroris," sementara angkatan udara negara itu memuji "ketepatan dan profesionalisme" India. Meski awalnya tampak rapuh, kedua belah pihak tampaknya menegakkan ketentuan gencatan senjata hingga Minggu.
Menteri Luar Negeri India Vikram Misri menuduh Pakistan berulang kali melanggar perjanjian gencatan senjata pada Sabtu, setelah ledakan terdengar di wilayah Kashmir yang dikelola India dan Pakistan. Pakistan juga menuduh India melakukan pelanggaran, menekankan mereka "tetap berkomitmen melaksanakan gencatan senjata dengan setia.