Mengenal Cloud Dancer, Tren Warna 2026 Versi Pantone

Liputan6.com, Jakarta - Menangkap semangat zaman dan tren budaya untuk tahun mendatang bukanlah tugas yang mudah. Namun setiap tahunnya, Pantone Color Institute mengambil peran tersebut dan kini telah menetapkan pilihannya untuk 2026. 

Melansir CNN, Jumat, 5 Desember 2025, otoritas global yang dikenal sebagai ahli dalam memprediksi tren ini resmi mengumumkan Cloud Dancer sebagai Color of the Year 2026. Warna ini merupakan nuansa putih yang bergelombang dan seimbang, serta diliputi perasaan ketenangan, menurut institut tersebut.

Di tengah cengkeraman teknologi yang semakin kuat dalam kehidupan sehari-hari, pemilihan warna ini memiliki makna filosofis yang dalam. Leatrice Eiseman, direktur eksekutif Pantone Color Institute, menjelaskan bahwa Cloud Dancer mewakili "pengaruh yang menenangkan dalam masyarakat yang penuh hiruk-pikuk, menemukan kembali nilai dari pertimbangan yang terukur dan refleksi yang tenang." 

Warna ini tidak sekadar estetika, tapi juga membawa harapan. Eiseman menambahkan, warna ini "dikaitkan dengan awal yang baru" dan secara simbolis "menandakan keinginan kita untuk memulai lembaran baru," merespons kebutuhan dunia akan kedamaian mental.

Bagi tim ahli di Pantone Color Institute, segala sesuatu di dunia ini dilihat dan disaring melalui lensa warna. Program pemilihan warna tahunan ini telah berjalan konsisten sejak 1999 dengan tujuan khusus. 

Laurie Pressman, wakil presiden institut tersebut, mengatakan, tujuannya adalah "menyoroti apa yang terjadi dalam budaya makro kita pada suatu momen waktu diekspresikan melalui bahasa warna."

Untuk memilih warna tahunan, mereka memilah berbagai referensi budaya, politik, dan gaya terkini, menetapkan keluarga warna, lalu fokus pada nuansa yang presisi.

Pihaknya juga memberi perhatian yang sangat khusus pada nama warna tersebut. "Nama warna itu sangat penting. Begitu Anda mendengar nama yang mendeskripsikan warna, Anda langsung membayangkan sebuah gambar," ujar Pressman.

Nuansa putih Cloud Dancer dipilih dengan sangat hati-hati karena memiliki keseimbangan yang sama antara nada dingin dan hangat. Pressman menegaskan alasan mereka tidak memilih putih yang terlalu terang secara optik. 

"Seandainya kami memilih putih yang lebih terang secara optik, itu hampir berbicara tentang sterilitas dan isolasi, karena itu dingin," jelasnya, seraya menekankan bahwa mereka mencari nuansa yang memancarkan kejujuran dan keaslian.

Meski berbagai nuansa putih telah lama ada di mana-mana di dunia mode, Cloud Dancer memiliki karakteristik spesifik yang membedakannya. Menurut Eiseman, warna ini secara khusus mewujudkan siluet yang mengembang dan penggunaan bahan-bahan alami, seperti bulu. 

Prediksi tren ini sebenarnya sudah mulai terlihat di berbagai peristiwa budaya pop dan mode terkini. Banyak elemen bulu yang ditampilkan di Met Gala tahun ini.

Salah satu contoh yang paling berkesan adalah gaun putih luar biasa milik Diana Ross yang memiliki ekor gaun sepanjang 5,5 meter. Tren ini juga terlihat pada selebritas lain di berbagai acara bergengsi.  Emma Stone, misalnya, mengenakan gaun Louis Vuitton dengan ujung gelembung saat menghadiri Festival Film Venice.

Penerapan warna Cloud Dancer tidak terbatas pada pakaian, tapi juga sangat relevan dengan dunia desain interior. Eiseman mendeskripsikan karakter Cloud Dancer dalam konteks ruangan sebagai "kejernihan tanpa rasa dingin, struktur tanpa kekerasan." 

Sifatnya yang seimbang membuatnya sangat mudah dipadukan dengan material alami lain, seperti kayu dan batu, untuk menciptakan suasana hunian yang nyaman. Warna ini menawarkan keseimbangan visual yang menjadikannya pilihan tepat untuk menciptakan ruang yang suportif dan tenang di dalam rumah.

Pemilihan Cloud Dancer menambah daftar panjang sejarah prediksi tren warna yang dilakukan Pantone, mengikuti jejak warna-warna sebelumnya yang juga mengusung tema kenyamanan. Sebagai perbandingan, Pantone memilih "Mocha Mousse" untuk tahun 2025, yang dideskripsikan sebagai "cokelat lembut yang diresapi dengan kehangatan sensorial dan menenangkan."