Maaf Aku Lahir ke Bumi, Suara Orang-Orang Nggak Enakan di Buku Baru Marchella FP

Liputan6.com, Jakarta - "Ini adalah antologi yang mengumpulkan rasa bersalah secara general," begitulah penulis Marchella FP mendeskripsikan buku barunya, "Maaf Aku Lahir Ke Bumi (MALKB)." Karya  ketujuhnya ini merupakan bagian baru dalam semesta Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI), serta menandai perjalanan sembilan tahun Marchella bersama komunitas pembacanya.

"Menurutku, menulis adalah seni menunggu kalimat datang untuk ditulis. Sama seperti buku-buku sebelumnya, buku ini ditulis berdasarkan ide yang bikin aku excited sampai nggak bisa tidur," katanya di Jakarta, Selasa, 9 Desember 2025.

Proses perampungan buku ini berlangsung selama dua tahun. "MALKB" hadir sebagai versi lebih dewasa dan kontemplatif dari "NKCTHI." "'NKCTHI' adalah aku di usia 20-an. Aku menulisnya di umur 26 tahun, sementara 'Maaf Aku Lahir Ke Bumi' adalah pandanganku sembilan tahun kemudian," ucap Marchella.

Buku ini adalah sebuah adult picture book yang memadukan prosa, puisi, dan ilustrasi untuk menyelami perjalanan batin Nuvola. Itu adalah karakter utama yang jadi simbol rasa bersalah yang mengiringi relasi dengan keluarga, orang lain, dan diri sendiri.

Melalui Nuvola, "MALKB" memotret budaya people pleaser dan rasa nggak enakan yang kental dalam masyarakat Indonesia. Isinya dijanjikan mengajak pembaca menyelami rasa bersalah antargenerasi, serta dinamika pencarian jati diri di tengah tekanan sosial dan ekspektasi keluarga.

Yang berbeda dari karya-karya Marchella sebelumnya, "MALKB" membuka ruang bagi sudut pandang lain. Ia menggandeng lima kolaborator: Nazril Irham (Ariel NOAH), Sal Priadi, Reza Chandika, Michael Sofyan dan Mechio DAC, serta Marcel Lukman, untuk menuliskan fragmen mereka.

"Benang merahnya adalah mereka ini juga orang-orang nggak enakan," kata sang penulis. "Dengan menggandeng para kolaborator, aku mau bilang bahwa semua orang bisa menulis. Aku juga iri lihat teman-teman musisi yang satu lagu bisa dikeroyok 10 orang, tapi kenapa buku cuma satu penulis saja?"

"Mereka adalah orang-orang yang sudah lama kukenal, lebih dari 10 tahun, jadi sebenarnya sudah tahu kurang lebihnya bagaimana. Aku mau bahasa merek tetap keluar, karena itulah yang unik, makanya aku cuma edit ya sekitar 30 persen," ucapnya tentang bagaimana menjaga pesan keseluruhan buku ini di tengah kontribusi para kolaborator.

Marchella bercerita, treatment untuk masing-masing kolaborator begitu berbeda. "Sal, misalnya," ia mencontohkan. "Semua dilakukan by chat. Dari sini, terbukti bahwa nulis bisa di mana saja, bagaimana pun proses kreatifnya."

Selama menggarap narasi bersama para kolaborator, Marchella mengaku "suka banget menemukan kata-kata baru." "Jadi, Reza itu membahas pertemanan dan bagaimana dia mem-value hubungan pertemanan. Kemudian, Sal tentang perasaan melalui dialog dua orang yang marah."

"Ariel menyoroti rasa kesepian luar biasa setelah keramaian. Michael dan Mechio berbicara tentang hubungan adik kakak, sedangkan Marcel membahas kematian," bebernya. Ketika ditanya perayaan apa yang ingin diberikan pada pembaca setelah merampungkan buku tersebut, Marchella menyebut, "Perayaan."

Sang penulis melanjutkan, "Perasaan nggak enakan ini merupakan kultur, sekaligus identitas kita. Rasa nggak enakan membuat kita jadi lebih empati, memunculkan keinginan saling membantu, makanya bisa dianggap sebagai salah satu kelebihan."

Menarik garis dengan realita banjir Sumatra yang memilukan, Marchella mengatakan, buku ini merupakan bagian dari gerakan "1 Buku = 1 Pohon" yang berkolaborasi dengan Kitabisa.org. Jadi, dengan membeli satu buku MALKB, pembeli otomatis berdonasi untuk pengadaan seed bomb dalam mendukung reforestasi hutan.

Preorder buku ini pada 2 Desember di e-commerce Kebahagiaan Itu Sederhana mencatat antusiasme tinggi, dengan 200 eksemplar habis terjual hanya dalam satu jam. Setelahnya, buku ini akan tersedia secara luas di e-commerce pada 12 Desember 2025 dan di toko buku Gramedia mulai 24 Desember 2025.