Laporan Liputan6.com dari Hong Kong: Melihat Bukti Kekuatan Lengan Kaisar Kangxi

Liputan6.com, Hong Kong - Kangxi adalah salah satu kaisar terbaik dalam sejarah panjang peradaban China. Berkuasa di era Dinasti Qing pada 5 Februari 1661 hingga 20 Desember 1722, dia membawa stabilitas dan kemakmuran bagi Negeri Tirai Bambu setelah melewati perang dan kekacauan.

Di balik kualitas kepimpinannya, terkuak fakta menarik terkait kemampuan Kangxi. Dia ternyata menjadi salah satu pemanah terkuat yang pernah dilahirkan China. Beban tarikan busurnya tercatat mencapai 88,5 kilogram.

Sebagai perbandingan, pemanah terkuat China adalah He Tingwei, yang bisa menarik busur seberat 106,2 kg.

Kaisar Kangxi jauh mengungguli ayahnya, Kaisar Shunzi, dan cucunya, Kaisar Qianlong yang sama-sama bisa menarik beban tarikan busur 41,3 kg. Sementara itu, rata-rata tarikan Imperial Guard, pasukan elite dalam militer, hanya 35,4 kg.

Angka-angka tersebut terangkum dalam rapor ujian militer, yang menjadi salah satu sorotan ekshibisi di Hong Kong Palace Museum bertajuk The Art of Armaments, Qing Dynasty Military Collection. Bertempat di Galeri 4, dipamerkan pula berbagai berbagai benda-benda bersejarah, mulai dari seragam, senjata, lukisan, tekstil, buku, album, hingga alat-alat ilmiah.

Sebelum bisa ditemukan dengan mudah lewat sentuhan jari di telepon pintar, informasi seperti ini mungkin hanya dapat diketahui melalui museum. Di tempat itulah jejak sejarah tersimpan dan diwariskan kepada generasi berikutnya.

Jaksa Paris mengumumkan penangkapan empat orang tambahan terkait perampokan perhiasan senilai 102 juta dolar AS di Museum Louvre. Keempatnya—dua laki-laki dan dua perempuan berusia 31 hingga 40 tahun—ditangkap di wilayah Paris.

Kangxi merupakan kaisar Dinasti Qing ketiga dan Kaisar Tiongkok kedua dari bangsa Manchu, salah satu dari lima suku besar di Tiongkok.

Di bawah kepemimpinan Dinasti Qing (1644–1911), China memiliki membangun kekuatan militer dengan organisasi teratur, teknologi canggih, dan jiwa keprajuritan.

Kota Terlarang di Beijing menjadi saksi lebih dari dua abad sejarah militer dinasti ini. Tempat tersebut menunjukkan bagaimana suku Manchu menjaga tradisi leluhur, menggabungkan teknologi baru, dan melaksanakan upacara militer sehingga menjadi warisan budaya yang sangat berharga.

Eksebisi The Art of Armaments, Qing Dynasty Military Collection menghadirkan hampir 190 artefak militer yang berasal dari koleksi Beijing Palace Museum.

Pameran dibagi ke dalam enam tema utama: "Kebangkitan Delapan Panji dan Kekuasaan Qing," "Pedang dan Sabit di Seluruh Negeri," "Panahan Berkuda dan Senjata Api," "Latihan Militer, Inspeksi, dan Upacara," "Gambar Sebagai Sejarah," dan "Pertahanan Pesisir."

Dengan berbagai koleksi unik ini, pameran memberi gambaran yang lengkap tentang perkembangan organisasi, teknologi, dan seni militer Dinasti Qing, serta memperkaya pemahaman kita tentang budaya militer mereka.

Selain melihat sejarah militer Dinasti Qing di Hong Kong Palace Museum, Liputan6.com juga diajak mengunjungi Hong Kong Museum of Art (HKMoA), beberapa waktu lalu.

Di sana, salah satu galeri membagi karya berdasar empat karakter manusia. Ada pula ekshibisi yang memamerkan benda-benda hasil kerja sama dengan Min Chiu Society, sebuah kelompok kolektor seni dan barang antik swasta yang berdiri pada 1960.

Selain Palace Museum dan HKMoA, Hong Kong juga memiliki sejumlah museum populer lain, seperti M+, Heritage Museum, Film Archive Museum, serta Madame Tussauds.

Palace Museum, HKMoA, dan M+ bahkan masuk dalam daftar 100 besar museum seni yang paling banyak dikunjungi di dunia versi The Art Newspaper. Status tersebut menunjukkan kesuksesan Hong Kong dalam melestarikan dan menghargai sejarahnya sehingga diapresiasi publik.