Kisah Model Bhavitha Mandava yang Mencetak Sejarah di Show Chanel

Liputan6.com, Jakarta - Saat model Bhavitha Mandava membuka peragaan busana Métiers d'art Chanel 2025— yang dipentaskan di peron kereta bawah tanah Kota New York—minggu lalu, audiens tidak tahu betapa kebetulannya latar itu. Pasalnya, kereta bawah tanah Kota New York adalah tempat di mana hidupnya berubah.

Di sana, melansir Vogue, Rabu, 10 Desember 2025, mahasiswa pascasarjana berusia 25 tahun itu menarik perhatian sesama penumpang, yang kebetulan adalah Matthieu Blazy, yang saat itu menjabat sebagai direktur kreatif di Bottega Veneta.

Mandava berasal dari India, di mana dia memperoleh gelar sarjana di bidang arsitektur sebelum pindah ke New York untuk mengejar gelar master dalam desain interaktif dan media di New York University. Namun, takdir berkata lain.

Setelah pertemuan kebetulan itu, mahasiswa S2 tersebut mendapati dirinya berjalan di landasan pacu Bottega Spring 2025, sebelum terlibat dalam kampanye rumah mode tersebut. Blazy kemudian ditunjuk sebagai direktur kreatif di Chanel, dan dia membawa sang model bersamanya.

Mandava jadi model India pertama dalam sejarah yang membuka pertunjukan busana Chanel. "Tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata betapa berartinya ini bagi saya," tulis Mandava di sebuah unggahan Instagram setelah pertunjukan.

Dia menyertakan klip memperlihatkan orangtuanya menonton acara itu secara online dari rumah mereka di India. Mandava berperan dalam pertunjukan Dior dan Courrèges segera setelah debutnya di Bottega. Sekarang, sebagai favorit Blazy, ruang kuliah mungkin tiba-tiba tampak jauh untuknya.

Sementara itu, show tahunan Dior kali ini digambarkan WWD sebagai pengalaman sinematik yang memikat, mendorong visi kuat Blazy yang berkelanjutan untuk rumah mode tersebut dan menampilkan keahlian para perajin Chanel.

Di pusat kota, 168 Bowery, tempat Tom Ford menggelar pertunjukan Spring 2020, tamu termasuk duta merek A$AP Rocky dan Margaret Qualley, Tilda Swinton, Kristen Stewart, Solange, G. Dragon, Jessie Buckley, Linda Evangelista, Dapper Dan, Charlotte Casiraghi, Rose Byrne, Riley Keough, Jon Bon Jovi, dan banyak lagi melompat ke kereta "C" saat suara kereta bawah tanah bergemuruh.

"Ini adalah pemberhentian saya, pemberhentian Chanel," ujar aktris Jenny Slate, duduk di barisan depan dengan jaket wol dan celana khaki.

"Saya sangat senang berada di sini. Saya cukup sering naik kereta bawah tanah dan ini adalah fantasi saya tentang setiap pakaian dan setiap perwujudan seorang wanita—kadang-kadang saya seorang ibu, kadang-kadang saya luar biasa dengan gaun pesta, dan saya berada di kereta bawah tanah," kata Emily Ratajkowski tentang menghadiri pertunjukan Chanel pertamanya.

"Saya terinspirasi untuk pulang dan mencoba meniru penampilan di sana. Jas hujan transparan dengan motif cheetah berpayet di bawahnya—saya menyukai pola dan warnanya," ia menambahkan.

"Koleksi ini sangat berfokus pada karakter," kata Blazy—merujuk seorang jurnalis era 70-an dan seorang pengusaha wanita era 80-an sebagai inspirasi, ketika Gabrielle Chanel pertama kali melakukan perjalanan ke Amerika pada 1931 untuk menciptakan kostum untuk film.

Koleksi ini juga menampilkan "Clark Kent" versi Chanel sendiri, dengan sweater bermotif biru, merah, dan kuning yang mengintip di bawah blazer kotak-kotak berpotongan tegas dan celana panjang cokelat. Tidak ketinggalan, rok berjumbai menakjubkan yang terinspirasi gedung Empire State yang berkilauan dan terbalik.

"Ketika (Chanel) kembali ke New York, dia pergi ke pusat kota dan melihat wanita-wanita yang bukan dari kelas atas yang telah mengadopsi gaya Chanel—itu bukan Chanel, tapi terlihat seperti Chanel. Ketika dia kembali ke Paris, tiba-tiba dia memiliki energi lagi dan terus mendesain," kata Blazy setelah pertunjukan.

Hal ini menginspirasinya untuk menggunakan teknik lensa sinematik—sedikit melebih-lebihkan atau melonggarkan siluet, seperti yang dilakukan pada kostum, tapi dengan cara yang sepenuhnya modern dan dapat dikenakan.