Liputan6.com, Jakarta - Japan Airlines (JAL), maskapai penerbangan terbesar kedua di Jepang setelah All Nippon Airways (ANA), menghadapi serangan siber besar-besaran pada Kamis pagi (26/12/2024). Serangan ini mengganggu sistem internal dan eksternal maskapai, hingga menyebabkan kekacauan operasional yang memengaruhi penerbangan domestik dan internasional.
Mengutip MSN, Kamis, serangan tersebut dimulai pukul 7.24 pagi waktu Tokyo. Di unggahan X, dulunya Twitter, maskapai tersebut menyatakan, "Hari ini, sejak pukul 7.24 pagi, kami telah mengalami serangan siber pada perangkat jaringan internal dan eksternal kami, yang menyebabkan masalah pada sistem yang berkomunikasi dengan sistem eksternal. Kami perkirakan hal ini akan memengaruhi penerbangan domestik dan internasional."
Meski maskapai mengakui adanya serangan, seorang juru bicara dari maskapai mengatakan pada AFP bahwa tidak ada pembaruan langsung mengenai potensi penundaan atau pembatalan penerbangan. Insiden ini menambah daftar panjang serangan siber yang menargetkan perusahaan-perusahaan besar di Jepang.
Pada 2022, serangan siber mengganggu operasi di pemasok Toyota, memaksa produsen mobil terkemuka itu menangguhkan produksi di pabrik domestiknya selama satu hari penuh. Kemudian pada Juni 2024, platform berbagi video populer Jepang, Niconico, juga menangguhkan layanannya karena serangan siber berskala besar.
Serangan siber yang melanda Japan Airlines tidak hanya menyebabkan penundaan pada beberapa penerbangan domestik dan internasional, tapi juga memaksa maskapai menangguhkan penjualan tiket. Mereka meminta maaf pada penumpang atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan.
Penghentian Penjualan Tiket
JAL menyebut, "Kerusakan sistem telah terjadi pada peralatan jaringan yang menghubungkan perusahaan dan pelanggannya sejak pukul 7.24 pagi hari ini. Hal ini diperkirakan akan memengaruhi penerbangan domestik dan internasional."
"Kami akan memberi tahu Anda dalam pengumuman berikutnya segera setelah kami mengonfirmasi situasi tersebut. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan," imbuhnya.
Begitu terjadi serangan, maskapai tersebut bergerak cepat mengatasi situasi tersebut. Setelah mengidentifikasi serangan, mereka mematikan sementara router yang tidak berfungsi, yang menjadi penyebab kegagalan sistem.
Maskapai juga menangguhkan penjualan tiket untuk penerbangan domestik dan internasional yang berangkat hari ini. "Kami mengidentifikasi penyebab masalah tersebut pukul 8.56 dan mengambil tindakan," tulis pihak JAL sambil mengatakan mereka sedang memeriksa status pemulihan sistem.
"Selain itu, penjualan telah ditangguhkan untuk penerbangan domestik dan internasional yang berangkat hari ini. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan," tambah maskapai yang berkantor pusat di Shinagawa, Tokyo, Jepang tersebut.
Kerentanan Sistem Transportasi terhadap Serangan Siber
Insiden ini menimbulkan kekhawatiran tentang kerentanan sistem transportasi terhadap serangan siber. Pasalnya, serangan serupa sempat mengganggu operasi Bandara Internasional Seattle-Tacoma (SEA), awal tahun ini.
Mengutip kanal Global Liputan6.com, 22 Agustus 2024, Bandara Internasional Seattle-Tacoma di Amerika Serikat (AS) sempat dilanda serangan siber yang berdampak pada gangguan terhadap akses internet, telepon genggam, email dan sejumlah sistem lainnya. Serangan ini bahkan terjadi berturut-turut selama bebrapa hari.
Laporan VOA Indonesia menyebut bahwa Otoritas Port of Seattle sebagai badan pemerintah yang mengelola Pelabuhan Laut dan Bandara Internasional di Seattle kewalahan mencari penyebab terputusnya akses internet. Mereka cukup lama berusaha memulihkan layanan agar dapat kembali beroperasi sepenuhnya.
Pihak bandara sampai meminta bantuan Badan Keamanan Transportasi AS (TSA) dan Badan Perlindungan Perbatasan dan Bea Cukai. Meski membuat repot, nyatanya gangguan tersebut tidak memengaruhi kemampuan petugas TSA memeriksa penumpang.
Kejadian Serangan Siber Serupa
Sebelumnya, ribuan penerbangan AS juga dihentikan pada Jumat, 19 Juli 2024, lantaran pemadaman teknologi informasi (TI) karena pembaruan software CrowdStrike. Bukan hanya penerbangan, gangguan juga melanda lembaga pemerintah dan bisnis di seluruh dunia hingga menyebabkan penumpang terdampak, membatalkan prosedur medis dan menganggu layanan 911.
Perusahaan keamanan siber mengatakan, bencana itu bukanlah insiden keamanan atau serangan siber. Namun, kegagalan teknis melumpuhkan maskapai, bank, lembaga pemerintah, hingga layanan darurat di seluruh dunia, lapor CNN, Sabtu, 20 Juli 2024.
Saat itu, lebih dari tiga ribu penerbangan masuk dan keluar AS telah dibatalkan dan lebih dari 11 ribu ditunda, berdasarkan FlightAware.com. Bandara Internasional Charlotte Douglas di North Carolina mengimbau penumpang tidak datang ke bandara, kecuali telah mengonfirmasi penerbangannya.
Para pelancong kebingungan di bandara tersibuk di dunia di Atlanta, terdampar saat mencoba menghadiri acara-acara mendesak. Federal Aviation Administration AS (FAA) memantau dengan cermat masalah teknis yang berdampak pada sistem TI di maskapai Amerika Serikat. "Beberapa maskapai telah meminta bantuan FAA untuk melakukan groundstop hingga masalah ini terselesaikan," kata mereka.