Hotel Bintang 5 Galang Donasi untuk Kampung Adat Waru Wora di Sumba yang Dilanda Kebakaran Hebat

Liputan6.com, Jakarta - Hotel bintang 5 di Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), Alamayah, menggalang donasi untuk membantu Kampung Adat Waru Wora pulih dari kebakaran hebat yang melanda, akhir pekan kemarin. Seruan pengumpulan dana ini bahkan sudah diberitakan media asing, seperti Mothership dari Singapura.

Di unggahan Instagram-nya, Sabtu, 6 Desember 2025, pihaknya menulis dalam Bahasa Inggris yang artinya, "Bantu Bangun Kembali Kampung Yaru Wora — Desa yang Membangun Alamayah. Hari ini, kebakaran dahsyat melanda Kampung Yaru Wora di Sumba, menghancurkan 28 rumah hanya dalam 48 menit."

"Dalam waktu kurang dari satu jam, banyak keluarga kehilangan segalanya — rumah, harta benda, persediaan makanan, peralatan, dan sejarah puluhan generasi. Ratusan orang kini hanya berdiam diri dengan pakaian yang mereka kenakan."

"Tragedi ini sangat menyakitkan. Kampung Yaru Wora adalah desa yang membangun Alamayah. Banyak anggota tim kami lahir dan besar di sini. Desa ini juga telah menyambut hampir setiap tamu Alamayah selama bertahun-tahun — termasuk kunjungan ke rumah Lexi, sebuah rumah yang telah membuka pintunya dan mendidik banyak tamu yang mencari hubungan sejati dengan budaya Sumba. Rumah itu, bersama dengan banyak rumah lainnya, kini telah hilang."

"Dari Alamayah, kami meluncurkan penggalangan dana ini sebagai cara untuk membalas budi kepada desa yang telah memberi banyak hal pada kami selama bertahun-tahun — dengan tangan, hati, kisah, dan kemurahan hati mereka yang tidak tergoyahkan," hotel itu menggambarkan.

Setiap donasi, klaim Alamayah, akan langsung digunakan untuk menyalurkan bantuan darurat dan upaya pembangunan kembali, termasuk makanan, air minum bersih, dan kebutuhan pokok sehari-hari. "Tempat penampungan sementara, terpal, dan bahan bangunan," pihaknya menambahkan tentang alokasi donasi.

Pakaian, perlengkapan tidur, kebutuhan dasar untuk anak-anak, serta dukungan untuk membangun kembali rumah dan memulihkan mata pencaharian juga akan diadakan melalui penggalaman dana. Pihaknya menulis, "Kampung Yaru Wora bukan sekadar desa, melainkan bagian dari keluarga Alamayah."

"Masyarakatnya selalu menyambut kami dan berbagi budaya mereka, dan merupakan salah satu desa tradisional terakhir. Setelah kehilangan begitu banyak hal dalam waktu yang singkat, mereka sangat membutuhkan bantuan kita."

"Bersama-sama, kita dapat mendukung mereka dalam membangun kembali kehidupan mereka dengan bermartabat, sesuai tradisi, dan budaya. Terima kasih telah mendampingi Kampung Yaru Wora dalam menghadapi kehilangan yang tak terbayangkan ini. Dan & Jess dan Keluarga Alamayah," tandas pihaknya.

Merujuk situs web GoFundMe yang jadi medium pengumpulan dana, per Senin malam, 8 Desember 2025, donasi terkumpul mencapai 85 ribu dolar Amerika (sekitar Rp 1,4 miliar) dari target 90 ribu dolar AS (sekitar Rp 1,5 miliar).

Di sisi lain, Bupati Sumba Barat Yohanis Dade bersama Wakil Bupati Thimo Ragga memastikan pembangunan kembali situs Kampung Adat Waru Wora, Desa Patiala, akan segera dilakukan. Yohanis menegaskan, Pemda Sumba Barat akan bergerak cepat menyalurkan bantuan darurat.

Pihaknya juga akan melakukan langkah-langkah pemulihan jangka panjang, termasuk rencana rekonstruksi rumah adat yang terbakar. "Langkah jangka panjang perlu kita pikirkan dan kita bangun kembali dengan mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya," kata Yohanis, Senin, lapor kanal Regional Liputan6.com.

Thimo Ragga melanjutkan, pendataan melalui dinas terkait bersama pemerintah desa sedang dilakukan. Tujuannya untuk memenuhi seluruh kebutuhan keluarga terdampak. "Supaya bantuan yang diberikan tepat sasaran dan semua keluarga yang terdampak bisa segera pulih," tuturnya.

Tidak hanya dibangun ulang, Pemda Sumba Barat memastikan upaya melengkapi fasilitas dan mitigasi bencana di kawasan permukiman tradisional akan tersedia karena sebagian besar bangunannya berbahan kayu dan ilalang yang rawan terbakar.

Thimo mengingatkan masyarakat agar tidak saling menyalahkan terkait awal mula sumber api yang menyebabkan malapetaka tersebut. "Serahkan pada kepolisian. Kami telah berkoordinasi dengan Polres Sumba Barat untuk mengetahui penyebab kebakaran ini," tegasnya.

Kebakaran ini menyebabkan 41 kepala keluarga (KK) atau 139 orang warga kehilangan tempat tinggal. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun kerugian materi diperkirakan cukup besar.