Liputan6.com, Lumajang - Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa mengalami erupsi sebanyak 7 kali, dengan tinggi letusan mencapai 500 meter hingga 1 kilometer di atas puncak.
Erupsi pertama terjadi pada pukul 00.21 WIB, kemudian selang empat menit kembali erupsi pada pukul 00.25 WIB dengan visual letusan tidak teramati.
Pada pukul 05.54 WIB, Gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang itu kembali erupsi dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau 4.376 meter di atas permukaan laut (mdpl).
“Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah timur laut,” ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto Rabu (16/4/2025)
Gunung Semeru erupsi kembali pada pukul 07.32 WIB dengan tinggi Kolom Letusan teramati sekitar 500 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal kea rah barat daya.
“Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 22mm dan durasi 118 detik,” tambahnya
Erupsi dengan letusan tertinggi terjadi pada pukul 09.18 WIB yakni ketinggian kolom letusan teramati mencapai 1.000 mdpl dengan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Erupsi itu juga terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 190 detik.
Kemudian, erupsi Gunung Semeru terjadi lagi pada pukul 19.14 WIB dan 22.04 WIB, kedua erupsi tersebut tidak terpantau secara visual karena cuaca kabut, namun terekam seismograf dengan amplitude maksimal 22 mm dan durasi 120 hingga 133 detik.
Semeru Masih Berstatus Waspada
Liswanto menjelaskan Gunung Semeru masih berstatus Level II atau waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Kemudian di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," katanya.
Masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai dan lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.