China Eastern Airlines Resmi Cetak Rekor Penerbangan Terpanjang di Dunia, Habiskan 29 Jam dari Argentina ke China

Liputan6.com, Jakarta - Maskapai China Eastern Airlines baru saja mencetak rekor sebagai penerbangan terpanjang di dunia dengan terbang menempuh jarak 12.400 mil selama 29 jam. Penerbangan itu menghubungkan antara Buenos Aires di Argentina menuju Shanghai, China, dengan transit di Auckland, Selandia Baru. Durasi penerbangan menjadi lebih pendek empat jam untuk rute sebaliknya. 

Mengutip Daily Mail, Selasa (9/12/2025), penerbangan pertama China Eastern Airlines rute Shanghai-Buenos Aires berlangsung pada 4 Desember 2025. Penerbangan itu memakan waktu 25 jam 55 menit dengan menggunakan pesawat Boeing 777-300ER yang berkapasitas 316 kursi. 

Penerbangan tersebut berangkat dari Bandara Internasional Shanghai Pudong pukul 02.00 waktu setempat dan tiba di Bandara Internasional Ezeiza sepuluh menit lebih cepat dari jadwal pada pukul 16.45 waktu setempat. Layanan rute tersebut akan beroperasi dua kali seminggu sepanjang tahun.

Dilaporkan bahwa harga tiket untuk rute baru ini berkisar antara £1.130 hingga £1.670 (sekitar Rp25,1 juta hingga Rp37,2 juta) untuk kelas ekonomi. Kelas bisnis dihargai sekitar £3.700 (sekitar Rp82,3 juta).

China Eastern Airlines sebelumnya menggambarkan penerbangan itu sebagai 'rute komersial pertama di dunia yang menghubungkan kota-kota antipodal'. Sebelum tersedianya rute tesebut, mereka yang ingin bepergian antara Tiongkok dan Argentina biasanya harus menempuh perjalanan lebih dari 30 jam yang melibatkan penerbangan lanjutan dan transit.

Rute Shanghai Pudong-Auckland-Buenos Aires dipandang sebagai langkah penting untuk membangun jalur "Jalur Sutra Udara" baru antara Asia-Pasifik dan Amerika Selatan, menurut maskapai tersebut. Apalagi, lebih dari 55.000 orang kelahiran Tiongkok tinggal di negara Amerika Selatan tersebut dan merupakan salah satu komunitas dengan pertumbuhan tercepat di Argentina, menurut data dari Simply Flying.

"Rute baru ini mengisi kekosongan penerbangan langsung antara Shanghai dan kota-kota besar di Amerika Selatan," kata China Eastern dalam sebuah pernyataan.

Meskipun jalurnya tidak langsung karena ada transit dua jam di Auckland, Selandia Baru, peluncuran penerbangan itu merupakan indikator lain bahwa penerbangan ultra-panjang (didefinisikan sebagai lebih dari 16 jam atau lebih dalam sekali jalan) akan semakin umum. Di sisi lain, rute tersebut membuka 'koridor selatan' yang menghubungkan ujung-ujung Samudra Pasifik dan membentuk kembali perjalanan udara antara tiga benua.

Penerbangan ultra juga hadir seiring kemajuan teknologi penerbangan, dengan pesawat menjadi lebih ringan dan lebih hemat bahan bakar. Langkah China Eastern Airlines akan diikuti maskapai penerbangan Australia Qantas pada 2026.

Maskapai itu akan meluncurkan lebih banyak layanan jarak jauh, termasuk penerbangan nonstop 20 jam antara London dan Sydney. Dijuluki Project Sunrise, nama tersebut terinspirasi oleh penerbangan ketahanan Perang Dunia II.

Para penumpang nantinya akan menyaksikan fajar lebih dari sekali dalam satu perjalanan. Versi khusus pesawat A350-1000 ini direncanakan akan dikirimkan pada Oktober 2026, dengan rute pertama yang akan dilayani adalah Sydney ke London dan Sydney ke New York.

Pesawat itu akan dilengkapi tangki bahan bakar tambahan untuk menempuh jarak sekitar 10.500 mil antara kedua tujuan tersebut. Maskapai ini saat ini telah memiliki salah satu penerbangan langsung terpanjang di dunia, dengan durasi 17,5 jam yang menghubungkan London dengan Perth.

Sebelumnya, maskapai China lain juga mencetak rekor sebagai penerbangan nonstrop terpanjang di dunia. Per Oktober 2025, penerbangan Xiamen Air menjadi pemegang rekor dengan durasi penerbangan 19 jam 20 menit dari Bandara Internasional John F. Kennedy (JFK) ke Bandara Internasional Fuzhou Changle (FOC) di China selatan.

Dalam laporan Simple Flying, dikutip dari NY Post, Kamis, 16 Oktober 2025, rekor itu menggeser posisi yang sebelumnya diduduki Singapore Airlines resmi tergeser. Maskapai kebanggaan Singapura itu mengoperasikan penerbangan dari Bandara Internasional JFK ke Bandara Changi Singapura dengan durasi 18 jam.

Rute penerbangan ini sebelumnya beroperasi antara 2017 hingga 2020 dan kembali pada 2024. Namun, ini adalah pertama kalinya rentang waktu tersebut mencapai rekor terlama. Penerbangan ini menempuh jarak 7.0777 mil — atau 6.752 mil laut — sekali jalan. Alasan mengapa rute panjang ini memakan waktu hampir 20 jam adalah karena Xiamen Air tidak beroperasi melalui wilayah udara Rusia dalam perjalanan ke atau dari AS, sehingga penerbangan harus bermanuver di sekitarnya.