Liputan6.com, Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup (Men LH) Hanif Faisol Nurofiq memastikan bahwa perubahan iklim yang terjadi hingga memicu siklon tropis Senyar tak bisa disalahkan dalam kasus banjir bandang Sumatera. Kondisi lanskap DAS Batang Toru yang memang sudah rusak, gundul sejak dari hulu, disebutnya sebagai pemicu utama bencana yang menewaskan 283 orang hanya di Sumatera Utara itu, berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Senin sore, 1 Desember 2025.
"Kenapa Batang Toru ini kemudian berdampak rusaknya besar, karena dia lanskapnya berbentuk seperti V. Jadi, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, dan Selatan ada di lereng atau di lembahnya. Sehingga pada saat yang lereng kanan kirinya terganggu, terjadi bencana yang cukup besar, meskipun curah hujannya tidak sangat ekstrem," kata Menteri LH dalam jumpa pers Agenda Aksi Iklim Pasca-COP30 di Jakarta, Selasa, 2 Desember 2025.
Hanif menyebutkan curah hujan di Tapanuli saat itu mencapai 300 mm, tetapi jumlahnya jauh lebih rendah dari Aceh yang mencapai 400 mm atau Sibolga yang hampir mencapai 400 mm. Dibandingkan dua wilayah terakhir, curah hujan di Tapanuli tidak seekstrem kedua wilayah lainnya pada saat yang sama.
Namun, kondisi bentang alam yang rusak membuat dampaknya menjadi lebih besar dibandingkan kedua daerah lainnya. Daerah aliran sungai yang semestinya ditanami pohon-pohon malah dialihfungsikan menjadi lahan pertanian, baik pertanian lahan basah maupun lahan kering, lantaran status hutan sudah beralih menjadi areal penggunaan lain atau non-kawasan hutan.
"Nah begitu dia hujan, sudah dipastikan lah tidak ada pohon. Ada pohon sebesar (seluas) 38 persen, tapi dia ada di tengah dan hilir sehingga daya tahannya tidak terlalu besar. Seandainya dia ada di puncak, maka kejadiannya mungkin akan berbeda," kata Hanif.
Sumber Kerusakan Lingkungan Lebih Jelas
Hanif menyatakan bahwa pihaknya sudah mengumpulkan seluruh data secara detail dan menganalisisnya, termasuk berdasarkan data citra satelit. Ia juga mengaku sudah mengundang delapan entitas yang ada di sepanjang DAS Batang Toru untuk hadiri di Kementerian Lingkungan Hidup.
"Kita akan segera memulai masa-masa dimulainya penyelidikan terkait dengan kasus ini. Kita akan mem buat kasus ini terang, sehingga korban yang cukup banyak kemudian tidak (boleh) tidak ada yang tanggung jawab, karena ini ada upaya pemberatan kasus lingkungan yang terjadi," ujarnya.
Tanpa menyebutkan spesifik nama perusahaan yang dinilai bertanggung jawab, Hanis menyatakan bidang usaha mereka mulai dari hutan tanaman industri, perkebunan sawit, tambang emas, hingga pembangkit listrik baik bertenaga air maupun mikrohidro.
"Ini kan kelihatan kayunya dari mana. Saya tidak berniat mendahului penyelidikan, tidak mau mengganggu independensi dari banyak teman-teman penyelidik, tapi logika kita dari citra satelitnya udah kelihatan kok. Jadi, ini beda kasus dengan Ciliwung. Kalau Ciliwung kan kita enggak tahu nih, sebenarnya siapa sih yang paling banyak berkontribusi, memperparah bencana hujan ini karena hampir semua kan ada vila," kata dia lagi.
Ajak Kampus Hitung Biaya Kerusakan Lingkungan Banjir Bandang Sumatera
Hanif menyatakan pihaknya telah meminta kalangan ahli dari berbagai perguruan tinggi, khususnya di wilayah terdampak banjir bandang Sumatera, untuk mengkaji kerugian yang ditimbulkan akibat bencana itu. Kajian itu penting sebagai dasar mengkonstruksi kasus dan mengajukan ganti rugi kepada para perusak lingkungan, khususnya di DAS Batang Toru.
"Tanpa kajian, menteri enggak bisa apa-apa. Jadi, kita menentukan harga sekian, tapi tanpa kajian enggak bisa. Semuanya dirumuskan dari kajian scientific yang dilakukan para ahli dari akademisi, praktisi yang memiliki sertifikat untuk melakukan itu," ujarnya.
Ia juga akan terjun ke lokasi untuk melihat langsung lapangan. Tujuannya agar bisa mendapat bayangan konstruksi kasusnya. "Tapi secara umum, dari kajian peta, di bagian hulu itu benar-benar sudah jadi kebun lahan kering, budidaya pertanian kering di hulunya bahkan, kemudian di sini ada sawit baru. Ini kelihatan dari alurnya yang seperti di gambar Walhi," imbuh Hanif.
Kapan target menyelesaikan penyelidikan? "Tiga bulan lah mudah-mudahan. Kalau lebih daripada itu, nanti masuk angin ya, kita lupa," jawabnya.
Fokus pada Rencana Adaptasi
Disinggung terkait COP30, Hanif mengatakan bahwa Indonesia memanfaatkan forum itu untuk melontarkan pendekatan adaptasi dibandingkan mitigasi. Rencana adaptasi dinilai perlu dikedepankan agar masyarakat bisa diselamatkan dalam kesempatan beikutnya.
"Yang sudah kejadia ini sudahlah, tapi apakah kemudian pada saat climate disaster ini, dalam bentuk taifun atau dalam bentuk siklon, kemudian kita tidak mampu menyelamatkan penduduk kita. Apa iya seperti itu?" sahutnya.
Indonesia, kata dia, mendorong sektor FOLU Net Sink yang berkontribusi pada tiga hal yang disebutnya sebagai tiga rio, yakni Rio Summit Bumi, Kerusakan Lingkungan, dan Biodiversity. Dari tiga rio, biodiversity lah yang menjadi indikator utama.
"Pada saat biodiversity atau mega fauna puncak itu terganggu, artinya lanskapnya pasti terganggu. Begitu terjadi perubahan iklim yang di luar kebiasaan dengan volume yang berbeda, tentu lanskap itu tidak mampu menangani," katanya.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3328807/original/002424300_1608451992-mekong-fish-2029159_1920.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5167274/original/091207900_1742351630-assortment-delicious-fresh-cookies_114579-13166.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5430351/original/009349300_1764661301-Budapest.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5432874/original/028530100_1764826129-tulang.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5433159/original/096088800_1764837807-XXI_EMpire.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5433355/original/089437800_1764842297-Depositphotos_786203090_L.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3015932/original/008747600_1578464712-shutterstock_1362502556.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5433145/original/045116400_1764837710-word_media_image4.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2824817/original/068254000_1560140111-shutterstock_797076340.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5432888/original/069371000_1764826419-lisa_blackpink3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5432758/original/012523800_1764822089-Daging_Slice_Dimarinasi.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4956296/original/070832200_1727665407-front-view-cooked-vegetable-meal-with-sliced-bell-pepper-salad-brown-surface.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5432536/original/030095300_1764813838-000_86ZP7CT.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5424531/original/080333500_1764145055-pepes__2_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5406523/original/072243300_1762580050-WhatsApp_Image_2025-11-08_at_11.01.03.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5432530/original/094830900_1764813502-ikan_bakar_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5431439/original/013765600_1764738720-Nasi_Goreng_Krengsengan_Mas_Inyong__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5432497/original/083392300_1764809627-Cumi_Pedas_Manis.jpg)










:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5314494/original/002842300_1755085435-SCTV_-_Wanita_Istimewa_-_Landscape.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5373357/original/048602800_1759820171-SnapInsta.to_560669028_18535972480043602_4721668802629419488_n.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5414818/original/029407400_1763352077-ATK_BOLA_Byon_Combat_Showbiz_6.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5327294/original/028965100_1756177305-Screenshot_2025-08-26_100102.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4763684/original/016326400_1709707430-kereta_api_nataru.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5313510/original/030262500_1755006255-unnamed_-_2025-08-12T194810.344.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5306582/original/016286100_1754412053-2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5294012/original/043679400_1753347795-VOS_-_Mama-Mama_Pengejar_Cinta_-_Apple_Artwork_-_With_Title16_9_Cover_Art.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5347525/original/083062600_1757675276-SnapInsta.to_543107841_18526684450015278_5485787036975048528_n.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5310142/original/083799800_1754660518-20250808-PWN-BUS_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5109507/original/015000400_1737847089-pisang_madu.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5315031/original/080473800_1755148142-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5313695/original/063765500_1755052618-ratu_kecantikan.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5334940/original/026976700_1756783195-unnamed__6_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5310366/original/020181100_1754711048-WhatsApp_Image_2025-08-08_at_9.10.07_PM__1_.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5328382/original/010765100_1756214097-Labyrinth_Dome_-_Bali_Mystic.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1754987/original/026621500_1509348143-20171030-Vietnam-Adit1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5310649/original/096828300_1754744791-DSC05597.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5309059/original/039125500_1754572312-TVN_Movies_-_My_Worst_Neighbor_-_Main_KV_-_PN_artikel_NL.jpg)