Aksi Bersih-bersih Pantai Bali dari Sampah Kiriman Disorot Media Asing

2 days ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Aksi bersih-bersih Pantai Kedonganan Bali dari sampah kiriman menuai perhatian media asing. Salah satunya dari media Singapura, Chanel News Asia, pada Sabtu, 4 Januari 2024. 

Berjudul 'Volunteers clean up Bali's beach from 'worst' monsoon-driven trash', artikel itu menyoroti sampah kiriman 'terburuk' yang mengotori pantai-pantai tujuan wisata di Bali akibat hujan monsun. Media tersebut juga mengutip AFP, menyebutkan bahwa Indonesia merupakan salah satu penyumbang terbesar sampah plastik dan sampah laut di dunia.

"Hujan monsun dan angin setiap tahunnya menyapu gunung sampah plastik dari kota-kota dan sungai di Indonesia ke laut. Sebagian sampah ini hanyut ratusan kilometer sebelum terdampar di pantai-pantai di Pulau Bali, terutama antara November hingga Maret," tulis media tersebut.

Di sepanjang Pantai Kedonganan di selatan Bali, cangkir plastik, sedotan, peralatan makan, dan sachet kopi kosong berserakan di atas pasir, bercampur dengan puing-puing tumbuhan dan kayu. Sekitar 600 relawan, termasuk penduduk lokal, pekerja pariwisata, dan turis, menantang pagi yang hujan untuk memungut sampah secara manual sebelum mengisi ratusan karung besar.

Organisasi non-profit lingkungan Sungai Watch menyebutnya sebagai polusi sampah plastik terburuk yang pernah terdampar di Bali. "Kami belum pernah melihat plastik setebal satu meter di dalam pasir. Hanya dalam enam hari pembersihan, kami mengumpulkan 25 ton, yang merupakan rekor bagi kami," kata pendiri Sungai Watch, Gary Bencheghib.

Sumber Sampah Kiriman di Pantai Bali

Bencheghib mengatakan menurut audit, sebagian besar sampah plastik berasal dari kota-kota di Jawa, pulau terpadat di Indonesia. Pernyataannya senada dengan yang disampaikan Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq. Ia menyebutkan bahwa sampah yang terdampar di sejumlah pantai di Bali sebagian besar berasal dari aliran sungai di Pulau Jawa dan bermuara di Laut Jawa.

"Sampah ini akan mengikuti arus terus bergerak ke arah timur, kemudian selatan dan sebagian terdampar di pantai Bali," kata Hanif di sela aksi bersih sampah laut di Pantai Kuta, Kabupaten Badung, Bali, melansir Antara, 4 Januari 2025.

Selain kiriman dari Pulau Jawa, Hanif menyebut sampah laut kiriman di Pantai Kuta tersebut juga berasal dari negara lain, meski ia tidak menyebutkan detail asal negara tersebut. Dia menjelaskan sampah laut itu terjadi saat angin musim barat yang berlangsung selama Oktober--Maret setiap tahun.

Ia memperkirakan jumlah sampah kiriman yang terdampar di pesisir Bali pada 2024--2025 lebih tinggi dibandingkan pada 2020--2021 yang mencapai sekitar 6.000 ton dan 2.900 ton sampah pada 2023. Peningkatan timbunan sampah itu, menurut Hanif, dipicu peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas yang tidak ramah lingkungan.

Sampah Plastik Datang Terus

Selain mendarat di pesisir Bali, lanjut dia, sampah laut yang terbawa arus tersebut juga sampai di pesisir Afrika, tepatnya di Madagaskar. "Jadi, ini perjalanan sampah dari hilir Pulau Jawa sampai Madagaskar," ucapnya.

Sampah kiriman di Pantai Kuta Bali muncul dalam beragam bentuk, seperti plastik, karet, dan kayu. Sampah-sampah itu dipungut dan ditampung dalam karung dengan dibantu sedikitnya empat alat berat dan sejumlah truk. 

Sebanyak 2.115 peserta dari beragam unsur terlibat dalam aksi bersih-bersih itu. Sampah plastik yang dikumpulkan dipilah dan ditimbang untuk dibawa kembali ke tempat pengolahan sampah yang bekerja sama dengan mitra ketiga.

Hal yang sama dilakukan oleh lebih dari 500 relawan yang datang ke Pantai Kedonganan. Mengutip Instagram Story @sungaiwatch, hanya dalam setengah jam, sudah terkumpul 100 karung sampah. Itu pun selama proses pembersihan, sampah kiriman terus datang dari laut.

"Dan selama kami membersihkan, sampah plastik baru terus datang. Kapan ini akan berakhir?" tulis keterangan berbahasa Inggris di unggahan tersebut seraya menunjukkan video sampah kiriman dimaksud.

Kejutkan Turis Asing

Tatiana Komelova, seorang turis relawan asal Rusia, mengatakan pemandangan sampah itu mengejutkannya, dan memotivasinya untuk mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-harinya.

"Saya tahu masalah ini ada, tetapi saya tidak tahu seburuk ini. Saya banyak menggunakan produk plastik dalam hidup saya, dan sekarang saya berusaha untuk menguranginya sebisa mungkin," ucapnya kepada AFP.

Sementara, KLH meluncurkan program kali bersih yang menyasar tiga empat sungai yang ada di destinasi wisata unggulan Kementerian Pariwisata (Kemenpar). "Dari 17 destinasi wisata unggulan dari Kemenpar, saya minta tiga-empat yang kami selesaikan sampahnya dulu tahun ini," ujarnya.

Sementara, Kementerian Pariwisata meluncurkan program "Gerakan Wisata Bersih". Gerakan itu adalah salah satu quick win Kemenpar yang tujuannya untuk meningkatkan daya saing, dan akan difokuskan sementara di lima DPSP dan tiga greater, yakni Jakarta, Bali dan Kepulauan Riau.

Dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, program dimulai dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Gerakan Wisata Bersih, pemberdayaan masyarakat desa wisata dalam kebersihan lingkungan, dan edukasi penanganan sampah di destinasi wisata. Pada pelaksanaannya, Gerakan Wisata Bersih melibatkan kementerian/lembaga terkait, pemerintah daerah, maupun stakeholder, termasuk mitra-mitra strategis lainnya seperti GoTo Impact Foundation, KG Lestari, Asosiasi Toilet Indonesia, dan sebagainya.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |