7 Tips Membuat Kue Kastengel agar Tidak Mudah Hancur saat Dipanggang

Liputan6.com, Jakarta Kue kastengel menjadi salah satu hidangan favorit saat perayaan hari besar, namun seringkali tantangan terbesar adalah membuatnya tidak mudah hancur saat dipanggang. Banyak yang mengeluhkan kastengel rapuh atau pecah, padahal tekstur renyah dan kokoh adalah dambaan setiap pembuatnya.

Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan pemahaman mendalam mengenai teknik dan pemilihan bahan yang tepat. Para ahli kuliner dan chef berpengalaman telah membagikan rahasia dapur agar kastengel buatan Anda selalu sempurna.

Artikel ini akan mengupas tuntas berbagai tips penting, mulai dari persiapan adonan hingga proses pemanggangan dan penyimpanan, sehingga Anda bisa menyajikan kue kastengel yang lezat dan tahan lama di setiap kesempatan. Melansir dari berbagai sumber, Rabu (3/12), simak ulasan informasinya berikut ini.

Pemilihan tepung terigu merupakan langkah krusial untuk menghasilkan kastengel yang renyah dan tidak mudah hancur. Tepung terigu dengan kandungan protein rendah sangat disarankan karena memiliki kadar gluten yang lebih sedikit. Kadar gluten yang rendah akan membantu menciptakan tekstur kue kering yang lebih renyah dan lembut, bukan keras atau bantat.

Selain jenis tepung, proses pra-perlakuan pada tepung juga sangat dianjurkan. Anda disarankan untuk menyangrai atau mengoven tepung terigu terlebih dahulu. Proses ini bertujuan mengurangi kadar air dalam tepung, membuat adonan lebih kering, dan menghasilkan kastengel yang lebih renyah serta tidak mudah melempem setelah dipanggang.

Anda dapat mengoven terigu pada suhu 100°C selama kurang lebih 30 menit sambil diaduk-aduk. Cara ini diyakini akan membuat kue kering menjadi sangat renyah.

Keseimbangan proporsi kuning telur dalam adonan kastengel sangat penting untuk mencegah kue mudah hancur. Penggunaan kuning telur yang terlalu banyak dapat meningkatkan kadar air dalam adonan, sehingga membuat kastengel menjadi lebih rapuh. Hal ini seringkali menjadi penyebab utama kue kering menjadi gampang hancur.

Di sisi lain, putih telur memiliki fungsi sebagai perekat dalam adonan. Namun, penggunaan putih telur yang berlebihan juga tidak disarankan karena dapat membuat tekstur kue menjadi keras. Kuncinya adalah menemukan takaran yang pas untuk menciptakan adonan yang kokoh namun tetap renyah.

Sebagai panduan, untuk sekitar 400 gram tepung terigu, disarankan menggunakan sekitar 2 kuning telur. Beberapa resep bahkan hanya menggunakan sedikit kuning telur, misalnya satu sendok teh, untuk mengikat adonan. Ini terutama berlaku jika menggunakan butter yang secara alami sudah membuat kue lebih renyah.

Mentega dan margarin adalah komponen dasar yang memberikan cita rasa dan tekstur pada kastengel. Namun, takaran yang berlebihan pada kedua bahan ini dapat menyebabkan adonan menjadi terlalu lembut dan rentan hancur. Kelebihan lemak justru membuat tekstur kastengel kehilangan kekokohan yang diinginkan.

Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan takaran yang tepat agar kastengel tidak mudah hancur setelah matang. Selain takaran, teknik pengocokan mentega juga sangat berpengaruh terhadap hasil akhir. Mengocok mentega terlalu lama hingga mengembang dan pucat sebaiknya dihindari. 

Pengocokan berlebihan ini dapat memasukkan terlalu banyak udara ke dalam adonan, yang berpotensi mempengaruhi tekstur akhir kastengel menjadi kurang padat. Kombinasi mentega dan margarin sering digunakan, di mana mentega memberikan aroma dan kelembutan, sementara margarin berkontribusi pada kerenyahan.

Salah satu kesalahan umum dalam pembuatan kastengel adalah menguleni adonan terlalu lama. Proses pengulenan yang berlebihan dapat memicu pembentukan gluten secara berlebihan dalam tepung. Akibatnya, kastengel bisa menjadi keras di bagian luar, namun rapuh di bagian dalam, bahkan berisiko melempem.

Pembentukan gluten yang kuat sangat dihindari untuk kue kering yang mengutamakan kerenyahan. Untuk mendapatkan tekstur kastengel yang renyah dan lembut, adonan sebaiknya hanya diaduk secukupnya. Pastikan semua bahan tercampur rata dan adonan sudah bisa dipulung atau dibentuk. Tidak perlu menguleni adonan hingga kalis seperti saat membuat roti, karena tujuan teksturnya berbeda.

Mengaduk seperlunya akan menjaga agar gluten tidak terbentuk berlebihan, sehingga adonan tetap lembut dan mudah diatur. Ini akan menghasilkan kastengel yang renyah sempurna tanpa menjadi keras atau mudah hancur saat digigit.

Pemilihan jenis keju memiliki dampak signifikan terhadap rasa, aroma, dan terutama tekstur kastengel. Keju tua dengan kadar air yang rendah sangat direkomendasikan untuk menghasilkan kastengel yang lebih berkualitas. Keju dengan kadar air tinggi dapat membuat kastengel lebih cepat berjamur dan kurang renyah.

Secara spesifik Anda disarankan menggunakan keju tua seperti Edam, Parmesan, Natural, atau Gouda. Keju-keju ini dikenal memberikan cita rasa khas dan aroma yang lebih wangi pada kastengel. Keju Edam, misalnya, memiliki kadar lemak tinggi yang membantu adonan menjadi lembut dan mudah dibentuk, serta menghasilkan tekstur renyah di luar dan lembut di dalam.

Jika Anda memilih menggunakan keju cheddar, ada baiknya diangin-anginkan terlebih dahulu. Proses ini bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam keju cheddar, sehingga kastengel yang dihasilkan tetap renyah dan tidak mudah lembek.

Suhu oven yang tidak stabil atau tidak tepat merupakan penyebab umum kegagalan dalam membuat kastengel. Suhu yang tidak sesuai bisa menyebabkan kastengel gosong di luar namun mentah di dalam, atau bahkan kurang renyah dan mudah rapuh. Kestabilan suhu oven sangat krusial untuk kematangan merata.

Suhu ideal untuk memanggang kastengel umumnya berkisar antara 130-170°C, namun ini bisa bervariasi tergantung jenis oven yang digunakan. Penting untuk memanaskan oven selama 10-15 menit sebelum adonan dimasukkan agar suhu di dalamnya stabil. Waktu pemanggangan yang disarankan adalah sekitar 20-35 menit.

Panggang kastengel hingga berwarna keemasan dan matang sempurna sampai ke bagian dalam. Beberapa resep menyarankan memanggang dengan suhu yang lebih rendah namun dalam waktu yang lebih lama. Metode ini dapat membantu kastengel matang lebih kering sempurna dan menghasilkan kerenyahan yang lebih maksimal.

Setelah proses pemanggangan selesai, tahap pendinginan dan penyimpanan yang tepat adalah kunci untuk menjaga kerenyahan kastengel. Proses ini juga mencegah kue menjadi mudah hancur atau melempem dalam waktu singkat. Kesalahan dalam tahap ini bisa merusak seluruh usaha yang telah dilakukan.

Oleh karena itu, jangan pernah menyimpan kastengel saat masih hangat. Setelah kastengel benar-benar dingin, langkah selanjutnya adalah menyimpannya dalam wadah kedap udara. Wadah kedap udara akan melindungi kastengel dari kelembapan udara luar yang bisa membuatnya cepat lembek. Pastikan wadah yang digunakan bersih dan kering sebelum diisi.

Untuk perlindungan ekstra, Anda bisa memilih toples kaca dengan tutup berbahan karet yang lebih rapat dibandingkan toples plastik. Menambahkan silica gel food grade atau selembar tisu kering di dasar wadah juga dapat sangat membantu menyerap kelembapan. Ini akan menjaga kastengel tetap renyah dan awet lebih lama.

1. Mengapa kastengel saya mudah hancur saat dipanggang?

Jawaban: Kastengel mudah hancur bisa disebabkan oleh penggunaan tepung yang salah, terlalu banyak kuning telur, mentega berlebihan, atau pengulenan adonan terlalu lama.

2. Jenis tepung apa yang cocok untuk membuat kastengel renyah?

Jawaban: Gunakan tepung terigu protein rendah atau sedang yang sudah disangrai atau dioven untuk mengurangi kadar airnya.

3. Bagaimana cara menyimpan kastengel agar tetap renyah dan tidak melempem?

Jawaban: Dinginkan kastengel sepenuhnya di rak pendingin, lalu simpan dalam wadah kedap udara yang bersih dan kering.

4. Apakah jenis keju memengaruhi kerenyahan kastengel?

Jawaban: Ya, gunakan keju tua dengan kadar air rendah seperti Edam atau Gouda untuk hasil lebih renyah dan tahan lama.