6 Fakta Menarik Gunung Calancang, Permata Tersembunyi di Perbatasan Garut dan Sumedang

1 month ago 29

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Calancang merupakan permata tersembunyi di perbatasan Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Garut. Gunung ini memiliki ketinggian mencapai 1.667 meter di atas permukaan air laut (mdpl), gunung ini memukau dengan keelokan alamnya.

Mengutip dari laman Shelter Jelajah, Kamis, 17 Oktober 2024, secara administrasi Gunung Calancang berada di perbatasan Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Garut. Di Kabupaten Sumedang, gunung ini melintasi Kecamatan Sumedang Selatan dan Kecamatan Cibugel. Adapun di Kabupaten Garut, Gunung Calancang masuk Kecamatan Blubur Limbangan dan Kecamatan Selaawi.

Keberadaan gunung ini memberikan pesona alam yang unik dan beragam di dua wilayah yang berbeda. Masih banyak hal mengenai Gunung Calancang selain lokasi maupun ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Calancang yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Pemandangan Menakjubkan di Sekitar Gunung Calancang

Gunung Calancang tidak hanya menawarkan puncaknya sendiri, tetapi juga sejumlah puncak lain yang memperkaya pengalaman mendaki. Beberapa puncak tersebut antara lain Puncak Sindulang yang berketinggian 1.506 mdpl, memberikan panorama indah dari ketinggian yang menawan.

Kemudian Puncak Pilar dengan 1.649 mdpl menyajikan pemandangan spektakuler sebagai hadiah bagi para pendaki yang tekun. Lalu Puncak Pasir Harendong dengan ketinggian 1.639 mdpl memiliki keelokan alam yang memanjakan mata di setiap langkah mendaki.

Di sebelah barat gunung ini, berdiri Gunung Kerenceng menambah kekayaan alam di daerah ini. Bersama-sama, deretan puncak ini menciptakan lanskap gunung yang mempesona.

2. Jadi Hulu Sungai Citarik hingga Cilingga

Gunung Calancang mengajak para pendaki untuk menapaki setiap jejak langkah dengan penuh kekaguman. Keberagaman flora dan fauna, pun keelokan pemandangan alam, jadi saksi bisu perjalanan di gunung ini. Sungai yang berhulu di gunung ini antara lain Sungai Citarik, Sungai Cihonje, Sungai Cideureus, Sungai Cikuya, Sungai Cigunung dan Sungai Cilingga.

3. Asal-usul Nama Gunung Calancang

Dari cerita warga lokal, nama Calancang berasal dari kata “colong-caling” yang artinya pencuri. Penduduk sekitar seringkali mengadakan ritual atau upacara yang diadakan di gunung ini untuk memohon keselamatan dan kesuburan. 

Di samping itu, Gunung ini juga memiliki pemandangan yang indah dan seringkali menjadi tujuan wisata bagi para pendaki dan pecinta alam. Tapi ada pula yang menyebut bahwa nama "Calancang" berasal dari kata "calang-caling" yang artinya "berkelap-kelip" atau "bersinar-sinar", untuk menjelaskan cahaya yang dipancarkan dari gunung tersebut pada malam hari.

Versi lain ada yang menyebutkan bahwa nama Gunung Calancang berasal dari kata "calan" yang diambil dari bahasa Sunda yang berarti "pemukiman", dan "cang" yang berarti "kecil". Secara harfiah Calancang dapat diartikan sebagai "pemukiman kecil". 

4. Legenda di Gunung Calancang

Selama turun-temurun, diceritakan bahwa Gunung Calancang menjadi salah satu kebanggaan warga Sumedang serta tempat hiking populer bagi para pendaki yang ingin menaklukkan puncak tertingginya. Di gunung ini juga terkenal legenda yang terkenal yaitu cerita tentang seorang raja yang ingin menaklukkan Gunung Calancang.

Raja tersebut mengirimkan pasukan besar-besaran agar menguasai gunung tersebut, tapi malah mengalami kekalahan yang telak. Semenjak itu, masyarakat sekitar percaya bahwa gunung Calancang merupakan tempat yang penuh dengan aura mistis dan harus dihormati.

5. Raja Majapahit Pernah Mengunjungi Gunung Calancang

Kabarnya dulu ada seorang raja dari Kerajaan Majapahit yang tidak disebutkan namanya sedang mengunjungi kawasan Gunung Calancang. Saat itu, sang raja tersesat dan akhirnya menemukan kediaman seorang ahli silat yang mahir. Di perjalanan pulang, sang raja telah ditemani oleh sang ahli silat serta berhasil keluar dari kawasan Gunung Calancang yang terkenal angker. 

6. Pernah Jadi Tempat Pertempuran

Gunung Calancang juga sempat menjadi tempat berlangsungnya pertempuran penting pada masa penjajahan Hindia Belanda. Di tahun 1827, Belanda pernah melancarkan serangan ke wilayah Sumedang untuk merebut kekuasaan dari penguasa setempat yang ketika itu adalah bagian dari Kesultanan Cirebon.

Pertempuran itu berlangsung hebat di kawasan Gunung Calancang. Sejarah mencatat bahwa pasukan penguasa setempat berhasil memenangkan pertarungan melawan pasukan kolonial Belanda.

Dalam sejarahnya yang panjang, Gunung Calancang juga telah banyak mengalami perubahan dan dinamika yang mengisi kawasannya. Tetapi, keindahan alam dan legenda-legenda lokal yang menyebar di wilayah tersebut masih menjadi daya tarik yang kuat bagi para wisatawan dan orang lokal hingga saat ini.

Pendaki bisa menjadikan gunung ini sebagai salah satu lokasi yang layak untuk dikunjungi. Terutama pendaki yang penasaran ingin menjelajahi keindahan dan sejarah kawasan Sumedang.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |