4 Gajah Sumatera PLG Saree Dikerahkan untuk Selamatkan Korban Banjir Bandang Aceh, Bagaimana Jaminan Kesejahteraannya?

2 days ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Media sosial diramaikan dengan berita tentang empat gajah sumatera dari Pusat Latihan Gajah (PLG) Saree dikerahkan untuk membantu upaya pencarian korban banjir bandang Aceh. Mereka diangkut menggunakan truk langsir dan diturunkan ke lapangan. Sebagian warganet menanggapinya sebagai ironi lantaran gajah kerap jadi korban manusia, tetapi mereka pula yang diturunkan untuk membantu manusia. 

Lalu, apa alasan gajah Abu, Mido, Ajis, dan Noni diturunkan ke lokasi terdampak bencana banjir bandang? Kepala Balai KSDA Aceh Ujang Wisnu Barata menyatakan bahwa pemanfaatan gajah terlatih untuk penanganan bencana adalah karena mamalia darat terbesar itu memiliki kemampuan yang membuatnya efektif dalam penanganan bencana.

Syaratnya, mereka sudah terlatih dan didampingi mahout/petugas. Lagi pula, sambung dia, bukan hanya Indonesia yang memberdayakan gajah dalam penanganan bencana, tetapi juga di sejumlah negara Asia lainnya, seperti Thailand.

"Ini merupakan salah satu bentuk pemanfaatan gajah secara lestari dengan prinsip kehati-hatian," kata Ujang dalam rilis Kementerian Kehutanan yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Selasa (9/12/2025).

Ujang menyatakan bahwa proses pengerahan keempat gajah PLG Saree itu dilakukan secara hati-hari dengan perencanaan matang dan mengutamakan prinsip kesejahteraan satwa. Sebelum diturunkan ke lapangan, Tim BKSDA Aceh diturunkan terlebih dulu untuk melakukan survei menyeluruh terkait kondisi lokasi, aksesibilitas, tingkat keamanan, dan kebutuhan operasional.

"Keempat gajah terlatih diangkut menggunakan truk langsir dari tempat tambat menuju lokasi target penanganan. Hal ini dilakukan untuk keamanan dan keselamatan gajah, termasuk menghindari stres sebelum mendukung penanganan area terdampak banjir," ujar Ujang.

Siapkan Area Istirahat Gajah-gajah Penyelamat

Hasil survei tersebut, sambung Ujang, menjadi dasar penentuan rute, titik kerja, area istirahat gajah, serta pengaturan durasi kerja yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi satwa. Ia mengklaim bahwa tim sudah menyiapkan area istirahat gajah yang memadai, termasuk ketersediaan pakan yang cukup, suplemen pendukung, serta sistem pemantauan kesehatan yang dilakukan secara berkala.

Kebutuhan air minum satwa juga menjadi perhatian utama. Untuk menjamin kecukupan konsumsi air, tim menyiagakan satu unit mobil slip-on berisi tangki dan selang air yang standby setiap saat di lokasi kerja.

Penentuan titik-titik lokasi kerja juga telah dilakukan melalui koordinasi intensif dengan Bupati Pidie Jaya dan unsur Kepolisian setempat. Koordinasi ini tidak hanya memastikan keamanan seluruh personel dan satwa, tetapi juga mengatur batas waktu kerja agar gajah tidak bekerja melebihi kapasitasnya. Namun, ia menyebutkan durasi kerja yang pasti.

Didampingi Mahout dan Dokter Hewan

Ujang menerangkan bahwa keempat gajah itu didampingi delapan mahout, personel Polisi Kehutanan (Polhut) Resor, serta dokter hewan lengkap dengan perlengkapan medis lapangan. Seluruh kegiatan turut mendapat pengawalan penuh dari unsur kepolisian, sehingga operasional dapat berlangsung tertib, aman, dan terarah.

"Mobilisasi gajah jinak ini merupakan langkah kolaboratif untuk membantu percepatan pemulihan kondisi lingkungan pasca banjir, terutama di wilayah yang sulit dijangkau alat berat. Selain berfokus pada pemulihan, misi ini juga menunjukkan komitmen kuat bahwa penggunaan satwa dalam operasi lapangan harus selalu menghormati dan menjaga kesejahteraannya," ucapnya.

Para gajah PLG Saree sudah bekerja pada Senin, 8 Desember 2025, setelah dimobilisasi dari rumah mereka ke lokasi bencana sehari sebelumnya. Mengutip Antara, para mahout atau pawang membawa mereka untuk membersihkan puing-puing kayu di pemukiman penduduk Gampong Meunasah Bie, Kecamatan Meurah Dua Kabupaten Pidie Jaya.

Gajah Berpengalaman dalam Bencana Tsunami Aceh

Kepala BKSDA Wilayah Sigli, Aceh, Hadi Sofyan mengatakan para gajah fokus diarahkan ke lokasi yang tidak bisa dilewati oleh alat berat. "Kita target pembersihan di lokasi terdampak banjir bandang di Kecamatan Meureudu dan Meurah Dua, Kabupaten Pidie Jaya," ujarnya.

Ia menyampaikan, selain membantu membersihkan material yang tersangkut di rumah-rumah penduduk, para gajah juga akan membuka akses jalan menuju rumah warga yang tertimbun. Gajah-gajah nantinya juga bakal membantu evakuasi apapun yang ditemukan di lokasi, termasuk korban terdampak bencana. Selain itu, mereka turut terlibat dalam distribusi logistik ke para pengungsi di Pidie Jaya.

"Untuk durasi, kami akan bertugas selama tujuh hari di sini, terakhir 14 Desember 2025," katanya.

Gajah yang membantu melakukan pembersihan ini sudah memiliki pengalaman panjang. Keempatnya diketahui pernah terlibat membantu membersihkan material saat bencana tsunami Aceh 2004.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |