SKK Migas Raih Gold Rank ASRRAT 2025, Komitmen Keberlanjutan Hulu Migas

Liputan6.com, Jakarta - SKK Migas kembali mencatat prestasi membanggakan setelah Sustainability Report yang dirilis lembaga tersebut meraih Gold Rank dalam Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2025. Penghargaan ini menjadi bukti konsistensi SKK Migas dalam memperjuangkan praktik keberlanjutan di industri hulu migas, di tengah upaya agresif meningkatkan produksi dan lifting nasional.

Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, menegaskan bahwa komitmen keberlanjutan tidak bisa dilepaskan dari strategi besar sektor migas.

“SKK Migas dan Kontraktor KKS sedang berjuang keras untuk meningkatkan produksi dan lifting migas nasional. Namun upaya-upaya keberlanjutan tetap kita jadikan prioritas karena Rencana Strategis kita tidak hanya memuat peningkatan produksi, tetapi juga mendukung komitmen Indonesia mencapai target net zero emission,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (30/11/2025). 

Djoko berharap raihan ini mampu memicu inovasi lebih besar di bidang keberlanjutan, khususnya dalam operasi hulu migas. Sustainability Report sendiri disusun mengikuti standar General Reporting Initiative (GRI) dan menyoroti kontribusi terhadap Sustainable Development Goals (SDGs).

ASRRAT merupakan ajang penilaian independen yang digelar oleh National Center for Corporate Reporting (NCCR) guna mempercepat pelaporan keberlanjutan perusahaan dan organisasi.

Pada ASRRAT 2025, sebanyak 82 perusahaan dan organisasi mengikuti penilaian, termasuk 78 peserta dari Indonesia. SKK Migas menjadi salah satu lembaga yang rutin berpartisipasi dan berhasil meraih Gold Rank sebanyak tujuh kali.

Para juri berasal dari kalangan akademisi yang berpengalaman dalam sustainability reporting.

Djoko menjelaskan bahwa pengurangan emisi adalah pekerjaan jangka panjang yang harus dimulai dengan langkah nyata. Industri hulu migas telah menjalankan berbagai inisiatif seperti efisiensi energi, pengurangan emisi metana, minimalisasi flare gas menuju zero flaring, hingga pengembangan carbon capture, utilization, and storage (CCUS).

Sejumlah proyek, termasuk Ubadari di Tangguh dan Abadi Masela, telah menunjukkan progres signifikan.

Ia menambahkan, Indonesia memiliki potensi penyimpanan karbon yang besar dan didukung regulasi kuat. SKK Migas juga menerbitkan Pedoman Tata Kerja sebagai acuan proyek CCS dan CCUS agar berjalan aman, akuntabel, dan efisien.

“Namun untuk mewujudkan proyek CCS/CCUS yang nyata masih diperlukan kolaborasi yang kuat antar semua pemangku kepentingan,” tutup Djoko.