Peziarah Makam Sunan Gunung Jati Cirebon Diduga Dipaksa Bersedekah dan Dibuntuti Banyak Pengemis

7 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Viral sebuah video di media sosial memperlihatkan suasana kawasan wisata religi Makam Sunan Gunung Jati. Konten dalam video tersebut  memperlihatkan sekelompok pria meminta uang kepada orang-orang yang berziarah. Aksi sejumlah pria diduga penjaga kompleks Makam Sunan Gunung Jati, Cirebon memaksa peziarah bersedekah menuai kecaman pengguna media sosial.

Video tersebut dibagikan akun TikTok @iannn_aldert pada Sabtu, 16 November 2024 lalu. Dalam video berdurasi 22 detik tersebut terlihat, para penjaga makam mengadang para peziarah di pintu masuk Makam Sunan Gunung Jati.

Beberapa oknum penjaga makam itu terdengar menyebut nominal ‘seikhlasnya’ ke peziarah. Namun, mereka tidak memperbolehkan peziarah masuk sebelum diberikan uang. Para peziarah yang didominasi ibu-ibu dan lansia terpaksa menyerahkan sejumlah uang agar diperbolehkan masuk.

Namun, hanya berjarak beberapa meter di depan, para peziarah kembali diadang oleh sejumlah pria. Mereka kembali memaksa pengunjung untuk memberikan uang yang disebut sebagai sedekah dan dimasukkan ke sebuah kotak besar sebelum masuk area makam.

"Bener-bener nggak boleh masuk kalau nggak ngasih uang, dan keluarnya pun diminta (uang) lagi,” tulis keterangan unggahan pada Kamis, 21 November 2024. Bukan itu saja, setelah keluar dari makam, para pengunjung langsung dihampiri para pengemis. Mereka akan terus membuntuti pengunjung kalau belum diberi uang dan jumlahnya terlihat cukup banyak.

Video tersebut langsung menyita perhatian warganet. Pada kolom komentar, tidak sedikit yang minta dinas terkait untuk menertibkan para peminta sumbangan di Makam Sunan Gunung Jati. Sampai saat ini belum ada pernyataan resmi dari pemda setempat mengenai pungutan di kawasan wisata tersebut.

Kapok Datang ke Makam

"Nanti giliran ditertibkan pada bilang ‘Kami ini hanya mencari rezeki dari para pengunjung pak’... Alaaaahhh," komentar seorang warganet.

"Tolong lah beratas pengemis di makam sunan gunung jati gw baru pertama kesitu trauma co,” tulis yang lain.

"Kapok datang kesana. Sebelum para preman berkedok pengemis dibasmi,mending gak usah datang, budaya ngemis dipelihara,” kata pengguna yang lain.

"Seikhlasnya tapi dicegat dipaksa, sepersekian meter seikhlasnya nya... akhirnya nya jadi ga ikhlas,” sebut warganet lain.

"Di makam sunan kalijogo,sunan kudus,sunan muria,sunan ampel,syeh jangkung ,sunan tembayat..ndak seoerti itu....pemda cirebon gimana itu," tanya warganet lainnya.

Tak hanya di Cirebon, kasus dugaan pungutan liar (pungli) di sejumlah tempat wisata memang banyak terjadi dan jadi sorotan di media sosial. Situasi itu membuat Sandiag Uno saat masih menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) angkat suara, termasuk soal aksi pungli di kawasan Curug Ciburial, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang juga sempat viral pada Mei 2024.

Mengatasi Masalah Pungli

"Ini tentunya harus ditindak dengan tegas, karena kita sudah berkoordinasi dengan pema setempat dan juga sudah ada kelompok sadar wisata, pokdarwis. Kita juga berharap pemerintah dan pengelola wisata bisa bekerja sama untuk mengatasi masalah pungli ini," kata Sandiaga Uno dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar secara hybrid di Jakarta, Senin, 6 Mei 2024.

"Di kawasan Curug Ciburial ini ada desa wisata yang cukup banyak dikunjungi. Kita ingin tempat-tenpat wisata di Indonesia terbebas dari masalah pungli termasuk di desa wisata bukan hanya di Curug Ciburial dan Pantai Bira saja tapi juga di daerah-daerah dan desa wisata lainnya," lanjutnya.

Pria yang biasa disapa Sandi ini menambahkan, agar para penggerak wisata maupun pemerintah daerah tidak memberikan ruang mauoun mentolerir segala bentuk pungutan liar di tempat-tempat wisata.  Ia khawatir masalah pungli ini bisa berdampak pada minat masyarakat mengunjungi destinasi wisata lokal. 

Tempat Wisata yang Nyaman

Tak hanya merugikan pengunjung, kasus pungli menurut Sandi bisa merugikan pelaku parekraf dalam negeri termasuk pelaku UMKM dan masyarakat setempat.

"Pungli ini jadi salah satu alasan utama para wisatawan enggan datang ke tempat-tempat wisata, karena semua orang ingin berwisata agar mendapatkan pengalaman berkesan dan tempatnya yang indah dan menawan. Kalau ada pungli itu bisa merusak reputasi destinasi wisata itu sendiri," terangnya.

Tak hanya memberikan sanksi kepada pelaku pungli, lanjut Sandi, tapi juga memberikan edukasi kepada para pengelola maupun masyarakat sekitar agar biaa mendatangkan wisatawan yang berkualitas dan tempat wisata yang nyaman. Sandi juga mengungkapkan bahwa putranya, Sulaeman, belakangan ini suka berwisata ke berbagai curug di Sentul tapi tidak pernah bercerita apakah dia terkena pungli juga.

"Saya juga belum tahu apakah Sulaeman dipalak juga pas pergi ke sana. Yang jelas pelaku pungli di Curug Ciburian sudah ditangkap dan meminta maaf. Mudah-mudahan kejadian seperti ini tidak terulang lagi," tuturnya.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |