Liputan6.com, Jakarta - Pernikahan Putri Habibie dan Rafli Albera pada Minggu, 1 Juni 2025 menjadi sorotan publik, terutama karena kentalnya nuansa adat Jawa yang diusung dalam acara tersebut. Acara akad nikah berlangsung di Masjid Baitul Ilmi, Labschool Kebayoran, Jakarta Selatan, dan dihadiri oleh keluarga serta kerabat dekat.
Diketahui dari salah satu unggahan Instagram tamu pernikahan Putri Habibie dan Rafli mereka juga mengadakan acara bubak kawah. "Meledak ga tuh bubak kawah di nikahan Putri dan Rafli. LOL," tulis @macanmachan pada Senin, 2 Juni 2025.
Tampak seorang laki-laki dengan pakaian khas Jawa hendak membawa pikulan yang berisi peralatan memasak. Pikulan ini akan siap menjadi rebutan tamu yang antusias mengincarnya.
Adat istiadat yang cukup unik, lalu apa sebenarnya upacara bubak kawah? Mengutip dari ejurnal Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten, Selasa (3/6/2025) ini merupakan tradisi yang dilakukan saat orang tua melangsungkan pernikahan anak pertama.
Upacara menandai peran baruorang tua sebagai mertua dan merupakan ungkapan syukur serta doa untuk kelancaran rumah tangga anak. Pembagian peralatan dapur di upacara tersebut kepada tamu undangan dipercaya membawa keberuntungan.
Simbolisme Siklus Kehidupan
Upacara Bubak Kawah memiliki makna yang dalam dalam budaya Jawa. Tradisi ini tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga merupakan ungkapan syukur kepada Tuhan atas harapan dan masa depan yang baik. Masyarakat Jawa percaya bahwa pelaksanaan upacara ini dapat memberikan berkah bagi anak yang akan menikah.
Upacara Bubak Kawah kaya yang akan simbolisme yang mencerminkan siklus kehidupan. Meskipun banyak generasi muda yang tidak memahami makna mendalam dari upacara ini, pelaksanaan tradisi ini tetap masih dilakukan oleh sebagian masyarakat sebagai bentuk penghormatan terhadap adat.
Pelaksanaan Bubak Kawah juga memiliki hubungan erat dengan ajaran Agama Hindu. Upacara ini dianggap sebagai realisasi dari ajaran yadnya, yang merupakan persembahan suci atau pengorbanan yang tulus ikhlas kepada Tuhan. Dalam pelaksanaannya, masyarakat menggunakan simbol-simbol dan lambang yang memiliki makna tertentu, seperti sesaji dan prosesi yang penuh makna.
Pernikahan Putri Habibie dan Keterkaitannya dengan Tradisi
Mengutip dari laman FIMELA, bukan hanya upacara adat yang unik, Suvenir pernikahan mereka pun merupakan sayur mayur yang bisa diambil sepuasnya. Suvenir ini sesuai dengan prosesi Putri Habibie yang suka masak.
Pasangan ini juga merayakan momen bahagia mereka dengan merilis single pertama berjudul “Kalau Memang Jodoh,” yang merupakan bagian dari EP bertajuk SAMAWAH. Dari proses hingga berlangsungnya pernikahan, Putri Habibie pun mengenakan busana dengan konsep wastra.
Sebelum menikah, dalam prosesi siraman, Putri Habibie dibalut kain jumputan orange dipadukan ronce melati untuk menutupi bagian atas tubuh. Selesai siraman, ia tampil dengan kebaya putih dipadukan rok batik ruffle lengkap dengan kerudung lace.
Sementara saat akad nikah, Putri tampil mengenakan busana Solo basahan yang terdiri dari dodot dipadukan kebaya hijau, lengkap dengan paes, sanggul, serta aksesori tradisional seperti cunduk mentul dan ronce melati.
Sosok Putri Habibie
Jika Anda mengikuti beritanya, Putri Habibie selama ini dikenal dekat dengan dunia kuliner. Ia juga memakai nama keluarga Habibie, siapa sebenarnya sosoknya?
"Aku itu anak dari siapa sih, kok pakai nama Habibie dan dekat. Habibie itu delapan bersaudara. Aku anak dari Habibie yang kelima. BJH (Bacharuddin Jusuf Habibie) itu anak keempat, sedangkan kakekku, Junus Effendi Habibie anak yang kelima," ujar perempuan bernama lengkap RA Marini Putri Ayu Habibie.
BJ Habibie dan Junus Effendi Habibie, lanjut Putri, disebut sebagai 'Habibie otak' dan 'Habibie otot.' Habibie dikenal sebagai sosok yang sangat cerdas, sedangkan kakeknya sosok yang tegas dan keras karena berasal dari militer.
"Mereka itu seperti kembar karena sering main bareng. Keluarga Habibie itu sangat besar dan sangat dekat. Kalau ada yang bilang, kok, cucunya banyak banget? Ya, karena keluarga Habibie itu sangat dekat hingga nggak ada batas. Ini cucu saya, ini bukan cucu saya. Nggak ada kayak gitu, bahkan, anak-anak Indonesia pun disebut sebagai cucunya," jelas Putri.