Liputan6.com, Jakarta - Masa mudah tak datang dua kali, karenanya banyak yang menilai momentum tersebut kesempatan untuk meraih cita-cita setinggi-tingginya. Di era persaingan global, bahkan mengasah jiwa enterpreneurship atau kewirausahaan bahkan kini sudah dikenalkan sejak masa sekolah menengah.
Seperti yang dilakukan oleh Starbucks lewat Starbucks Creative Youth Enterpreneurship Program (SCYEP). Lewat Regional Student Company Competition (RSCC), sebagai acara puncak SCYEP diumukan para pemenangnya.
Dilaksanakan untuk merayakan bulan kebaikan global 2025, sebanyak 150 partner terlibat sebagai sukarelawan untuk memberikan pendampingan kepada siswa dan siswi sekolah dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka diajarkan merintis dan mengembangkan perusahaan siswa atau student company dalam program tersebut.
"Terhitung sejak program ini diluncurkan pada bulan September 2024, paertner kami telah berkontribusi 700 jam dalam memberikan pendampingan kepada siswa-siswa ini," ungkap Senior Manager Corporate Public Relation PT. Sari Coffee Indonesia, Avolia Raharjanti, saat pengumuman pemenang program tersebut, di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Rabu, 16 April 2025.
Ia mengungkapkan bahwa pihaknya juga bermitra dengan organisasi nirlaba Prestasi Junior Indonesia (PJI). Tujuan SCYEP sendiri, menurut Avolia adalah untuk memberdayakan siswa sekolah menengah menjawab kebutuhan dan tantangan masyarakat sambil mengajarkan keterampilan praktis untuk mulai mengelola bisnis, keuangan, mengembangkan produk hingga layanan dan memasarkan usaha mereka.
"Tahun ini, program melibatkan 275 siswa-siswi dari 10 SMA atau sederajat di 9 kota di Jakarta, Bogor, Bekasi, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan Jayapura," terang Abolia lagi.
Membangun Semangat Kewirausahaan
Sebanyak dua tim telah dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk ide produk, strategi pemasaran, keuangan, dan potensi pengembangan. Mengenai kontribusinya untuk kompetisi ini, Ketua Dewan Pengurus Prestasi Junior Indonesia, Pribadi Setiyanto mengatakan bahwa ia percaya semangat kewirausahaan di kalangan generasi muda bisa tumbuh dengan pembelajaran langsung dan pengalaman nyata.
"Program ini menjadi ruang bagi para siswa untuk menggali potensi, membangun kreativitas, dan mengasah keterampilan bisnis yang relevan dengan dunia kerja masa depan," ungkapnya di kesempatan yang sama. Ia mengaku bangga melihat transformasi para peserta menjadi pengusaha muda yang percaya diri, inovatif, dan siap memberikan kontribusi positif bagi komunitasnya.
Dalam daftar peserta, yang kemudian diseleksi menjadi 15 finalis terdapat berbagai ide bisnis menarik. Mereka membuat produk yang terkait dengan sustainability atau keberlanjutan.
Seperti tim Bentala dari SMAN 5 Surabaya yang membuat Segara Tumbler, botol minuman pintar yang dapat membantu pengguna memantau asupan cairannya. Botol ini dilengkapi dengan fitur pengingat minum air untuk mencegah dehidrasi pada pengguna.
Karya Para Finalis
Selain itu ada tim Lituhayu dari SMA 3 Yogyakarta yang membuat produk Jahtiva, yaitu sampo dari ampas jahe dan Vishala yang merupakan sampo dari ampas kopi. Produk ini adalah sampo ramah lingkungan yang baik digunakan oleh orang yang terkena penyakit autoimun seperti dermatitis, psoriasis, dan eksim.
Tak kalah unik, ada tim Meliora dari SMA YPPK Taruna Bakti Jaya Pura yang membuat Wally, tas tumbler multifungsi yang menggabungkan desain stylist dan keberlanjutan. Tas ini dibuat dari bahan kulit kayu dan benang wol, untuk mendukung gaya hidup ramah lingkungan dan memberdayakan pengrajin lokal.
Selanjutnya ada tim Prasistha dari SMA 3 Denpasar yang membuat Prisco Crayon, produk pewarna oil pastel yang berbahan dasar minyak jelantah. Produk ini menghasilkan 12 warna yang dilengkapi dengan kertas berisi benih tanaman yang bisa diwarnai lalu ditanam sebagai media edukasi positif di waktu luang.
Ciptakan Produk Berkelanjutan
Selain itu ada tim Cadencopa dati SMAN 4 Semarang yang membuat Willbee, produk kemasan wrap pengganti penggunaan plastik wrap. Bahannya terbuat dari kain katun yang dilapisi oleh rosin, minyak jojoba, dan lilin lebah.
Selanjutnya ada tim Leaf Trofis dari SLBN 02 Jakarta. Tim ini membuat E-Cause, produk busana dengan teknik eco-print. Produk ini memanfaatkan daun, bunga, dan batang tumbuhan, untuk mencetak motif pada kain sehingga tidak menggunakan bahan kimia berbahaya.
Ada pula tim Hedera dari SMAN 16 Bandung yang menciptakan produk Loophies Exfoliate Soap. Sabun ramah lingkungan ini menggabungkan manfaat alami dalam serat oyong kering. Produknya memiliki kandungan kopi bubuk yang berfungsi untuk mengangkat sel kulit mati secara maksimal dan membantu menjadikan kulit halus, bersih dan segar.
Kemudian ada tim Lumilux dari SMAN 1 Bogor yang menciptakan produk Lumilux Serenity Lamp. Lampu tidur ini memiliki spektrum cahaya menyerupai cahaya alami matahari terbenam untuk membantu tidur lebih lelap. Lampu juga menambahkan fitur wireless menggunakan bluetooth untuk memutar brainwave sound yang bisa membantu kualitas tidur.