Liputan6.com, Jakarta - Turkmenistan yang dikenal sebagai salah satu negara paling tertutup di dunia, baru-baru ini mengumumkan kebijakan visa yang lebih mempermudah akses bagi wisatawan asing. Negara di Asia Tengah ini ingin meningkatkan pariwisata dan memperkuat hubungan perdagangan regional.
Mengutip dari Independent.co.uk, Sabtu, 26 April 2025, negara ini telah mengadopsi undang-undang baru yang memungkinkan penerbitan visa elektronik. Perubahan ini menghapus persyaratan yang selama ini dianggap menyulitkan, yaitu surat dukungan visa, yang sebelumnya wajib bagi semua pengunjung asing.
Sejak merdeka usai runtuhnya Uni Soviet pada 1991, Turkmenistan dikenal dengan kebijakan imigrasi yang ketat. Selama bertahun-tahun, calon pengunjung harus melalui proses yang rumit dan sering kali tidak transparan untuk mendapatkan visa.
Dengan undang-undang baru ini, warga negara asing kini dapat mengisi formulir daring yang disederhanakan, menjadikan perjalanan bisnis lebih lancar dan membuka peluang baru bagi pariwisata asing. Presiden Turkmenistan Serdar Berdymukhamedov berperan penting dalam menentukan jenis visa elektronik yang akan tersedia.
Keputusan ini juga mencakup mekanisme penerbitan dan durasi masa berlaku visa tersebut, sebagaimana dilaporkan oleh surat kabar pemerintah, Neutral Turkmenistan. Langkah ini tidak hanya mencerminkan perubahan dalam kebijakan imigrasi, tetapi juga menunjukkan keinginan Turkmenistan untuk lebih terlibat dalam jaringan perdagangan regional yang lebih luas.
Pada Maret 2025, negara ini mulai mengimplementasikan kesepakatan pertukaran gas yang telah lama dinegosiasikan dengan Turki. Kesepakatan ini menandai langkah signifikan dalam kerja sama energi antara kedua negara dan pertama kalinya Ashgabat mengirimkan gas ke arah barat melalui rute yang melewati Rusia.
Objek Wisata Terkenal Turkmenistan
Turkmenistan sangat bergantung pada cadangan gas alamnya yang besar untuk pendapatan negara. Kini, negara yang beribu kota di Ashgabat itu menunjukkan keterbukaan untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan negara-negara tetangga dan mitra dagang potensial.
Dengan perubahan kebijakan visa ini, negara tersebut berharap dapat menarik lebih banyak wisatawan untuk mengunjungi berbagai atraksi uniknya. Salah satu objek wisata paling terkenal di Turkmenistan adalah kawah gas alam yang menyala-nyala, dikenal secara luas sebagai Gerbang Neraka.
Kawah ini terletak sekitar 260 kilometer di utara ibu kota, Ashgabat, dan telah menjadi daya tarik bagi sejumlah kecil wisatawan yang berani mengunjungi negara tersebut. Menurut situs berita Turkmen Turkmenportal, kawah ini terbentuk akibat keruntuhan pengeboran gas pada 1971 dan telah terbakar sejak saat itu.
Kawah berdiameter sekitar 60 meter dan kedalaman 20 meter ini awalnya dibakar oleh ahli geologi. Tindakan untuk mencegah penyebaran gas lebih lanjut, dengan harapan gas akan habis dalam beberapa minggu.
Destinasi Bekas Uni Soviet yang Unik
Namun, kebakaran spektakuler yang tidak diinginkan ini terus berlanjut hingga saat ini dan menjadi simbol dari daya tarik unik Turkmenistan. Bahkan pada 2019, televisi pemerintah menayangkan Presiden Gurbanguly Berdymukhamedov mengemudi di sekitar kawah dengan truk off-road, menyoroti pentingnya situs ini sebagai salah satu ikon negara.
Mengutip dari Forbes, Sabtu, 26 April 2025, Turkmenistan sering kali menjadi tujuan utama mereka karena rezim menjadikannya salah satu negara tersulit bagi wisatawan untuk dimasuki, setara dengan Korea Utara, Eritrea, dan zona konflik yang terus-menerus.
Bagi Anda yang belum tahu, negara ini adalah bekas republik Soviet yang memperoleh kemerdekaannya pada awal 1990-an setelah disintegrasi Uni Soviet. Setelah lepas dari Rusia, rezim pascakomunis yang konservatif sebagian besar menutup Turkmenistan dari dan ke dunia luar.
Meskipun semakin mudah untuk dikunjungi, pariwisata tetap menjadi prioritas rendah. Setiap orang memerlukan visa dan visa tersebut agak sulit diperoleh. Dulu bahkan calon wisatawan perlu bergabung dengan semacam kelompok untuk mendapatkan visa tersebut.
Negara Paling Jarang Dikunjungi
Hal ini menjadikan Turkmenistan sebagai salah satu negara yang paling jarang dikunjungi di dunia — kurang dari 15.000 wisatawan per tahun adalah perkiraan yang biasa. Alasan lain mengapa Turkmenistan menjadi tujuan wisata geografis bagi banyak kolektor stempel paspor.
Turkmenistan sering digambarkan sebagai tempat yang aneh, misterius, ganjil, atau tidak biasa. Keunikannya bahkan membuat negara ini disebut tidak ada yang menyamakannya di planet ini. Turkmenistan juga digambarkan sebagai salah satu negara eksotis di Asia Tengah.
Ibu kotanya, Ashgabat, dijuluki sebagai "Kota Putih" karena begitu banyak bangunan yang dilapisi marmer putih. Kota ini juga terkenal dengan banyak patung emas dan monumen kolosalnya. Sebagian besar mobil, truk, dan bus juga berwarna putih.
Arsitekturnya juga tampak kali luar biasa. Bangunan-bangunan unik di Ashgabat berkisar dari bianglala dalam ruangan terbesar di dunia dan Istana Pernikahan yang diatapi bola emas besar, hingga gedung pencakar langit Kementerian Minyak & Gas yang berbentuk seperti korek api raksasa dan hotel yang menyerupai setrika pakaian terbalik yang sangat besar.