Liputan6.com, Jakarta - Hujan badai mewarnai hari peresmian pembukaan Art Jakarta Gardens 2025 yang kembali digelar di Hutan Kota by Plataran. Sebagian tamu yang hadir basah kuyup karena aliran air yang deras tidak langsung masuk ke drainase, sebagian lagi tertahan situasi jalan yang macet karena genangan.
Acara pembukaan yang dijadwalkan dimulai pukul 15.00 WIB akhirnya mundur hingga mendekati pukul 16.00 WIB. Di bawah langit yang masih muram, area pameran, terutama yang di luar ruang mulai dikerumuni para pengunjung yang mayoritas merupakan undangan. Wajah mereka rata-rata terlihat antusias melihat karya para seniman, baik lokal maupun asing, yang seringkali nyeni dan nyentrik.
Berlangsung mulai Selasa (22/4/2025), acara pameran seni yang berfokus pada karya patung atau instalasi luar ruang itu akan terus digelar hingga Minggu, 27 April 2025. Direktur Pameran Art Jakarta Gardens 2025, Tom Tandio menyebutkan ada 25 galeri yang seluruhnya berbasis di Indonesia, terutama Jakarta, Semarang, Yogyakarta, dan Bandung, yang ikut berpartisipasi.
Di luar itu, sejumlah lead partner juga terlibat dengan menghadirkan instalasi atau karya seniman terkenal Indonesia lewat sistem commission. Misalnya, Bibit yang menggandeng Abenk Alter menghadirkan Flower For The Future atau Treasury yang menggandeng Arkiv Vilmansyah menghadirkan patung berjudul Golden Age.
"Dengan konsep Sculpture Garden sebagai elemen utama, kami menghadirkan eksplorasi bentuk dan material dan pendekatan artistik yang ditampilkan di ruang terbuka," kata Tom. Konsep pameran yang digelar sejak 2022 itu, kata dia, memberi kesempatan pada karya seni untuk dapat diapresiasi oleh masyarakat luas.
Proyek 'Kecelakaan' yang Jadi Keterusan
Yozua Makes, CEO dan pendiri Plataran Group, menyebut pameran seni tersebut sebagai proyek 'kecelakaan'. Ide muncul karena ruang kreasi terbatas karena situasi pandemi COVID-19 yang belum juga reda. Walau semua mengarah pada digital, kenyataannya manusia tetap butuh interaksi langsung dengan karya.
"Pada waktu Art Jakarta bertemu kami di tahun 2022, diskusinya sangat pendek, kita sangat menemukan kesamaan, sehingga kita bisa mengadakan yang pertama kali Art Jakarta Gardens," kata Yozua.
"Setahu saya, di Indonesia ini satu-satunya, dan walaupun ada yang terbaik, ini juga salah satu yang terbaik di ASEAN," imbuhnya. "Jadi, Indonesia sudah menunjukkan posisinya sebagai one of the center for art."
Faktanya, proyek kecelakaan itu terus berlanjut, bahkan jadi pelengkap bagi art fair utama, yakni ART Jakarta. Ia menyebut bahwa hasil penjualan di pameran seni tersebut baik meski angkanya tidak dipublikasikan secara transparan. Hal itu mengindikasikan bahwa semakin banyak orang Indonesia yang bisa mengapresiasi karya para seniman, terlebih anak-anak muda yang semakin tertarik menjadi kolektor.
Tempat Healing dari Kondisi Dunia yang Gonjang-ganjing
Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf) Irene Umar tak kalah antusiasnya. Ia menyebut kehadiran pameran seni merupakan salah satu medium healing bagi setiap individu yang sedang mencoba bertahan di tengah situasi dunia yang sedang tidak baik-baik saja.
"Kondisi ekonomi dunia sedang gonjang-ganjing. Kondisi mental wellness orang di seluruh dunia juga sedang gonjang-ganjing. Salah satu healing-nya adalah lewat art," katanya.
Ia juga menyatakan pameran seni bisa membawa secercah harapan untuk kemanusiaan karena karya yang dihasilkan berasal dari hati. Para seniman Indonesia, khususnya, bisa membantu orang-orang yang tidak pandai di bidang seni, mengekspresikan isi hati banyak orang lewat karyanya.
"Makanya, kadang-kadang kita melihat art yang suka connect, kam, tapi kalau sedang gambar sendiri, tidak bisa," ujarnya.
Ia pun menitipkan harap bahwa pameran seni bisa menggerakkan roda dunia dan roda ekonomi dunia. Di samping menjadi ajang untuk memperkenalkan artis-artis Indonesia kepada audiens yang lebih internasional, sekaligus mendapatkan manfaat ekonomi dari karya kreatif tersebut.
"Kalau kita ngomongin roda perputaran (ekonomi), karena transaksi art itu sesuatu yang confidential, jadi kita juga tidak bisa membicarakan art tersebut, dan angka-angka yang ada bermunculan, kita sedang selaraskan," imbuhnya.
Karya Seni dan Para Penampil di Art Jakarta Gardens 2025
The Sculpture Garden, sorotan utama art fair ini, memamerkan karya-karya dengan beragam eksplorasi bentuk, bahan, dan pendekatan tematik dalam seni patung hari ini, di antaranya 'Sit on the Bench' karya King Saladeen (MoT), 'Emotional Safeguard' karya Agugn dan Sekar Puti (Srisasanti Gallery), 'Ayam Jantan (Rooster)' karya Yunizar (Gajah Gallery), 'Keep Rolling!' karya Iwan Suastika (D Gallerie), 'Muscle, Mud, and Blood #1' by Dzikra A.N., dan 'Terbanglah Bunda' karya Yani Mariani (Kendys Sankhara).
Hari pertama Art Jakarta Gardens dibuka khusus untuk tamu VIP, sedangkan masyarakat umum dipersilakan berkunjung mulai Rabu, 23 April 2025. Harga tiketnya Rp175 ribu per orang.
Tak hanya bisa menikmati karya perupa, pengunjung juga bisa menikmati sajian musik dan seni pertunjukan Bakti Budaya Djarum Foundation yang berkolaborasi dengan RURUradio. Musisi yang akan tampil di antaranya FLOAT, Sal Priadi, Reda Gaudiamo, dan R E M (Rien Djamain, Ermy Kulit, dan Margie Segers), sedangkan panggung karya performans menampilkan Prehistoric Body Theater, lewat 'A Song for Sangiran 17' yang menjelajahi keterhubungan antara warisan peninggalan purba dan praktik ketubuhan kontemporer.
Tom selaku penyelenggara pun tak berpuas diri. Inovasi bahkan sudah disiapkan untuk penyelenggaraan tahun depan. "Pada awal tahun depan, kami akan meluncurkan art fair ketiga kami, yaitu adalah Art Jakarta Papers. Platform baru yang secara khusus didedikasikan untuk karya-karya dengan medium kertas," katanya.