Parade Seabad KRL dari Masa ke Masa, Joko Kendil hingga JALITA Jadi Obat Kangen Warga Jabodetabek

5 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Tanpa terasa layanan kereta rel listrik (KRL) di Indonesia sudah berjalan 100 tahun. Rute Tanjungpriok - Meester Cornelis (Jatinegara) yang dioperasikan oleh perusahaan kereta api milik pemerintah Hindia Belanda, Staats Spoorwegen (SS) menjadi cikal bakal layanan yang kini termasuk salah satu layanan yang paling banyak digunakan masyarakat.

Seiring waktu, rute yang dibuka berkembang luas. Layanan pun tidak hanya terkonsentrasi di Jabodetabek dengan Commuter Line Jabodetabek, tetapi juga Commuter Line Yogyakarta-Palur, KA Prambanan Ekspres di Yogyakarta, serta KA lokal di wilayah Bandung dan Surabaya. Layanan KRL di Jabodetabek kini juga terintegrasi dengan moda transportasi sejenis, seperti LRT Jabodebek, LRT dan MRT Jakarta, bahkan hingga layanan Kereta Cepat.

Mengenang kembali perjalanan seabad KRL, KAI Commuter menggelar perayaan bertema '100 Years of KRL: The Everlasting Urban Transport' atau 'KRL Angkutan Perkotaan Nyang Kagak Ade Matinye' di Stasiun Jakarta Kota. Agendanya meliputi parade perjalanan KRL yang pernah dan akan beroperasi di wilayah Jabodetabek. 

Salah satu yang menarik perhatian adalah KRL livery JALITA, akronim dari Jalan-jalan Lintas Jakarta. KRL itu menggunakan seri Tokyu 8500 yang pertama kali dibeli KAI Commuter pada 2009 dan langsung menjadi ikon perusahaan saat itu.

"KAI Commuter menghadirkan perjalanan lokomotif listrik ESS 3200 dan perjalanan Commuter Line Jabodetabek dengan livery vintage, yaitu livery JALITA," kata Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Selasa, 22 April 2025.

Lokomotif listrik ESS 3200, dikenal juga sebagai lokomotif Bon-Bon itu digandeng dengan kereta Joko Kendil yang dahulu pernah melayani masyarakat di jalur Tanjungpriok - Meester Cornelis. Kereta tersebut menarik perhatian lantaran warnanya yang hijau stabilo.

Siap Operasikan Gerbong KRL Baru hingga KMT Edisi Terbatas

Memeriahkan acara, KAI Commuter juga menghadirkan berbagai KRL tipe terbaru yang akan dioperasikan di wilayah Jabodetabek, mulai dari KRL baru produksi CRRS hingga KRL baru produksi PT INKA (persero). Rinciannya terdiri dari 16 rangkaian Commuter Line baru dan dua rangkaian retrofit yang diproduksi PT INKA (persero), serta 11 rangkaian KRL impor dari CRRC Sifeng, China.

"Kehadiran sarana KRL baru ini merupakan salah satu bukti dari perkembangan KRL yang menjelma sebagai transportasi andalan masyarakat," tambah Asdo.

KAI Commuter juga mengeluarkan Kartu Multi Trip (KMT) tematik 100 Tahun Operasional KRL yang bisa dibeli oleh pengguna Commuter Line dan masyarakat sebagai kartu pembayaran tiket Commuter Line dan pembayaran transaksi lainnya di tenant-tenant yang sudah bekerja sama dengan KAI Commuter.

"KAI Commuter juga terus berkomitmen untuk selalu meningkatkan layanan kepada para penggunanya agar Commuter Line menjadi transportasi yang turut menggerakkan kemajuan perekonomian, serta angkutan perkotaan yang efisien, ramah lingkungan, bebas macet, dan terjangkau," ujar Asdo.

Tren Positif Jumlah Pengguna KRL

Sementara itu, Vice President Public Relations KAI Anne Purba menyebut Commuter Line kini telah menjadi urat nadi mobilitas masyarakat di wilayah metropolitan dan aglomerasi. "Layanan ini memperkuat konektivitas antarkota serta mendukung terwujudnya kawasan perkotaan yang terintegrasi dan berorientasi lingkungan,” ujar Anne.

Sepanjang 2024, Commuter Line mencatat 374,49 juta pengguna, meningkat 12,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Tren positif ini berlanjut pada kuartal I 2025, dengan 93,77 juta pelanggan. Tak hanya di Jabodetabek, peningkatan jumlah penumpang juga tercatat di wilayah Yogyakarta (naik dari 6,45 juta menjadi 7,97 juta), Bandung Raya (dari 14,72 juta menjadi 16,16 juta), dan Surabaya (dari 13,36 juta menjadi 14,73 juta).

Secara keseluruhan, seluruh layanan KAI Group termasuk KRL, LRT, KA Bandara, KA Printis Makassar-Parepare dan Whoosh telah melayani 115,4 juta pelanggan selama Januari hingga Maret 2025. Angka ini meningkat 8,21 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menunjukkan bahwa transportasi berbasis rel semakin menjadi pilihan utama masyarakat untuk mobilitas harian maupun antarkota.

Hoaks e-Money Tak Bisa Lagi Dipakai Bayar KRL

Pada hari yang sama, beredar kabar di media sosial bahwa KRL tidak bisa menerima pembayaran menggunakan e-Money milik Bank Mandiri. KAI Commuter menyampaikan bahwa unggahan di media sosial dan broadcast message yang ramai tersebut adalah berita bohong atau hoaks.

"Informasi tersebut merupakan informasi yang tidak benar dan KAI Commuter tidak pernah mengeluarkan informasi tersebut," kata VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus dalam keterangan tertulis, dikutip dari kanal Bisnis Liputan6.com. Saat ini, Kartu Bank Elektronik E-Money Mandiri tetap masih bisa digunakan untuk membayar tiket Commuter Line.

Terkait informasi hoaks yang sudah beredar luas, KAI Commuter mengimbau masyarakat untuk jeli dan tidak menyebarkan berita yang belum dapat dikonfirmasi kebenarannya. Informasi yang akurat hanya disampaikan secara resmi oleh manajemen KAI Commuter melalui akun resmi perusahaan @commuterline atau informasi langsung yang diberikan pejabat berwenang di KAI Commuter kepada media massa.

Sebelumnya, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter menyatakan akan mengimplementasikan QRIS Tap secara menyeluruh di Stasiun KRL Commuter Line Jabodetabek, Stasiun KRL Commuter Line Yogyakarta-Palur, dan Stasiun hybrid Commuter Line Prameks dilaksanakan pada pekan pertama September 2025. Itu memungkinkan pengguna bertransaksi dengan memindai QR Code melalui ponsel berfitur Near Field Communication (NFC).

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |