Nasib Warung Mbok Yem di Puncak Gunung Lawu Sepeningal Pemiliknya

4 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Kepergian Wakiyem, atau yang lebih dikenal sebagai Mbok Yem, meninggalkan duka tidak hanya bagi keluarga dan kerabat, namun juga pendaki yang pernah mampir ke warungnya di puncak Gunung Lawu. Ucapan selamat jalan telah berbondong-bondong dihaturkan di media sosial.

Di samping itu, beberapa di antara warganet bertanya-tanya nasib Warung Mbok Yem sepeninggal pemiliknya. Menjawab itu, seorang pemandu lokal, sekaligus porter Gunung Lawu, Esa, mengatakan melalui pesan pada Lifestyle Liputan6.com, Minggu, 27 April 2025, "Warung akan diteruskan."

Ia menyambung, "Kemarin waktu ke rumah Mbok Yem, anaknya sempat bilang sedikit, 'Mau diteruskan sama adiknya,' tapi itu belum jelas." Esa juga menyinggung kabar Warung Mbok Yem dijual ke orang lain, menyebut, "Belum pasti (dijual). Yang jelas katanya nanti masih ada yang mau meneruskan (bisnis Warung Mbok Yem)."

Esa berkata, ia berencana melihat langsung Warung Mbok Yem saat mendaki awal Mei 2025. "Selama Mbok Yem sakit sampai meninggal, warung tetap buka," sebut dia. "Kami, teman-teman pendaki, berharap Warung Mbok Yem tetap buka karena di mana lagi makan pecel di (warung) tertinggi di Indonesia."

Sebelumnya, melalui siaran langsung TikTok, Rabu sore, 23 April 2024, Esa menjelaskan bahwa Mbok Yem meninggal dunia di usia 82 tahun sekitar pukul 16.00 WIB. "Karena sakit pneumonia, penyakit infeksi/radang paru-paru karena bakteri atau jamur," ujarnya pada penonton TikTok Live via akunnya @akuesa.

Sudah Dimakamkan

Esa kemudian melayat ke rumah duka yang berlokasi di Magetan, Jawa Timur, tanpa merinci alamat detailnya. Ia kemudian membagikan informasi terbaru tentang perjalana takziahnya.

"Mbok Yem sudah dimakamkan di dekat rumahnya, Rabu, 23 April 2025 sekitar pukul 19.00 WIB," terang Esa pada Lifestyle Liputan6.com, Kamis, 24 April 2025. Ia menambahkan, mendiang Mbok Yem dimakamkan di TPU Dusun Dagung, Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Magetan.

Esa juga sempat membagikan video, Rabu, menulis, "Dunia pendakian sedang berduka." Di rekaman, ia tampak menyalami Mbok Yem, yang disebutnya sebagai pertemuan terakhir mreka. Mbok Yem terlihat duduk di tandu, memakai jaket tebal warna abu-abu.

Sebelumnya, Esa membagikan video Temon, kera peliharaan Mbok Yem. Temon selalu setia menemaninya selama bertahun-tahun dan telah jadi bagian dari keseharian warung tertinggi di Indonesia itu.

Esa menuliskan, Temon sudah dipelihara Mbok Yem selama tujuh tahun terakhir. Ia selalu terlihat sedih setiap kali pemiliknya turun gunung untuk menjalani pengobatan. Kini setelah Mbok Yem tiada, masih belum diketahui nasib Temon selanjutnya.

Ditandu Turun Lebih Awal

Bulan lalu, Mbok Yem turun lebih awal dari Gunung Lawu tahun ini. Pemilik warung tertinggi di Indonesia itu biasanya baru akan meninggalkan lapak berdagangnya menjelang Lebaran. Namun karena sakit, ia telah ditandu turun gunung lebih awal.

"Mbok Yem turun tanggl 4 Maret (2025) pukul 08.00 WIB. Ada lima orang yang membantu dan ada dua orang ikut mengiringi, termasuk anaknya," cerita seorang pemandu lokal, sekaligus porter Gunung Lawu, Esa, melalui pesan pada Lifestyle Liputan6.com, Sabtu, 8 Maret 2025.

Ia menyambung, "Saya sampai Warung Mbok Yem jam 09.00. Saya tanya ke orang yang membantu Mbok Yem, 'Mbok Yem di mana?' katanya dibawa turun. Setelah minum, saya langsung menyusul turun dan bertemu di bawah Pos 2. Akhirnya saya ikut mengiringi ke bawah."

Esa menyebut bahwa ia sudah mengetahui Mbok Yem sakit setidaknya sejak bulan lalu. "Mbok Yem sekarang dirawat di RS Aisyah Ponorogo. Baru besok rencananya saya mau jenguk," ungkapnya.

Warung Mbok Yem di Puncak Gunung Lawu

Kendati ditinggal sang pemilik, Warung Mbok Yem di Gunung Lawu tetap buka. Esa berkata, "Warung tetap buka. Yang jaga di sana yang sering bantu Mbok Yem berjualan setiap harinya, orang Kediri sama Madiun."

Saat itu, Esa sempat mendoakan kesembuhan Mbok Yem. "Semoga Mbok Yem lekas membaik dan bisa beraktivitas seperti sedia kala, karena banyak yang merindukan Mbok Yem kembali ke warungnya yamg termasuk warung tertinggi di Indonesia," tandasnya.

Di tahun-tahun sebelumnya, ditandu turun gunung memang jadi cara Mbok Yem mudik Lebaran. Kanal Jatim Liputan6.com melaporkan, 30 April 2022, karena sudah tua, ia turun gunung hanya setahun sekali, yakni saat Idul Fitri.

Warung Mbok Yem sendiri disebut cukup laris di kalangan pendaki. Warung ini jadi penyelamat lapar ketika para penakluk Lawu itu tidak sempat memasak. Menu andalan di Warung Mbok Yem adalah nasi pecel telur ceplok. Ada juga nasi soto yang siap disantap panas-panas sambil menikmati keindahan Lawu.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |