Liputan6.com, Jakarta - Polisi Imigrasi Thailand menangkap seorang pria Singapura karena diduga membuat ancaman bom palsu di sebuah pesawat di Bandara Internasional Don Mueang, Bangkok. Pria itu ditangkap di terminal penumpang pada Jumat, 22 November 2024.
Melansir The Strait Times, Rabu (27/11/2024), ia juga ditemukan telah tinggal melewati batas masa berlaku visa di Thailand, yakni selama 28 hari, kata polisi. Dalam kronologi, otoritas setempat menjelaskan bahwa seorang pejabat bandara menerima panggilan telepon anonim pada Kamis, 21 November 2024, sekitar pukul 14.47, waktu setempat.
Penelepon mengklaim, ada bahan peledak di pesawat AirAsia yang berangkat ke Hat Yai, Provinsi Songkhla. Penyelidik menemukan bahwa saat itu, penerbangan FD 3114, dengan 162 penumpang dan enam awak, sedang bersiap lepas landas ke Hat Yai.
Pihak bandara segera menghentikan proses lepas landas, mengevakuasi penumpang, dan membawa pesawat kembali ke tempat pendaratan untuk diperiksa. Setelah tidak menemukan benda mencurigakan di pesawat atau di antara penumpang, petugas menghentikan situasi darurat pukul 19.30, waktu setempat.
Insiden tersebut sangat memengaruhi jadwal penerbangan bandara dan perjalanan penumpang, kata seorang pejabat bandara, tanpa merinci berapa penerbangan terdampak. Pada Jumat, 22 November 2024, polisi melacak nomor telepon tersebut dan menemukan bahwa penelepon masih berada di Bandara Don Mueang.
Mereka kemudian menangkap pria bernama Ho di terminal penumpang sekitar pukul 19.00. Tersangka dilaporkan mengakui bahwa ia menelepon karena sedang stres akibat masalah keluarga. Ia dibawa ke kantor polisi Don Mueang untuk didakwa karena telah melewati batas waktu tinggal di negara tersebut.
Ancaman Penjara dan Denda
Polisi mengatakan, pihaknya sedang melakukan penyelidikan dan akan mempertimbangkan mengajukan lebih banyak tuntutan yang sesuai. Tersangka juga dapat dituntut bandara, maskapai penerbangan, dan penumpang yang terdampak atas kerugian yang ditimbulkan, polisi menambahkan.
Penyelidikan lebih lanjut menemukan bahwa Ho telah memasuki Thailand beberapa kali menggunakan kartu Apec dan ia tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya. Atas pelanggaran hukum penerbangan, pria tersebut dapat menghadapi hukuman penjara hingga 15 tahun, atau denda hingga 600 ribu baht (sekitar Rp275 juta), atau keduanya.
Bulan lalu, maskapai Air India mendapat ancaman bom di dua penerbangan berbeda dalam waktu nyaris bersamaan. Meski ancaman bom itu terbukti palsu, kedua penerbangan tetap saja terganggu.
Dalam sebuah pernyataan pada Selasa, 15 Oktober 2024, pihak maskapai menjelaskan ancaman bom pertama menimpa penerbangan Air India bernomor 127 dari New Delhi ke Chicago. Ancaman keamanan itu "diunggah online," memaksa pilot mendaratkan pesawat secara darurat di Iqaluit, kota paling utara Kanada.
Insiden Serupa
Tidak kurang dari 211 penumpang dan awak kabin kemudian dialihkan ke penerbangan lain sebagai "tindakan pencegahan." Mengutip CNN, sebuah pesawat Angkatan Udara Kanada dilaporkan mengangkut para penumpang penerbangan Air India yang terdampak ke Chicago pada hari berikutnya, Rabu, 16 Oktober 2024.
Pada hari yang sama, pesawat Air India Express mengalami insiden serupa. Penerbangan AXB648 sedang dalam perjalanan menuju Singapura dari Kota Madurai di India selatan ketika maskapai tersebut menerima email soal ancaman bom di pesawat tersebut.
Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen, lewat cuitan di X, dulua Twitter, mengatakan bahwa setelah mendapat informasi tersebut, pihaknya mengerahkan dua jet tempur F-15 milik Angkatan Udara untuk mengawal pesawat tersebut menjauh dari daerah padat penduduk sebelum mendarat di Bandara Changi.
Ancaman tersebut mendorong Singapura mengaktifkan sistem pertahanan udara berbasis darat dan pembuangan persenjataan peledak. Penanganan pesawat tersebut diserahkan pada polisi bandara saat kedatangan, kata Ng, seraya menambahkan penyelidikan sedang berlangsung.
Menyasar Sejumlah Maskapai Penerbangan India
Ancaman bom palsu ternyata sudah meresahkan sejumlah maskapai penerbangan India sejak Senin, 14 Oktober 2024. Ancaman yang datang dari email maupun unggahan media sosial itu menimpa tidak hanya penerbangan internasional, tapi juga perjalanan domestik dengan maskapai bertarif rendah.
Pada Senin, 14 Oktober 2024, penerbangan Air India dari Mumbai ke Mew York dialihkan ke Delhi karena peringatan bom palsu. Dua penerbangan yang dioperasikan Indigo dari Mumbai ke Oman dan Arab Saudi juga mengalami penundaan, karena ancaman bom, menurut pihak maskapai berbiaya rendah.
Maskapai penerbangan bertarif rendah SpiceJet juga mengatakan pihaknya menerima ancaman serupa dalam penerbangan ke Mumbai dari Kota Darbhanga di utara pada Selasa, 15 Oktober 2024. "Pesawat mendarat dengan selamat di Bandara Mumbai dan diarahkan ke ruang isolasi sebagai tindakan pencegahan," kata SpiceJet dalam sebuah pernyataan. Mereka menambahkan bahwa setelah pemeriksaan keamanan, penerbangan tersebut diizinkan untuk operasi lebih lanjut.
Meski masih belum jelas apakah ancaman bom tersebut saling berhubungan maupun motif tindakan tersebut, Air India mengatakan ancaman ini tidak dapat diabaikan. "Sebagai operator maskapai penerbangan yang bertanggung jawab, semua ancaman ditanggapi dengan serius," kata maskapai tersebut.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence