Liputan6.com, Jakarta - Kisah seorang mahasiswi di Jepang yang bangun pukul 5 pagi dan menempuh perjalanan pulang pergi naik pesawat selama empat jam untuk kuliah telah menuai pujian. Terlebih, ini dilakukan di tengah kesibukannya berkarier sebagai personel girlband Jepang populer Sakurazaka46
Adalah Yuzuki Nakashima, penyanyi pop Jepang berusia 22 tahun yang telah memperoleh hampir 100 ribu pengikut di media sosial berkat penampilannya yang manis, suara yang menawan, dan kepribadiannya yang energik. Baru-baru ini, ia membagikan vlog yang mendokumentasikan perjalanan hariannya ke kampus, yang dengan cepat menarik perhatian.
Meski tinggal di Tokyo untuk kariernya, kampus Nakashima berada di Fukuoka, sekitar seribu km jauhnya di Jepang barat daya, melansir SCMP, Selasa, 22 April 2025. Di video tersebut, ia mengungkap bahwa kuliah di universitas ini merupakan impiannya sejak sekolah menengah.
Karena jaraknya yang jauh, ia terbang setiap hari untuk pergi ke kelas. Rutinitasnya dimulai pukul 5 pagi saat ia merias wajahnya, lalu berangkat ke Bandara Haneda pukul 6 pagi untuk mengejar penerbangan pertama. Nakashima tiba di Bandara Kitakyushu sekitar pukul 9.30 pagi, lalu naik taksi atau bus ke kampusnya di Fukuoka.
Perjalanan sekali jalan memakan waktu lebih dari dua jam dan menghabiskan biaya lebih dari 15 ribu yen, atau sekitar Rp1,5 juta, setiap hari, membuat perjalanan pulang pergi jadi sekitar Rp3 juta. Untuk memanfaatkan waktunya, Nakashima belajar dan menyelesaikan pekerjaan rumahnya selama perjalanan.
Sempat Dirahasiakan
Nakashima sering belajar sendiri di ruangan yang tenang di kampus, dan teman-temannya tidak memperlakukannya secara berbeda, meski ia berstatus sebagai idola. Setelah kelas, ia terbang kembali ke studionya di Tokyo untuk latihan tari dan vokal yang berlangsung hingga malam.
Ia telah mempertahankan rutinitas yang melelahkan ini selama empat tahun. Sebelum bergabung dengan Sakurazaka46, Nakashima bekerja paruh waktu untuk menabung dan mengejar mimpinya jadi penyanyi. Kini, ia telah menyelesaikan studinya dan menerima gelar diploma.
Nakashima mengatakan bahwa ia merahasiakan kehidupan mahasiswanya agar tetap fokus pada penampilan grupnya, tapi merasa bahwa kelulusan adalah saat yang tepat untuk berbagi "bagian penting dari kehidupan saya." Kini, ia mengaku akan lebih fokus pada penampilan panggung.
Idola itu juga menyemangati orang lain dengan mengatakan, "Jika Anda memiliki mimpi, tidak peduli seberapa sulitnya, jadilah pemberani dan kejarlah. Setiap detik yang Anda habiskan untuk mengejar impian akan jadi salah satu kenangan paling berharga dalam hidup Anda."
Sekolah Setelah Dilanda Gempa
Masih terkait kegigihan siswa di Jepang, tahun lalu, lebih dari 100 murid SMP di Prefektur Ishikiwa harus menempuh jarak lebih dari 100 kilometer untuk bisa kembali bersekolah. Jarak itu kira-kira setara jarak Jakarta menuju Sukabumi. Relokasi sementara ini dilakukan karena fasilitas pendidikan di daerah terdampak gempa dinilai belum optimal.
Orangtua murid disebut memang ingin anaknya relokasi ke tempat yang lebih baik, meski jauh. Kanal Global Liputan6.com mengutip dari Kyodo, Minggu, 21 Januari 2024, para murid pergi meninggalkan keluarganya pada Minggu menuju sekolah sementara. Ada sekitar 140 murid yang berasal dari kota Suzu dan Noto yang pindah.
Semua SMP di Suzu dan Noto sebenarnya dijadwalkan buka pada Senin 22 Januari 2024. Tapi, para orangtua meminta transfer ini untuk memastikan anak-anak mereka bisa belajar dengan fasilitas yang lebih mumpuni. 102 murid yang pindah itu berasal dari Suzu, sementara 40 lainnya dari Noto.
Pada Minggu, sejumlah murid berkumpul di perpustakaan umum untuk bersiap berangkat dengan bus. Para murid mengaku senang bertemu teman-teman mereka, sementara para orangtua cukup emosional dalam melepas anak-anaknya 100 kilometer jauhnya.
Aturan Ketat Sekolah di Jepang
Dari warna pakaian dalam, hingga panjang kaus kaki, sekolah-sekolah di Jepang terkenal memiliki aturan ketat dalam berbusana. Pada 2022, sebuah laporan tentang pelarangan kuncir kuda di sekolah-sekolah Jepang karena dapat "menggairahkan seksual" siswa laki-laki telah memicu percakapan tentang aturan aneh pada siswa perempuan.
VICE World News, seperti dikutip 16 Maret 2022, berbicara pada mantan guru sekolah menengah Motoki Sugiyama tentang topik tersebut. Sugiyama mengungkap, ia pernah diberitahu administrator sekolah bahwa siswa perempuan tidak boleh menata rambut jadi kuncir kuda karena memperlihatkan tengkuk mereka.
"Mereka khawatir anak laki-laki akan melihat anak perempuan, yang mirip dengan alasan di balik penegakan aturan warna pakaian dalam putih saja," kata Sugiyama.
Mantan guru dengan pengalaman mengajar 11 tahun ini, Says mencatat, menjelaskan bahwa tujuan aturan pakaian dalam yang hanya berwarna putih adalah mencegah potongan busana itu terlihat dari balik seragam. "Saya selalu mengkritik aturan ini, tapi karena kurangnya kritik dan itu jadi sangat normal, siswa tidak punya pilihan selain menerimanya," katanya.
Tidak ada statistik nasional tentang berapa banyak sekolah yang masih memberlakukan aturan tanpa kuncir kuda bagi siswa perempuan. Namun, survei tahun 2020 menemukan bahwa sekitar 10 persen sekolah di prefektur selatan Fukuoka melarang gaya rambut tersebut.