Liputan6.com, Jakarta - Produsen jam tangan high-end asal Jepang, Seiko merilis edisi terbatas Seiko 5 Sports Indonesia Exclusive 3rd Limited Edition. Jam tangan ini mengusung desain yang terinspirasi dari Harimau Sumatera, simbol kekayaan fauna Indonesia.
Edisi terbaru ini juga didedikasikan untuk mendukung konservasi alam melalui kerja sama dengan Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC). TWNC yang berlokasi di Lampung merupakan area konservasi pelestarian lingkungan alam, dikelola secara kolaborasi oleh Artha Graha Peduli bersama dengan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu.
Peluncuran ini menggarisbawahi komitmen jangka panjang Seiko untuk Indonesia terutama pada upaya konservasi keanekaragaman hayati Indonesia, khususnya harimau sumatra dan habitat aslinya. Sebelumnya, Seiko telah meluncurkan dua edisi khusus Indonesia; yakni Merah Putih (2022) dan satwa endemik komodo (2023). Edisi terbatas ini juga dirilis sebagai penghormatan kepada dukungan luar biasa yang diberikan oleh komunitas Seiko di Indonesia.
"Melalui kerja sama ini, pelanggan Seiko nantinya tidak hanya mendapatkan jam berkualitas tetapi juga ikut berkontribusi pada usaha konservasi yang vital. Kami berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pelestarian," terang Manager Seiko Indonesia, Kevin Lie dalam peluncuran di sebuah hotel di kawasan Jakarta Pusat, Rabu, 4 Desember 2024.
"Harimau Sumatra yang saat ini terancam punah serta habitat aslinya yang juga butuh perhatian lebih. Mari kita bersama menjaga warisan alam Indonesia untuk generasi mendatang," lanjutnya.
Donasi dari Setiap Penjualan Jam Tangan
Sebagaimana koleksi Seiko 5 Sports khusus dirancang untuk para penggemar olahraga dan petualang di alam bebas, peluncuran edisi yang terinspirasi dari Harimau Sumatra ini bertujuan untuk merayakan petualangan dan keajaiban alam Indonesia. Brand jam tangan itu mengumumkan akan mendonasikan sebagian hasil penjualan jam tangan untuk mendukung konservasi yang dipelopori oleh Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC), yang telah bekerja untuk melindungi habitat alami Harimau Sumatra sejak 1996.
"Kami tentunya mengapresiasi dukungan Seiko yang berkomitmen terhadap keikutsertaan dalam melestarikan Harimau Sumatra dan habitatnya," kata Direktur Tambling Wildlife Nature Conservation, Erick Hartanto dalam kesempatan yang sama.
"Dukungan ini disampaikan melalui penjualan edisi terbatas ini, pihak kami bisa terus membantu memantau aktivitas rehabilitasi dan pelepasliaran Harimau Sumatra serta melaksanakan program konservasi lainnya untuk memastikan kelestarian populasi dan lingkungan habitat alaminya di wilayah konservasi TWNC yang juga bagian dari Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS)," sambungnya.
Ismanto, Kepala Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan menambahkan, kolaborasi berbagai pihak diharapkan dapat meningkatan upaya konservasi pelestarian Harimau Sumatera beserta habitatnya, termasuk kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan yang juga merupakan situs warisan dunia Tropical Rainforest Heritage of Sumatra yang ditetapkan UNESCO sejak 2004.
Menjamin Kelestarian Harimau Sumatera
"Harapannya, kolaborasi seperti ini bisa terus meningkat agar lebih menjamin kelestarian Harimau Sumatera dan habitatnya demi kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang," ujarnya.
Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) merupakan kawasan konservasi yang berada di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Luas hutan konservasi itu 48.153 hektare dan cagar laut seluas 14.089 hektare. Kawasan ini merupakan warisan dunia yang ditetapkan UNESCO dengan keunikan hutan hujan tropis Pulau Sumatera dan merupakan habitat utama satwa khas Sumatera, seperti Harimau Sumatera, Badak Sumatera, dan Gajah Sumatera.
TWNC yang didukung Artha Graha Peduli aktif melakukan kegiatan penanaman pohon, pelepasliaran satwa, rehabilitasi habitat satwa, monitoring satwaliar, patroli kawasan, meningkatkan kualitas pendidikan, pemberantasan penyakit endemik, sosialisasi hidup bersih dan sehat serta pemberdayaan masyarakat dalam hal ketahanan pangan dan ekowisata.
Dalam cerita terpisah, seekor harimau Sumatera betina koleksi Medan Zoo bernama Si Manis mati pada Jumat, 20 September 2024, sekitar pukul 16.30 WIB. Si Manis merupakan spesies kucing besar dari genus Panthera yang memiliki ciri loreng khas pada bulunya.
Harimau Sumatera di Medan
Satwa langka itu mati karena penyakit yang dideritanya. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Utara yang melakukan nekropsi menyatakan terlihat penyakit pada hati, jantung, dan ginjal Si Manis.
"Cukup parah, terjadi benjolan berisi cairan pada hatinya. Jantungnya juga mengalami penebalan, dan begitu juga pada ginjal," kata drh Muhammad Syah petugas kesehatan hewan Medan Zoo, di Medan, Minggu, 29 September 2024, mengutip Antara.
Harimau Sumatra betina berusia sekitar 23 tahun ini pertama kali masuk Medan Zoo bersama Anggi, Harimau Sumatera berjenis kelamin jantan pada 2005. Kematian Si Manis membuat jumlah Harimau Sumatera di Medan Zoo tinggal tujuh ekor saja. Kebun binatang itu kehilangan lima ekor harimau karena mati, yakni tiga ekor harimau Sumatra bernama Erha pada 3 November 2023, Nurhaliza pada 31 Desember 2023, dan Bintang Sorik berusia 13 tahun pada 13 Februari 2024.
Kemudian, dua ekor harimau Benggala bernama Avatar pada 3 Desember 2023 dan Wesa yang berusia sekitar 19 tahun pada 22 Januari 2024. "Hasil nekropsi ada penumpukan lemak pada pembungkus jantung dan beberapa organ lain. Usia di atas 20 tahun, termasuk kategori tua untuk harimau Sumatera," terangnya.